Jangan Lakukan! Ini Bahaya Ngomongin Wanita Lain di Depan Suami

“Suamiku mengigau Mbak, dia sebut nama temanku sambil pegang burungnya.”

Ungkap klien saya lewat telepon. Saya cukup kaget mendengar ungkapan klien tersebut. Jadi, sebelumnya klien bercerita lewat DM Instagram. Beliau mengatakan, “ada hal yang aneh dalam diri suami saya Mbak!”

“Jadi, saya butuh ngobrol langsung dengan Mbak Meida, apakah diijinkan?”

Tanya klien.

Tentu saja ijinkan buk! Saya berikan beliau kesempatan untuk mengikuti Konseling Lewat Telepon. Jadi, bagi klien yang ingin mendapatkan solusi cepat, biasanya saya berikan kesempatan untuk mengikuti konseling.

Konseling dengan saya bisa dilakukan jarak jauh, tidak harus datang ke kantor saya di Kudus, Jawa Tengah. Karena bagi orang sibuk seperti Anda mungkin akan lebih efisien jika konseling dilakukan jarak jauh bisa melalui telepon, video call maupun chat WhatsApp.

Apalagi kalau rumah ibu jauh ya, di Kalimantan misalnya. Untuk datang ke Kudus, Jawa Tengah tentu akan sangat memakan waktu, biaya dan tenaga.

Jadi, itulah kenapa ada alternatif konseling jarak jauh dan hasil dari ikhtiar melalui konseling inipun sama baiknya, sama efektifnya ketika ibu konseling langsung di kantor saya.

Kadang ada klien saya yang ragu, “gak ah Mbak! Maunya bertemu langsung biar afdhol.”

Konseling jarak jauh pun inshallah sama afdholnya buk, karena saya pasti menyiapkan waktu khusus bagi ibu. Biasanya saya menyediakan waktu kurang lebih 45 menit dengan tahapan pertama konseling adalah penyampaian masalah.

Ibu boleh menceritakan masalahnya secara detail kemudian saya akan mendengarkan. Setelah memahami alur dari masalah ibu dan mengetahui hasil akhir dari konseling ini, maka selanjutnya saya akan berikan solusi berupa treatment yang harus ibu kerjakan.

Treatment ini perlu ibu kerjakan selama kurun waktu tertentu tergantung jenis treatment yang saya berikan. Treatment yang ibu kerjakan bisa berjalan selama 2-3 minggu. Kemudian setelah ibu menjalankan treatment, kita akan adakan sesi evaluasi.

Kita akan bertemu kembali melalui chat WhatsApp, ibu bisa menceritakan detail bagaimana perkembangan dari solusi yang saya berikan melalui treatment. Apakah ada yang perlu dikurangi atau ditambahi? Nah itu masuk ke sesi evaluasi.

Sehingga inshallah konseling telepon, chat WhatsApp maupun video call akan berjalan optimal karena kita lakukan bertahap, pelan dan pasti.

Nah bagi ibu yang tertarik mengikuti konseling dengan saya baik melalui telepon, chat WhatsApp maupun video call, silakan jangan sungkan hubungi saya di nomor +62 858-8888-4232 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Konseling dengan Mbak Meida <<

Nah, kembali lagi pada kasus klien saya tadi buk! Jadi, klien saya yang mengikuti konseling telepon ini, sekarang masih dalam tahap menjalankan treatment yang saya berikan.

Saya lanjutkan dulu ya ceritanya, karena saya yakin ibu pasti penasaran. Jadi, pada suatu malam ketika klien sedang tidur berdampingan dengan suaminya, suaminya ini mengigau buk!

Suaminya memegang burungnya sambil memanggil nama teman dari istrinya. Lalu klien saya bertanya, “apakah ini artinya suami naksir temanku Mbak?”

“Padahal suami gak pernah ketemu temanku”

Ungkap klien yang kemudian saya jawab dengan pertanyaan.

Apakah ibu hobi curhat mengenai temannya ini?

“Sering Mbak”, jawab klien.

“Tiap pulang kerja, saya selalu curhat ke suami”

“Temanku pakai baju apa, abis perawatan pakai apa dan hasilnya kaya gimana, gaya make upnya, gaya hijabnya, kita ngobrol apa saja, masalah dengan suaminya dsb semuanya saya ceritakan ke suami Mbak.”

Ini ungkap klien saya.

Jadi buk, klien saya ini hobi banget menceritakan kondisi fisik dan mental dari temannya kepada sang suami. Kemungkinan besar dari cerita tersebut, suami ibu kemudian memvisualisasikan atau mengimajinasikan.

“Temanku tadi pakai blush on cantik banget pah, pipinya jadi merah merona. Terus dipadukan sama style hijabnya yang modis dan gaul tapi tetap anggun. Mama pingin deh bisa secantik itu.”

Nah kurang lebih klien saya bercerita seperti ini sama suaminya, akhirnya sang suami menerjemahkan curhatan istri ke dalam imajinasinya.

Suami klien membayangkan dan menggambarkan teman dari istrinya itu, “wanita cantik dengan pipi merah merona dan style yang anggun.”

Nah, mulai tuh buk terbayang dan tercipta sosok wanita imajinatif dalam diri suami yang dipanggil sebagai teman istriku. Ibu pernah dengar nggak kalimat, “pria itu jatuh cinta dengan cara dari mata turun ke hati.”

Ibu jangan mengartikan kalimat ini apa adanya. Dari mata turun ke hati ini bukan hanya mata fisik buk, tapi juga mata batin.

Ingat! Pria itu makhluk visual, dia suka melihat yang indah-indah dan memfantasikan yang indah-indah itu menjadi miliknya.

Jadi, saat ibu kagum dengan penampilan teman wanita ibu yang anggun, cantik, ramah cukup simpan sendiri. Jika ibu ingin curhat pada suami, jelaskan inti permasalahannya bukan penampilan detail teman wanita ibu.

Saat ibu rajin cerita teman wanita ibu yang aduhai itu, suami bisa jatuh cinta bahkan sebelum bertemu. Jadi, mulai sekarang kalau mau curhat ke suami harus dipilah pilah dulu ya buk.

Jangan sampai ibu saking semangatnya menceritakan teman ibu kepada suami, suami jadi menghidupkan sosok teman ibu secara imajinatif kemudian berfantasi menjalin hubungan intim dengannya.

Seperti kasus klien saya ini buk, sampai-sampai sang suami memegang burungnya sembari mengigau menyebut nama teman istrinya.

Nah, bagi ibu-ibu disini yang memiliki kasus serupa atau mengalami kasus rumah tangga lainnya jangan segan untuk mengikuti konseling dengan saya. Silakan bisa melakukan pendaftaran di nomor +62 858-8888-4232 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Konseling dengan Mbak Meida <<

Loading

Ini Cara Menarik Perhatian Suami dan Membuatnya Lebih Peka pada Istri

“Gimana ya Mbak caranya biar suami peka?”

“Tanpa harus ngomong panjang lebar ke suami, tanpa harus minta bantuan, tapi suami itu sudah paham apa yang harus dia lakukan.”

“Suamiku itu gak peka banget Mbak! Aku cuci baju, masak, ngawasin anak main, dia justru rebahan main HP. Gak ada peka-pekanya sama sekali.”

Ungkap klien saya.

Apakah ada yang memiliki keluhan seperti ini terkait suaminya?

Saya jelasin buk, bahwa di tahun 2024 ini saya sebenarnya merasa heran. Kok masih ada istri yang mengeluh suaminya untuk peka.

Pria tidak diciptakan memiliki kepekaan buk. Suami yang peka pada istri seperti mau membantu mengurus anak saat istri sibuk mengurus rumah, suami yang pulang kerja bawa cemilan, suami yang membawa buket bunga di hari ibu, suami yang mengajak Anda makan malam romantis saat ulang tahun, suami yang membuat kejutan di hari pernikahan ibu, suami yang paham arti dari ngambek dan nangisnya ibu, itu semuanya hanya ada di sinetron.

Penting untuk ibu sadari bahwa laki-laki berasal dari mars dan wanita berasal dari venus. Kalian berdua (suami dan istri) datang dari planet yang berbeda.

Kalian ditempa dan dibentuk oleh evolusi selama jutaan tahun dengan tantangan, tekanan dan target yang berbeda. Kalian berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan sistem pengkodean yang sangat berbeda.

Jadi, saran saya buk! Berkomunikasilah dengan bahasa yang jelas. Jangan menggunakan kode, isyarat, ngambek beberapa hari untuk membuat suami Anda peka atau untuk membuat suami memahami apa yang ada dalam pikiran Anda.

Ingat! Selain tidak peka, suami Anda juga bukan dukun maupun mind reader. Suami tidak tahu apa yang tersimpan dalam pikiran Anda buk.

Nah sekarang ibu sudah tahu ya bahwa suami memang tidak diciptakan peka seperti wanita sehingga ibu perlu berkomunikasi dengan jelas.

“Tapi Mbak, saya itu sudah ngomong dengan jelas ke suami. Nah responnya tetap sama. Jadi, percuma saja! Saya pakai kode, bahasa isyarat maupun ngobrol langsung, dia tetap tidak mengikuti permintaan saya.”

Jika kebetulan ibu sudah ikhtiar lahir seperti ini tapi suami masih sulit mengikuti permintaan ibu, maka silakan tonton video saya ini sampai akhir.

Saya akan bagikan tips lahir batin bagaimana membuat suami mengikuti permintaan ibu tanpa kode, tidak menggunakan bahasa isyarat tapi bicara to the point dan inshallah langsung diikuti suami.

Caranya adalah Samakan Frekuensi dan Bicara Secara To The Point Apa yang Menjadi Keinginan Anda.

Contoh, suami ibu sibuk banget main HP sedangkan ibu sibuk ngurus anak dan beresin rumah. Melihat hal ini, hati ibu jengkel nggak karuan, rasa hati ibu ingin berteriak di telinga suami dan berkata, bantuin mas!

Seperti itu ya buk? hehehe, tapi terkadang emosi seperti ini justru bikin kalian berkonflik, pekerjaan gak selesai dan pada akhirnya tetap saja membuat suami tidak bisa peka.

Saran saya, ketika ibu ingin meminta bantuan suami, maka fokuslah pada tujuan ibu. Ibu inginnya suami ngapain? Jika ibu ingin suami berhenti main HP sebentar dan membantu jagain anak, maka fokuslah pada tujuan tersebut.

Dekati suami, berikan sentuhan lembut pada tangan atau tengkuk suami, berikan pujian sedikit buk. Dan, saran saya pujian ini harus spesifik seperti “wah kamu kelihatan rapi mas sekarang dengan potongan rambut baru itu.”

Sedikit basa basi ini penting buk, untuk mencairkan suasana. Karena terkadang permintaan kita itu sederhana seperti membantu jaga anak, tapi karena kita ucapkan dengan nada marah dan jengkel, inilah yang akhirnya menyulut konflik.

Tapi, jika permintaan kita ucapkan dengan nada menggoda, gembira, riang tanpa beban, kita memang tulus meminta bantuan, bukan dengan nada jengkel, maka inshallah penerimaan suami kita pun positif.

Jadi, setelah ibu basa basi, langsung saja utarakan permintaan ibu kepada suami. Jelaskan to the point apa yang menjadi permintaan ibu.

Jika suami menolak, maka dengan rengekan manja ibu lakukan penawaran. Ibu tawar lagi sampai ketemu pada kondisi dimana ibu dan suami sama-sama untung.

Saat melakukan permintaan, jangan hanya tertuju pada tujuan dan keuntungan untuk diri ibu semata. Pastikan permintaan itu juga menguntungkan suami.

Misalnya, ibu jelaskan bahwa “anak-anak kamu ini kangen sama kamu mas! Dia butuh sentuhan dan perhatian dari kamu, jadi sekarang aku minta tolong kamu bantu aku untuk meningkatkan bonding emosional kamu dan anak-anak.”

Nah, enak kan buk! Suami tahu apa yang harus dikerjakan dan dia tahu apa keuntungan yang akan dia dapatkan jika mengikuti saran ibu.

Jadi buk, untuk menarik perhatian suami dan membuatnya lebih peka itu memang kita harus pakai trik ini. Jangan pakai kode, bahasa isyarat tapi bicara dengan nada yang tepat dan pilihan kata yang pas.

Kemudian untuk klien saya yang sudah memiliki Cincin Sakinah, ini malah lebih jos lagi kalau mempraktekkan tips yang barusan saya bagi.

Jadi, sebelum mendekati suami, menggoda, basa basi dan menjelaskan keinginan Anda, kenakan dulu Cincin Sakinah. Karena manfaat utama dari Cincin Sakinah sendiri adalah agar suami lebih mudah luluh hatinya.

Cincin Sakinah yang Anda miliki itu buk, sudah saya lengkapi dengan energi aura peluluh hati suami, sehingga tiap sentuhan dan ucapan ibu inshallah bisa lebih didengarkan suami.

Ibu bisa mengusap satu kali Cincin Sakinahnya khususnya pada area mata cincinnya karena sumber energi utamanya ada pada mata cincin, kemudian baca doa afirmasi dalam hati cukup 1 X lalu sentuhkan ke kulit suami sembari ibu sampaikan apa yang menjadi keinginannya.

Cincin Sakinah ini ibarat jala atau alat pancing buk! Ketika ibu pergi mancing ikan pakai tangan kosong, tentu akan sulit untuk mendapatkan ikan. Tapi, kalau ibu pergi mancing pakai jala atau alat pancing, inshallah akan lebih mudah dapat ikan.

Nah, sama halnya ketika ibu ingin menarik perhatian suami dan membuatnya lebih peka. Jika ibu hanya ngomong, yah suami mungkin mendengarkan tapi ada kemungkinan apa yang menjadi permintaan ibu tidak segera dikerjakan.

Tapi, kalau ibu mendekati suami, menjelaskan permintannya sembari menyentuhkan Cincin Sakinah ke kulit suami, inshallah lebih mudah luluh hati dan egonya buk.

Karena setelah ibu memaharkan Cincin Sakinah, saya selalu meminta klien mengirim foto terbarunya bersama suami. Ini penting karena saya akan membaca kondisi aura kalian, apakah ada pengaruh negatif dari pihak di luar atau tidak. Dan saya akan menautkan energi ibu dengan energi suami melalui foto tersebut.

Selanjutnya saya kirim Cincin Sakinah lengkap dengan buku panduan ke alamat ibu, nah jika sudah menerima paket tersebut, silakan dibuka dan ikuti petunjuknya.

Biasanya ibu akan mendapatkan jadwal telp dengan saya. Saya bantu berikan arahan selama 3 bulan ke depan khususnya hal krusial apa yang perlu ibu lakukan baik secara lahiriah yakni cara menghadapi suami dan secara batiniah yakni cara bermunajat kepada Yang Maha Kuasa agar mendapatkan pertolongan serta kemudahan.

Jadi, inshallah ikhtiar Cincin Sakinah untuk menarik perhatian suami dan membuatnya lebih peka ini lengkap, lahir dan batin.

Bagi ibu yang siap ikhtiar melalui Cincin Sakinah, silakan bisa hubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor +62858-8888-4232. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengembalikan Keharmonisan Rumah Tangga Pakai Cincin Sakinah <<

Loading

Begini Cara Atasi Suami yang Gak Mau Cerai tapi Terus Selingkuh

Saya membantu klien mengatasi kasus semacam ini itu tidak hanya sekali atau dua kali. Bahkan sebagian besar klien saya yang memiliki masalah perselingkuhan dengan suaminya, suaminya itu masih banget baik.

Masih bertanggung jawab, memberikan perhatian dan kepedulian luar biasa pada istri. Sayang banget sama anak dan berusaha sekeras mungkin agar anak tidak mengetahui kebejatan bapaknya. Tapi anehnya, dalam kondisi seperti ini, suami ini masih saja selingkuh.

Dia enggan bercerai dari istri dan mengatakan sampai kapanpun kamu gak bakal kucerai. Aku itu sayang dan cinta sama kamu. Tapi buk, disuruh istrinya meninggalkan selingkuhan kok gak mau ya! Katanya cinta, katanya gak bakal dicerai, katanya gak bisa hidup sama istri, tapi kok selingkuh lanjut terus.

Kenapa suami bisa setega ini dan bagaimana istri harus bersikap? Saya akan jelaskan detail tapi sebelumnya silakan catat dulu nomor konsultasi saya buk di nomor +62858-8888-4232.

Siapa tahu, ibu yang sedang menonton video ini juga sedang mengalami kasus serupa. Ibu menonton video ini sampai akhir kemudian menerapkan tips yang saya bagikan tapi selain itu, ibu juga ingin mendapatkan solusi yang lebih presisi sesuai masalah yang ibu hadapi.

Sehingga ibu perlu bercerita lebih detail kepada saya dan ingin mengikuti bimbingan spiritual rumah tangga dengan saya untuk menyelesaikan masalahnya.

Nah, bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual buk. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

>> Saya Siap Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<

Ada beberapa alasan kenapa suami enggan menceraikan ibu meski sudah kedapatan selingkuh. Bahkan setelah ketahuan selingkuh, dia tetap selingkuh di depan ibu.

Dia mengaku cinta, takkan pernah menceraikan ibu apapun yang terjadi. Suami tetap perhatian, bertanggung jawab dsb. Tapi ya masih selingkuh! Kan ini nyakitin istri namanya.

Alasan pertama, masih butuh istri.

Saya gak mau bilang suami masih mencintai ibu. Karena ciri dari cinta adalah tidak tega menyakiti orang yang dicintai. Nah, ini sudah jelas ibu disakiti dengan cara membagi cintanya dengan wanita lain.

Jadi, suami bertahan dengan ibu bukan karena cinta. Ibu harus sadar hal ini! Suami bertahan karena dia butuh ibu. Butuh dalam segala hal karena selama ini ibu sudah sangat paham betul bagaimana mengurus dia, mengurus rumah, anak, keluarga besarnya dsb.

Dengan menceraikan ibu artinya suami akan kehilangan satu kakinya. Dia akan pincang dan direpotkan dengan banyak hal. Yang biasanya rumah, anak-anak, kebutuhan lain-lain ibu yang mengurusnya, kemudian dia kehilangan orang yang selama ini sudah paham alur kehidupannya.

Ya tentu saja dia gak mau kehilangan Anda buk!

Alasan kedua, anak!

Banyak saya temukan pria yang begitu menyayangi anak-anaknya tapi di saat yang bersamaan dia sulit mengendalikan syahwatnya. Dia tetap ingin utuh bersama istri sebagai pendamping dan orang tua bagi anak-anaknya, dia tak ingin anak-anaknya sedih karena kelakukan bejatnya, tapi di saat yang bersamaan syahwatnya meronta ingin selingkuh.

Dia gak mikir buk, gimana kalau misalnya dia punya anak perempuan kemudian dipermainkan pria hidung belang model dia?

Dia gak mikir buk, gimana kalau misalnya dia punya anak laki-laki kemudian menjadi pria gak bertanggung jawab serta menyakiti wanita lain seperti kelakuannya?

Alasan ketiga, gak mau repot!

Cerai itu merepotkan buk! Apalagi kalau suami yang harus menceraikan Anda lebih dulu. Dia harus mengurus administrasi ke pengadilan, bayar ini dan itu, menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran.

Kemudian diinterogasi oleh keuarga besar, diomongin banyak orang, Anda jadi bahan gosip dsb.

Ingat buk! Sifat dasar peselingkuh adalah mau enak terus. Siapa yang tahu jika nanti di tengah jalan, wanita selingkuhan suami ini bikin masalah.

Entah itu minta dinikahin resmi, menuntut harta, menuntut diakui ke publik atau meninggalkan suami Anda di saat terpuruk.

Nah, kalau masih ada ibu sebagai istrinya, suami merasa aman. Jadi, kalau si wanita selingkuhan ini nanti bikin ulah, tinggal dibuang saja kemudian kembali pada ibu, kan ibu masih istrinya.

Bagaimanapun juga, paling enak punya 2 mobil buk! Jika mobil pertama mogok, suami bisa pakai mobil kedua. Kalau mesin mobil pertama sudah tua, ya cukup jadi pajangan saja.

Kalau mau jalan-jalan, bisa pakai mobil kedua yang lebih fresh! Yah, kurang lebih seperti inilah cara berpikir suami-suami yang terus selingkuh tapi enggan bercerai.

Jadi buk, jangan percaya dengan kalimat suami “aku masih cinta sama kamu mah! Sampai kapanpun aku gak bakal ceraikan kamu.”

Tapi, di belakang ibu dia tetap selingkuh! Artinya buk, dia hanya memanfaatkan Anda. Dia tidak serius mencintai ibu.

Nah, lalu bagaimana seharusnya istri bersikap jika saat ini punya suami model begini? Jawabannya tergantung ibu!

Silakan buat keputusan yang membuat ibu mantap untuk melakukannya. Jika ibu memilih untuk bertahan dan berikhtiar agar suami bisa kembali bersimpati, fokus pada ibu dan berhenti selingkuh, maka ibu harus meningkatkan rasa cinta ibu pada diri ibu sendiri.

Ikhtiar memutuskan suami dari wanita ketiga itu cukup panjang prosesnya dan resikonya cukup berat! Ibu akan terus menerus mengalami luka batin, sakit hati, kecewa, marah, dendam, kesal, jengkel sama suami.

Nah, kalau ibu memendam semua emosi ini maka lama-lama ibu yang sakit! Jadi, saat ibu memutuskan untuk ikhtiar agar suami pelan-pelan bisa sadar, maka cintai diri ibu.

Lakukan hal-hal yang bisa membuat hati ibu gembira, lega, tenang. Perbanyak berdoa, lakukan banyak kegiatan, temui banyak teman, pasrahkan pada Yang Maha Kuasa agar ibu juga bisa mengendalikan emosinya.

Lakukan hal-hal yang bisa membuat ibu nyaman dalam keadaan yang menyakitkan ini.

Kemudian jika ibu ingin berpisah, maka ibu harus kuat mental untuk mengurus segalanya sendiri karena suami kan tidak mau menceraikan ibu.

Ibu harus membuat perhitungan sama suami, “kalau kamu gak mau ceraikan aku maka aku yang akan ceraikan kamu!” Katakan dengan mantap, kemudian benar-benar lakukan itu. Urus peceraian itu agar suami tahu rasa.

Jika itu hanya berupa ancaman agar suami meninggalkan selingkuhannya, maka suami akan tetap lanjut selingkuh buk! Tapi pastikan juga sebelum mengatakan cerai dan benar-benar ibu gugat cerai, ibu harus siap dengan resikonya.

Misalnya, ke depannya ibu mau tinggal dimana, bagaimana ibu akan menghidupi dirinya, bagaimana dengan anak-anak, bagaimana tanggapan keluarga besar, apakah ibu sudah siap secara emosional menerima fase “sendiri” dsb.

Nah, jika ibu bingung bagaimana membuat keputusan maka jangan segan hubungi saya buk! Saya akan bantu berikan solusi atau treatment sesuai dengan masalah rumah tangga yang ibu alami.

>> Saya Siap Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<

Loading

Kekecewaan Sepele Ini Bisa Buat Suami Tega Tinggalkan Istri Demi Pelakor

Seharusnya kekecewaan itu bisa diungkapkan kemudian dengan perasaan terbuka dan kepala dingin, istri harus menerima itu sebagai masukan untuk memperbaiki diri.

Namun sayangnya, bicara dari hati ke hati untuk menyelesaikan masalah itu jarang saya temui pada pasangan suami istri di Indonesia.

Seringkali suami istri menganggap masalah adalah konflik yang harus dihindari sebisa mungkin. Mereka menganggap, jika rumah tangga ada masalah artinya perang, konotasinya negatif, harus sebisa mungkin dijauhi.

Padahal, dalam berumah tangga masalah itu penting. Sebagai kesempatan bagi suami istri untuk mendewasakan diri, meningkatkan kebijaksaan, mendekatkan secara emosional.

Coba ibu perhatikan! Tiap kali ibu ada masalah dengan suami, kemudian kalian bersedia untuk ngobrol dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, disitu ada momen saling mengerti kondisi satu sama lain.

Setelah konflik itu terjadi, kalian biasanya makin mesra, makin dekat, makin hangat dan makin memahami.

Jadi, jangan takut jika ada masalah. Hadapilah dengan berani! Tapi, kembali lagi budaya kehidupan rumah tangga di Indonesia ini unik. Mereka menganggap masalah adalah negatif dan harus dihindari.

Sehingga, tiap kali ada masalah kalian justru diam. Tidak mau membahas karena takut kalau nanti aku jujur, istri bakal marah. Kalau aku bahas nanti istri jadi sedih. Kita bakal marah-marahan dsb.

Akhirnya yang terjadi adalah kita memendam masalah, kita menahan kekecewaan kita sendiri. Kita berpikir, dengan cara seperti ini akan membuat masalah cepat berlalu.

Jadi, jalan terbaik memang suami istri harus terbiasa mengungkapkan kejengkelan atau kekecewaan yang dirasakan meskipun itu masalah sepele.

Karena masalah sepele yang ditumpuk-tumpuk, pada akhirnya akan membuat batin kita penuh. Batin kalau sudah penuh, lama-lama dia bisa meledak dan muntah ke permukaan. Dampaknya, ada yang namanya minggat atau minta cerai secara tiba-tiba.

Yah kasusnya seperti ini, ketika kita hobi menganggap masalah akan selesai seiring berjalannya waktu.

Dan, pada kesempatan kali ini saya akan jelaskan ada 1 jenis kekecewaan yang dirasakan suami dan kekecewaan ini jenisnya sangat sepele tapi bisa membuat suami sedih hingga tega meninggalkan istri demi wanita lain.

Kira-kira, jenis kekecewa apa itu?

Sebelum saya lanjutkan, silakan ibu boleh mencatat nomor konsultasi saya di +62858-8888-4232. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah video ini.

>> Saya Siap Ikut Bimbingan Rumah Tangga bersama Mbak Meida <<

Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

Beberapa waktu lalu saya kedatangan klien di kantor saya Samara, Kudus, Jawa Tengah. 1 tahun belakangan ini klien saya super sibuk dengan karirnya.

Beliau ini memang seorang wanita yang tangguh, gigih dalam pekerjaan tapi juga seorang istri serta ibu yang tidak pernah menomorduakan keluarganya.

Karena terbukti, dalam kondisi paling sibuk beliau masih tetap menyiapkan keperluan suami dan anak-anaknya sendiri padahal sudah ada asisten rumah tangganya.

“Saya ini ingin supaya suami dan anak-anak tetap merasakan perhatian saya Mbak, jadi meskipun sibuk saya keluarga tetaplah nomor satu.”

Tapi yang namanya suami buk, terkadang maunya itu banyak. Sang istri sudah membantu menopang finansial keluarga, masih masak, memikirkan pendidikan anak, menyiapkan keperluan suami dari ujung jempol kaki sampai ujung rambut, masih juga dirasa suami kurang perhatian.

Hal ini karena klien saya itu hampir tiap hari pulang larut malam. Klien saya sudah menjelaskan bahwa pulang larut ini memang murni karena pekerjaan, tapi sang suami tidak percaya lalu menganggap klien saya selingkuh.

Nah, sebenarnya kalau saya lihat suaminya ini cemburu dan merasa tidak aman dengan pekerjaan sang istri.

Kemungkinan besar, karir dan hubungan sosial istri semakin naik, semakin baik sedangkan sang suami stuck disitu-situ saja sehingga muncul ketakutan dalam benak suami.

“Gawat! istriku makin populer, kalau gini terus dia bisa lupa sama aku.”

“Lama-lama aku bisa dibuang, gak dianggap lagi.”

Uniknya suami klien ini bukan tipe orang yang suka diskusi dengan sang istri. Lalu suami klien berasumsi negatif dalam pikirannya sendiri.

“Aku nggak dianggap, aku bakal dibuang, aku nggak guna lagi buat istriku!”

Selanjutnya yang terjadi adalah berpikir secara negatif yakni menuduh istri selingkuh, tidak benar-benar kerja dsb. Suami klien memendam kekecewaan dan kejengkelannya sendiri.

Nah untungnya klien saya ini bergegas datang ke kantor saya mengajak sang suami untuk mengikuti konseling.

“Saya sudah jelaskan ke suami tapi suami gak percaya sama omongan saya Mbak! Saya capek.”

“Jadi, saya minta tolong Mbak Meida saja yang menasihati suami.”

Kata klien saya.

Yah akhirnya kita melakukan konseling pasangan, saya meminta klien menjelaskan apa yang diinginkan dari suaminya. Saya juga berikan kesempatan pada suami klien untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya dari sang istri.

Nah, alhamdulillah langsung ada titik temu diantara keduanya sehingga tak ada lagi kekecewaan sepele yang dipendam sendiri.

Kekecewaan dan kejengkelan kita pada pasangan itu harus diungkapkan, jangan takut jika kemudian terjadi masalah karena sekali lagi ingat, masalah itu adalah fase pendewasaan dan pendekatan emosional.

Justru akan sangat berbahaya jika memendam kekecewaan karena saat batin ini meledak karena kecewa dan jengkelnya sudah penuh, maka kita akan mencari pelampiasan. Nah, yang dikhawatirkan pelampiasan ini berupa sesuatu yang buruk seperti perselingkuhan.

Loading

Waspada Usia 40an! Begini Istri Harus Bersikap Saat Suami Puber Kedua

Banyak klien saya yang bilang, “duh suami masuk puber kedua Mbak! Itulah kenapa dia jadi ganjen sama lawan jenis.”

Nah sebenarnya, dalam medis tidak ada istilah puber kedua. Tapi, banyak orang di luar sana yang percaya dengan istilah puber kedua.

Saya sendiri mengartikan puber kedua hanyalah sebagai istilah gaul untuk menggambarkan kondisi atau perilaku pria dan wanita usia rata-rata 40an yang mengalami perubahan.

Perubahan ini lebih tepatnya dipengaruhi oleh kemampuan finansial atau pencapaian karir. Contoh, kita memulai karir usia 20an kemudian struggling dengan karir tersebut sampai usia 30an.

Kita ditempa oleh lingkungan kerja, lingkungan sosial karena memulai tahap kehidupan baru seperti menikah dan memiliki anak. Selanjutnya di usia 40an, kita mulai merasakan keseimbangan atau bahkan kemapanan.

Pekerjaan mulai settle, naik jabatan, pemasukan bertambah, usaha mulai lancar, apa yang kita kerjakan mulai menampakkan hasil, anak-anak sudah mulai mandiri dsb.

Akhirnya ini berdampak pada kondisi emosional kita, yakni muncul perasaan nyaman dan tenang. Kita mulai memasuki zona nyaman dan damai.

Sebagian besar orang menganggap ini adalah waktu tepat untuk menikmati hidup. Tapi sebagian lagi merasa, inilah waktunya untuk mencari tantangan baru.

Karena dia merasa sudah settle dan aman sehingga “jika saya melakukan sesuatu maka tidak akan ada dampak yang berarti.”

Kita itu merasa aman secara finansial dan sudah mapan secara emosional sehingga tidak takut dengan dampak negatif apapun terhadap tantangan yang ingin kita coba.

Nah, alih-alih menikmati masa damai itu sebagian dari kita yang menginjak usia 40an justru melakukan coba-coba. Awalnya percobaan yang dilakukan masih terbilang aman, lebih sering nongkrong bareng teman-teman, mungkin bergabung dengan komunitas seperti geng mobil, melakukan hobi seperti ngegym, bersepeda, golf dsb.

Hal-hal seperti ini membuat pria maupun wanita yang memasuki usia mapan yakni sekitar 40an mulai menata kembali penampilannya sesuai komunitas atau lingkungan baru yang dimasuki.

Jadi lebih rapi, wangi dan menarik. Kemudian cara berpikirnya pun mulai berubah sedikit demi sedikit mengikuti pengalaman barunya.

Nah sebagai pasangan, disinilah kita biasanya mulai curiga. “Kok ada yang beda dari cara berpakaian suamiku. Sekarang lebih necis, wangi, rapi, pokoknya beda lah dari biasanya.”

Seringkali sebagai istri, kita hanya ngedumel di dalam hati tapi tidak bertanya pada suami secara langsung kemudian hanya menganggap itu sebagai angin lalu.

Benar, seperti itu ya buk?

Kemudian perubahan suami tidak sampai disini. Perubahan penampilan dan emosional kemudian menjadi over percaya diri karena lebih mapan, hal ini membuat suami kehilangan kendali atas dirinya.

Dia mudah tergoda, mulai menggoda dan akhirnya muncul celah perselingkuhan baik di lingkungan baru tempat dia bergabung maupun lingkungan sosialnya yang lama.

Lalu apa yang harus dilakukan istri dalam menghadapi perubahan suami yang seperti “remaja” lagi ini?

Saran saya ibu bisa mengikuti ritme suami. Jika suami mulai ganjen, mengubah penampilan kemudian mulai aktif bersosialisasi, maka ibu harus mengimbanginya.

Jika ibu tidak melakukan perubahan apapun, penampilan tidak dibikin fresh, kemudian bersikap pasif, maka suami akan menganggap ibu tidak lagi selevel dengannya.

Penampilan yang harus ibu ubah tidak harus berlebihan. Ibu bisa mulai mengganti warna bajunya yang biasanya hitam menjadi lebih cerah seperti kuning, merah, oren dsb.

Ibu juga bisa mengganti model rambut yang biasa panjang, lurus, terurai kemudian bisa diganti menjadi lebih pendek sehingga terlihat fresh atau beda dari biasanya.

Jika biasanya pagi hari ibu jarang menyapa suami, mulai sekarang cobalah bangun tidur suaminya dikasih kejutan berupa ciuman hangat di dahi, dikasih ucapan terima kasih karena selama ini sudah jadi suami yang baik, perhatian dan bertanggung jawab.

Jika ibu tidak terbiasa melakukan hal ini, mungkin akan sedikit aneh atau canggung. Tapi, tidak masalah buk! Cobalah secara perlahan sehingga ibu jadi lebih terbiasa.

Lakukan perubahan-perubahan kecil yang bisa membantu meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan suami sehingga ikatan emosional ini akan menjadi tameng yang bisa melindungi rumah tangga ibu dari pengaruh pihak ketiga.

Nah, selain ikhitar lahir seperti melakukan perubahan ini, ibu juga bisa ikhtiar secara spiritual melalui layanan buka aura.

Tubuh kita sendiri buk, dikelilingi vibrasi energi dengan getaran pada frekuensi tertentu. Ketika vibrasi energi kita ini lemah dan negatif, maka yang tertarik ke tubuh kita ya sesuatu yang sifatnya lemah dan negatif.

Seperti, kita mudah dipengaruhi orang lain, mudah terkena ilmu pelet, tenung, teluh atau ilmu hitam lainnya, sering kepentok sial, tidak beruntung dsb.

Tapi, ketika vibrasi energi kita positif dan kuat, maka yang tertarik ke tubuh kita juga sesuatu yang sifatnya kuat dan positif. Kita didekatkan dengan situasi, kondisi dan orang-orang yang sama baik serta positifnya seperti kita.

Jadi, suami yang keras, berada di bawah pengaruh buruk pihak ketiga, mulai ada perubahan karena usia sehingga mudah tergoda, sehingga kita sebagai istri sulit menasehati, maka inshallah pasca buka aura ini istri memiliki daya tarik yang lebih kuat.

Pengaruh Anda lebih dahsyat dibandingkan pihak ketiga dan tiap kata atau sentuhan yang ibu berikan ke suami inshallah lebih didengarkan serta dirasakan suami.

Buka aura sendiri ada beragam metodenya buk di tempat saya! Bisa buka aura langsung, buka aura jarak jauh melalui video call, buka aura melalui perhiasan spiritual seperti kalung, cincin, gelang, anting dsb.

Ada juga buka aura mandiri dimana saya hanya memberikan panduan melalui chat WhatsApp, kemudian ibu jalankan secara mandiri. Ibu bisa pilih metode buka aura yang paling ibu butuhkan dan sesuai dengan kondisi ibu.

Selanjutnya, bagi ibu yang mantap ikhtiar mengikuti layanan buka aura silakan bisa hubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor 08111 26 4401. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Bimbingan Mbak Meida <<

Loading

Ini Ciri Suami yang Tak Lagi Mencintai Istrinya Secara Emosional

Sebenarnya, saya tidak perlu membuat video ini untuk ibu jadikan referensi apakah suami masih mencintai ibu atau tidak.

Karena sebagai istri yang sudah terbiasa hidup dengan suami, saya yakin ibu sendiri sudah bisa merasakannya seberapa besar cinta suami ke ibu akhir-akhir ini.

Apakah masih full 100%, berkurang jadi 70% atau sudah amblas tinggal 3%?

Coba buk, rasakan, bayangkan kemudian ingat-ingat kembali. Sejak pertama kali menikah hingga hari ini, bagaimana perlakuan suami ke ibu?

Apakah semakin baik, tetap seperti dulu atau semakin menyakitkan sikap serta kata-katanya? Nah sebelum saya jelaskan ciri suami yang sudah tak lagi mencintai istrinya secara emosional versi saya, silakan catat dulu nomor konsultasi saya di 08586 77 77 797 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Spiritual Mbak Meida <<

Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

Ciri paling jelas suami yang sudah tak lagi mencintai istrinya adalah kehilangan respect pada ibu. Contoh paling sederhana, keluar rumah tanpa memberi tahu kemana perginya, ada acara apa, pergi sama siapa dan pulang jam berapa.

Suami pergi, asal pergi. Pulang gak pulang, gak ngabarin istri. Kadang pulang tengah malam, kadang pulang pagi bahkan kadang tidak pulang.

Yang paling parah, suami tidak memberi kabar. Istri perlu tanya dulu, mengemis-ngemis telepon atau video call beberapa kali baru dikabari. Itu pun dikabari singkat, ketus serta terkesan tidak ikhlas dalam memberi kabar.

Menjelaskan keberadaan kita pada pasangan ini bukan tentang istri yang kepo, ingin tahu kegiatan suami secara mendetail, seolah mengekang keseharian suami dsb.

Memberi kabar tentang keberadaan kita kepada pasangan adalah bentuk respect paling sederhana. Bahwa di rumah ada yang menunggu kita, anak-anak mengharapkan kepulangan kita. Mereka cemas dengan kondisi kita sehingga kita perlu memberi kabar sebagai bentuk penenang bagi batin mereka.

Jadi pak, kalau istri tanya bapak lagi dimana, ini bukan tenang kepo! Tapi tentang rasa khawatir terhadap kondisi Anda. Ini adalah bentuk cinta. Bentuk respect.

Contoh lain buk. Seorang suami yang jauh dari istrinya. Hal ini terpaksa karena suami harus merantau untuk menjemput rezeki.

Pulangnya cukup lama yakni setahun 2X. Suami yang mencintai istrinya secara emosional, dia pasti respect kepada sang istri dengan cara menahan kebutuhan biologisnya. Menjaga dirinya dari zina. Dia tidak datang ke panti pijat plus-plus hanya karena jauh dari istri. Dia bersabar karena respect terhadap sang istri.

Jadi buk, tidak ada rumus rumit. Tidak ada ciri sampai puluhan poin yang akan share terkait suami yang sudah tak lagi mencintainya secara emosional ini.

Cukup perhatikan dan rasakan. Apakah suami masih menghormati ibu? Apakah suami masih sharing, meminta ijin, bercerita banyak hal kepada ibu sebagai sahabatnya?

Apakah suami masih melibatkan ibu dalam setiap pengambilkan keputusan yang dia buat? Atau justru suami mengabaikan ibu dalam segala hal, bahkan untuk keputusan terpenting dalam hidup suami, suami ibu tidak bercerita apapun kepada Anda.

“Waduh Mbak Meida, ini cirinya benar lho ada di saya semuanya.”

“Lalu bagaimana Mbak Meida, apa yang harus saya lakukan? Saya masih ingin bersama suami.”

“Tapi, saya merasa semakin kesini, suami sudah berkurang cintanya pada saya jadi tinggal 15% Mbak!”

“Dalam sebulan kita sering bertengkar, kita jarang menghabiskan waktu berkualitas berdua saja, suami sepertinya sudah gak nyaman berdekatan dengan saya, saya pun merasa setelah menikah, saya tidak lagi menjadi diri sendiri bahkan saya lebih bahagia ketika masih single.”

Nah jika ibu kebetulan mengalami hal demikian maka jangan sungkan menghubungi saya untuk mengikuti konseling rumah tangga.

Dalam setiap rumah tangga, memiliki latar belakang masalah yang berbeda-beda sehingga penanganan dan treatment yang saya berikan pun berbeda.

Meskipun ciri utama suami tak lagi mencintai istrinya secara emosional adalah sama, yakni kehilangan respect tapi penyebab hilangnya respect ini bisa jadi berbeda.

Oleh sebab itu, ibu perlu mengikuti konseling rumah tangga karena akan ada 3 tahapan yang akan kita lewati bersama. Pertama, tahap penggalian masalah.

Ibu bercerita secara detail kepada saya mengenai situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Kedua, tahap pemberian treatment yang mana saya memberikan tugas kepada ibu terkait hal-hal yang perlu ibu lakukan dalam menghadapi suami yang sudah kehilangan respect.

Tahap ketiga, evaluasi treatment yang sudah ibu kerjakan. Apakah ada yang perlu ditambah, dikurangi sehingga cara ibu menghadapi suami yang sudah tak lagi cinta secara emosional bisa lebih tepat.

Inshallah melalui konseling rumah tangga, masalah cepat teratasi dan ibu bersama suami bisa harmonis kembali.

Loading

Kalau Mau Rumah Tangga Harmonis Tanpa Cela, Istri Harus Nonton Ini

Saya itu sebenarnya sudah sedikit muak jika harus membuat konten dengan tema ini kunci rumah tangga langgeng. Ini rahasia rumah tangga harmonis. Lakukan ini agar suami Anda nggak selingkuh.

Kenapa buk?

Karena semua teori itu sebenarnya bullshit! Ada yang terbukti bisa membuat suami setia, tapi banyak juga yang tidak. Karena tiap rumah tangga sebenarnya memiliki rahasia, kunci dan formula masing-masing.

Yang mana, rahasia, kunci dan formula ini bisa berhasil diterapkan oleh satu keluarga tapi belum tentu pas diterapkan pada keluarga lainnya.

Saya contohkan, rumah tangga A memiliki masalah suaminya selingkuh dengan wanita yang usianya lebih tua. Belakangan setelah mengikuti konseling pasangan, berdua ya suami dan istri datang langsung ke kantor saya, saya mengetahui bahwa sang suami ini sebenarnya merindukan sosok ibunya.

Sang suami sewaktu kecil ditinggal kerja seharian sama ibunya, nah ibunya yang lupa waktu untuk mengurus keluarga ini bahkan sampai selingkuh dan meninggalkan rumah.

Jadi, ada trauma mendalam yang membuat sang suami ini merindukan kasih sayang sosok wanita yang lebih tua dan lebih ngemong.

Nah setelah menikah, suami ini bertemu dengan istrinya sekarang yang juga bekerja. Muncullah luka batin masa lalu yang membuat dia takut kehilangan sang istri. “Jangan-jangan istriku nanti seperti ibuk!”

Ketakutan itu terus ditumbuhkan dalam dirinya sehingga mendorong alam bawah sadarnya untuk mencari wanita lain sebagai solusi untuk berjaga-jaga jika ditinggalkan istri. “Ya aku selingkuh karena aku ditinggal istriku, aku ingin dapat perhatian full dari wanita yang memang lebih dewasa dan mampu merawatku.”

Ini kata suaminya. Nah, akhirnya solusi ditemukan. Saya ijinkan suami istri yang mana keduanya ini adalah klien saya semua, untuk mencari jalan tengah. Istri ingin tetap bekerja karena memang apa yang dikerjakan selama ini adalah passionnya. Kemudian dia berjanji untuk menyeimbangkan antara kehidupan karir dan pekerjaannya.

Apapun yang terjadi prioritas utamanya adalah tetap keluarga khususnya anak dan suami. Kemudian luluh hati sang suami dan memberi ijin pada sang istri untuk tetap bekerja.

Jadi, kunci langgengnya rumah tangga A ini adalah keseimbangan antara karir dan keluarga. Tidak ada masalah finansial, tidak ada masalah ranjang, jadi fokus mereka adalah bagaimana caranya tetap menomorsatukan keluarga di atas segalanya sehingga respect dan cinta kasih terhadap pasangan muncul serta membara kembali.

Kemudian ada contoh kasus rumah tangga B. Suaminya ini pemasukannya pas-pasan tapi di saat yang bersamaan masih perlu menafkahi orang tuanya.

Sang istri yang tidak bekerja merasa selalu kurang dengan pemberian suami. “Hidup masih susah, anak dan istri belum disejahterakan kok masih nanggung orang tua. Saya gak paham Mbak, sama jalan pikiran suami.”

Ini kata sang istri yang merupakan klien saya.

Kemudian saya jelaskan bahwa jika kondisi rumah tangga ibu dan suami demikian, artinya tidak bisa mengandalkan hanya dari satu pemasukan.

Jika ibu berkenan, coba ajak suaminya ngobrol. Jelaskan bahwa “saya ingin membantu menambah pemasukan karena kebutuhan rumah tangga ini semakin hari semakin banyak. Tapi sebagai kepala keluarga, saya ingin kamu sadar! Prioritasmu adalah keluarga kecilmu ini.”

Akhirnya klien ngobrol dengan suami dan diijinkan oleh suaminya untuk bekerja. Alhamdulillah pasca konseling chat WhatsApp dengan saya, klien saya ini sudah mulai membaik kehidupan finansialnya.

Jadi, kunci langgengnya rumah tangga B ini adalah keseimbangan finansial. Masalah ranjang oke, masalah dengan mertua juga sudah terselesaikan ketika finansialnya membaik.

Dari 2 kasus ini kita belajar bahwa tiap rumah tangga ini memiliki masalah yang berbeda-beda. Suami dan istri yang menghadapi masalah tersebut memiliki latar belakang pendidikan, kebiasaan, sifat dan prinsip hidup yang berbeda pula.

Itulah kenapa, solusinya pun harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah tangga. Dan, saya bisa menyimpulkan bahwa tiap rumah tangga pasti memiliki kunci, rahasia dan formula rumah tangga langgeng yang berbeda-beda.

Tidak bisa disamaratakan bahwa pakai kunci rumah tangga ini pasti berhasil. Pakai rahasia rumah tangga itu pasti sukses. Pakai formula rumah tangga ini pasti suami nggak bakal selingkuh, tidak bisa seperti ini.

Tidak ada formula, rahasia atau kunci rumah tangga langgeng yang standar dan bisa dijadikan patokan. Semuanya harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah tangga.

Tapi, kalau di luar sana ibu menemukan ada motivator, konsultan, guru spiritual atau seorang bijaksana yang membuat konten tentang ini rahasia rumah tangga harmonis dsb, kemudian ibu merasa “wah ini cocok buat keluarga saya.”

Ya silakan diterapkan, sah-sah saja. Saya tidak melarang hal itu. Siapa tahu formula itu memang cocok diterapkan pada rumah tangga ibu.

Nah, bagi ibu disini yang ingin saya bantu menemukan kunci, formula atau rahasia rumah tangga harmonis yang saya sesuaikan dengan masalah yang ibu alami bersama suami, silakan jangan segan untuk mendaftarkan diri mengikuti bimbingan spiritual rumah tangga dengan saya melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor 08111 26 4401. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<

Konsultasi di tempat saya ini tidak hanya saya dengarkan seperti ibu curhat sama teman atau keluarganya. Tapi juga saya bantu berikan treatment serta solusi yang saya sesuaikan dengan kondisi rumah tangga ibu.

Sehingga inshallah solusi yang yang diberikan ini akan tepat sasaran. Membantu ibu mempermudah mendapatkan ketenangan, pencerahan dan solusi.

Loading

Hindari! Minta Suami Lakukan Ini Justru Bikin Suami Awet Sama Pelakor

Saya itu punya klien setia, beliau berdomisili di Jakarta dan tiap kali saya ke Jakarta untuk buka praktek pasti beliau hadir. Hubungan saya dan klien ini pun sudah seperti saudara, jadi tiap beliau mengalami kendala dalam proses ikhtiar, beliau langsung chat saya dan saya pun segera balas.

Masalah rumah tangga beliau ini klasik seperti klien saya pada umumnya yakni suami selingkuh. Cukup lama suami beliau selingkuh yakni sekitar tahun 2018. Dan, alhamdulillah setelah kita ikhtiar bersama memang suami beliau berhenti selingkuh.

Kemudian beberapa waktu lalu, masih di bulan Oktober 2023 ini, beliau hubungi saya kembali katanya suaminya kambuh.

“Mbak, chat suami saya banyak yang dihapus! Saya curiga dia nakalnya kambuh lagi.”

Kata klien saya.

Lalu saya tanya, ibu tahu darimana suaminya menghapus chat?

“Saya pantengin terus Mbak HPnya, karena saya pingin menangkap basah”, jawab klien saya.

Baiklah, saya memahami kecemasan ibu. Ibu takut suaminya selingkuh lagi, apalagi dulu pernah ketangkep basah sehingga sulit kembali percaya pada suami.

Ada keinginan untuk terus mengintai, mencari tahu sedetail mungkin gerak gerik suami. Dan, saya menganggap ini hal wajar yang dialami istri yang pernah diselingkuhi.

Bahkan jika klien saya belum mencapai ketenangan pasca suaminya mengaku tobat dari selingkuh, saya ijinkan klien mengungkapkan kecemasannya.

Silakan ibu lakukan segala jenis kepo yang ibu inginkan. Ungkapkan segala jenis uneg-uneg yang ingin ibu sampaikan ke suami. Jangan ditahan karena itu bisa jadi luka batin.

Tapi, satu hal yang perlu ibu ingat bahwa menggenggam seekor burung dengan erat, itu tidak membuat burung tersebut nyaman. Justru dia tercekik dan ingin melepaskan diri.

Ini lho yang ingin saya sampaikan! Bahwa terus menerus memantau suami, mencurigai, mengintai gerak geriknya, menanyakan segala hal terkait aktivitas suami baik di dunia nyata maupun maya, itu hanya akan membuat suami tidak nyaman.

“Tapi Mbak Meida, saya ini istrinya! Saya berhak untuk mencari tahu, saya tidak ingin suami selingkuh lagi, jadi harus saya jaga. Mbak Meida, rasanya ini sakit! Mbak Meida gak paham ya rasanya.”

Benar, kecemasan dan kemarahan ibu itu benar!

Suami ibu pun seharusnya memaklumi apa yang menjadi kecemasan ibu saat ini, sehingga dia mampu bersikap dengan cara menjaga perasaan ibu. Tapi buk! Sekali lagi, saya ingatkan bahwa tujuan ibu disini adalah untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Bukan untuk memenangkan perasaan ibu.

Sehingga, yang perlu ibu lakukan adalah berkompromi terhadap kondisi yang ada. Ibu melakukan tawar menawar, ibu melakukan pertimbangan terhadap keadaan yang ada. Kemudian memilih sikap terbaik yang bisa ibu terapkan demi tetap utuhnya rumah tangga ibu.

Misalnya, ibu tahu suami kembali menghapus chat WhatsAppnya. Kemudian muncul kecurigaan dalam diri ibu. Hati ibu terbakar panas, ingin menangkap basah suami sehingga ibu mencari segala cara untuk mengintai HPnya.

Kalau sudah dapat buk, kalau ibu sudah menangkap basah isi chat suami, lalu ibu mau bersikap apa?

Apakah ibu akan marah? Dengan kemarahan ini, apakah suami akan berhenti melakukan apa yang tidak ibu inginkan? Belum tentu!

Bisa jadi, suami ibu balik marah pada ibu! Melarang ibu menyentuh HPnya, bahkan dia akan mencari cara baru yang lebih canggih untuk menghubungi pihak ketiga agar tidak ketahuan ibu. Suami akan lebih cerdas lagi dalam menyembunyikan sikap nakalnya.

Siapa yang rugi disini? Ibu sendiri yang rugi karena ibu kehilangan akses HP suami, suami jadi lebih pandai dalam berbohong karena cara lama sudah ibu ketahui dan hubungan ibu dengan suami jadi memburuk.

Padahal sebelumnya hubungan ibu dan suami baik-baik saja, sehingga komunikasi kalian terbuka, ibu dekat secara fisik dan emosional dengan suami. Nah, ini kan kesempatan untuk meluluhkan hati dan mengunci syahwatnya buk!

Tapi kalau sudah ibu hancurkan dengan tuduhan-tuduhan yang ibu berikan ke suami, ibu terus menerus mengintai suami hingga membuatnya tak nyaman berdekatan dengan ibu, maka kesempatan baik untuk berikhtiar itu hilang.

Justru ibu membuka kesempatan lebih lebar pada pihak ketiga untuk kembali lagi menggoda suami ibu. Jadi buk, tiap kali saya meminta ibu untuk mengalah sebentar, meningkatkan pelayanan kepada suami, itu tujuannya bukan untuk memenangkan suami.

Bukan untuk membuat diri ibu rendah sehingga diinjak-injak dan terkesan dibodohi suami. Justru ibulah yang keren dan elegan disini. Karena ibu berakting seolah-olah ibu baik-baik saja, ibu kuat dan tidak terluka. Ibu bisa menerima bahkan kondisi mental ibu terkesan ikhlas, damai dan tenang.

Momen inilah yang membuat suami mampu mendekat, nyaman dengan ibu karena tidak dicurigai, ibu memberikan kesempatan kedua dan memaafkan.

Nah, dalam kondisi dekat inilah ibu bisa memberikan banyak sentuhan ke suami, ibu ikhtiar mendoakan suami sehingga inshallah lebih mudah luluh hatinya. Memorinya kembali mengingat kenangan-kenangan baik bersama ibu.

Kemudian diharapkan, ikhtiar kita ini bertemu dengan waktu yang tepat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. “Luar biasa hambaKU yang satu ini, Aku beri cobaan tapi tetap ikhlas ikhtiar bahkan makin mantap melayani suaminya.”

Kita bayangkan Tuhan berkata demikian buk.

Lalu kalau sudah seperti ini, jatuhlah ridha Tuhan terhadap ikhtiar kita. Akhirnya suami kembali mendekat, kembali baik kepada kita, dibalikkan hatinya oleh Tuhan untuk kita.

Yah, memang tidak mudah buk! Berat untuk menjalani kepura-puraan ini tapi inshallah saya yakin ibu mampu melakukannya demi keutuhan rumah tangga ibu.

Saya doakan yang terbaik bagi ibu, jika kebingungan dalam membuat keputusan terkait rumah tangganya, silakan jangan sungkan hubungi saya boleh melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor konsultasi +628111 26 4401. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah video ini.

>> Saya Siap Ikut Bimbingan Spiritual Rumah Tangga dengan Mbak Meida <<

Loading

Istri Bisa Berdamai dengan Mertua Jika Suami Tegas Lakukan Ini

Kisah yang saya bagikan disini terinspirasi dari klien saya yang mana beberapa waktu lalu beliau berkonsultasi langsung sewaktu saya ada kunjungan di kota Yogyakarta.

Trauma dan luka batin yang klien rasakan akibat berkonflik dengan mertuanya ini cukup parah. Sampai-sampai beliau tiap kali menyebut kata ‘ibu mertua’, air matanya langsung meleleh.

Beliau sangat tidak sanggup menyebut ataupun mengingat-ingat nama hingga setiap perlakuan ibu mertua terhadapnya. Sejak pertama kali menikah hingga usia pernikahan mencapai 7 tahun, beliau tinggal bersama mertua.

Hampir tiap hari, beliau dikata-katai jorok oleh mertua sendiri. Pemalas, tukang tidur, tidak cekatan, kebiasaan menjijikkan seperti anjing, monyet, tidak tahu diri, penjilat, untung anakku mau nikahin kamu, kalau tidak mungkin sampai sekarang kamu belum menikah.

Dan, masih banyak lagi kalimat kotor yang terlontarkan. Selain kata-kata kotor tersebut, ibu mertua klien juga sering membicarakan dan mejelek-jelekkan klien di depan keluarga besar.

Secara terang-terangan ibu mertua meminta anaknya untuk menceraikan klien saya. Bayangkan buk! Betapa banyak luka batin yang dialami klien.

7 tahun hidup bersama dengan mertua yang keras dan kejam sedangkan di satu sisi beliau tidak berani melakukan perlawanan, pembelaan diri serta sang suami hanya diam.

“Selama 7 tahun Mbak, hampir tiap hari saya menangis! Suami pun tiap hari minta maaf karena tidak berani melawan ibunya dan belum mampu mengajak kami pindah rumah karena belum mampu memiliki rumah sendiri.”

Kata klien saya.

Sebenarnya, tidak ada masalah serius antara klien dan ibu mertua. Memang sejak awal, hubungan klien dengan suami ini ditentang oleh mertua sehingga rasa tidak sukanya ini dibawa terus menerus hingga klien menikah dan memiliki anak.

Nah, lalu bagaimana cara mengatasi konflik mertua dan menantu seperti ini? Solusi untuk segala jenis konflik mertua dan menantu hanya satu, yakni suami harus tegas membela sang istri di depan orang tuanya.

Suami tidak bisa bersikap netral seperti kadang kala mendukung ibunya atau istri. Disini saya tidak bermaksud meminta suami untuk tidak patuh atau tidak hormat pada ibunya.

Suami tetap wajib menghormati, menyayangi dan bertanggung jawab atas ibunya. Tapi prinsip pernikahan adalah membangun rasa ‘kita’ antara suami dan istri.

Jadi, suami harus memberi tahu ibunya bahwa istrinya memang nomor satu. Rumahnya adalah miliknya, istrinya adalah miliknya, anaknya adalah anak Anda dan suami. Sehingga tidak boleh ada keterlibatan atau ikut campur berlebihan dari sang ibu.

Dulu dia adalah seorang anak, tapi sekarang dia adalah seorang suami. Perasaan ibunya pasti akan terluka bahkan tak jarang ibu seperti ini akan mengadu pada keluarga besar dan menganggap anaknya sudah tidak waras serta durhaka.

Tapi, dalam pernikahan, seorang suami harus tegas dalam hal ini. Yakni meskipun dia terbebani karena melukai hati ibunya, tapi sang ibu harus sadar dengan realitas ini.

Ingat! Setelah menikah, suami dan istri harus belajar mandiri dalam segala hal. Membangun prinsip berkeluarga bersama, berdiskusi tentang masa depan berdua, membuat keputusan penting atas dasar pemikiran bersama.

Dan, suami harus menjelaskan hal ini pada orang tuanya khusus sang ibu agar beliau menghormati keputusannya ini.

Konflik mertua dan menantu semakin parah ketika mertua ikut campur, menghina, mengolok-olok menantu hingga membuat hati istri terluka tapi kemudian sang suami saat dicurhati justru diam saja.

Bukan hanya diam, yang lebih parah suami berkata, “sabar saja! Ibu sudah tua, terima saja.”

Nah, ini contoh suami yang tidak tegas! Ini contoh suami yang tidak berani membela istri di depan keluarganya. Meminta istri mengalah dan sabar sedangkan dia sendiri tidak mengambil tindakan apapun terhadap sikap ibunya.

Jadi, ketika klien saya ini mengikuti konsultasi langsung dengan saya di Jogjakarta, maka saran yang saya berikan adalah pindah rumah. Meskipun itu mengontrak di rumah sederhana tidak masalah.

Bujuk suami ibu dan ambil kendali atas rumah tangga ibu. Suaminya ini tidak sadar jika istri sudah terkena serangan mental tiap hari oleh sikap dan perkataan mertua.

Selain saya berikan langkah lahir, saya juga memberikan pegangan berupa sarana spiritual Cincin Sakinah Peluluh Hati. Energi spiritualnya ini saya isi secara khusus untuk membantu melunakkan hati sang suami agar lebih mendengarkan klien.

Saya tidak mengisikan energi untuk meluluhkan hati mertuanya karena menurut saya ini masalah rumah tangga, jadi lebih penting untuk meluluhkan dan mengunci hati sang suami.

Inshallah kalau hati suami sudah bisa dikendalikan, konflik mertua dan menantu ini bisa lebih cepat terselesaikan. Karena suami berada di pihak istri, inilah kuncinya.

Alhamdulillah akhirnya klien bersedia memaharkan Cincin Sakinah Peluluh Hati dan sampai dengan hari ini klien masih mengikuti bimbingan spiritual secara rutin dengan saya melalui chat WhatsApp serta telepon.

Nah, bagi ibu yang mungkin mengalami kasus rumah tangga serupa silakan jangan segan mendaftarkan diri mengikuti konseling. Ibu bisa mendaftar melalui chat WhatsApp atau telepon di nomor +628111 26 4401. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Konseling dengan Mbak Meida <<

Loading

Selalu Diam Saat Konflik? Ini Cara Lembut Buat Suami Buka Mulut

“Mbak, saya itu jengkel banget sama suami! Tiap kali ada masalah, tiap kali saya ajak diskusi, dia selalu diam”

“Istilah kerennya itu silent treatment Mbak! Dia selalu diam kalau ada masalah. Nah kalau seperti itu terus, kapan selesainya masalah kita? Karena masalah sepele itu kalau ditumpuk kan bisa makin besar Mbak!”

Nah, siapa ibu-ibu disini yang suaminya hobi diam tiap kali menghadapi konflik? Seperti yang diungkapkan klien saya tadi, istilah kerennya adalah Silent Treatment.

Silent Treatment adalah menolak untuk berkomunikasi baik secara langsung maupun tak langsung. Ayo coba tulis di kolom komentar, siapakah yang sering didiamkan suami tiap kali konflik?

Dan, bagaimana rasanya didiamkan suami? Coba cerita ke saya dengan cara tulis di komentar, nanti saya akan baca satu per satu.

Nah, sebenarnya ada lho alasannya kenapa suami memilih diam dan menghindar.

Pertama, kemungkinan suami ibu sudah pernah berbicara dan memberi solusi tapi tidak ibu dengarkan karena ibu mengutamakan emosinya.

Jadi, pada kesempatan lain ketika ibu dan suami alami konflik, ini membuat suami malas berbicara lalu memilih diam.

Ada lagi suami yang jenuh mendengar istrinya ngomel, dia tidak mau menambah masalah baru sehingga memilih untuk diam.

Apapun alasan dibalik diamnya suami, jelas ini tidak baik dan tidak boleh diteruskan. Sebagai anggota keluarga yang waras, ibu harus mencari cara untuk membuat suami mau mengungkapkan pendapatnya pasca bertengkar sehingga masalah bisa terurai serta tak lagi terulangi.

Tapi sebelum kita diskusi bareng, saya mau ibu mencatat dulu nomor konsultasi saya di +628111 26 4401.

Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Kemudian, jika ibu setuju untuk mendaftar bimbingan spiritual rumah tangga, saya akan memberikan solusi maupun treatment sesuai masalah yang ibu alami.

>> Saya Siap Menerima Bimbingan Mbak Meida <<

Tiap kali menghadapi konflik, ada 2 tipe orang yang perlu ibu perhatikan.

Pertama, dia diam karena butuh waktu untuk berpikir, menenangkan diri lebih dulu, tidak mau gegabah bicara dan ambil keputusan karena takut menyakiti pasangan atau salah dalam bertindak.

Kedua, orang yang tidak bisa diam. Dia maunya ingin langsung membereskan masalah saat itu juga meski dalam emosi tinggi. Pokoknya ngotot ingin bicara.

Nah, ibu dan suami kira-kira masuk kategori mana? Yang memilih diam atau langsung berbicara.

Suami ibu yang diam dan menghindar, mungkin saja tidak ingin makin menyulut konflik. Jadi, diam bagi suami ibu adalah kesempatan untuk mendengarkan ibu lebih dalam.

Sayangnya, tabiat wanita kan berbeda dengan pria. Wanita itu selalu ingin berbicara. Apalagi dalam keadaan marah dan berkonflik, wanita cenderung ingin mendapatkan kejelasan sampai detail dan saat itu juga.

Melihat hal ini, suami ibu langsung bersikap defensif. Dia menganggap ibu menyerang dan menyalahkan. Itulah kenapa dia diam dan menghindar.

Padahal sesungguhnya, suami juga ingin bicara dari hati ke hati dengan ibu. Tapi, ibu seringkali sudah emosi duluan. Akhirnya ya ini membuat suami agak malas untuk berbicara pada ibu.

“Lalu bagaimana Mbak Meida, menghadapi suami yang terlanjur diam saja saat berkonflik?”

Ibu coba perhatikan 2 tipe tadi yang saya jelaskan. Pertama, ingin diam lebih dulu menenangkan pikiran dan kedua ingin langsung menyelesaikan.

Nah, suami ibu tergolong yang mana? Jika menurut penilaian ibu, suami tergolong tipe pertama maka berikan waktu bagi suami untuk berpikir dan menenangkan diri.

Nanti jika ibu dan suami sudah dalam keadaan tenang, dibicarakan lagi topik yang menjadi sumber konflik tadi. Pastikan ketika memiliki waktu, ibu dan suami dalam keadaan mood baik.

Bicara dalam kondisi emosi tenang dan suasana hangat, inshallah bisa menghasilkan solusi yang lebih baik bagi ibu dan suami.

Tapi, jika selama ini ibu sudah menerapkannya tapi hasilnya zonk, suami masih diam saja meski ibu sudah mengajak suami bicara dalam keadaan tenang, ini berarti suami membutuhkan perlakuan khusus dari ibu.

Salah satunya menyentuh sukma suami atau melunakkan hati suami secara spiritual. Untuk yang satu ini, harus menggunakan sarana spiritual khusus ya.

Biasanya, klien yang bersedia mengikuti bimbingan spiritual saya berikan pegangan berupa Cincin Sakinah dengan energi fokus melembutkan hati suami.

Ini merupakan sarana spiritual berupa cincin emas asli yang bisa ibu kenakan seperti cincin pada umumnya. Saya menyempurnakan energi Cincin Sakinah yang mana vibrasi auranya saya fokuskan untuk melembutkan hati suami.

Dan, letak sumber utama energinya ada pada mata cincinnya. Jadi, jika kebetulan ibu setiap hari bertemu dengan suami maka usahakan menyentuhkan Cincin Sakinah ini langsung pada kulit suami.

Tiap kali sarapan, ibu bisa dengan lembut memainkan tangan suami. Malam hari menjelang tidur, ibu bisa berikan pijatan pada punggung suami. Lakukan secara natural sehingga suami tidak curiga bahwa disitu ibu sedang menyalurkan energi positif untuk membuat suami lebih mendengarkan ibu.

Inshallah, pelan tapi pasti ketika ibu konsisten melakukan ikhtiar lahir batin, ibu akan merasakan banyak manfaatnya. Emosi ibu jadi lebih terkontrol, suami melembut hatinya sehingga lebih terbuka dan lebih mudah diajak diskusi.

Nah, bagi ibu yang berniat khtiar untuk melunakkan hati suami agar jika dicurhati istri bisa lebih mendengarkan, tidak keras kepala, tidak kasar, bisa hubungi saya melalui nomor konsultasi +628111264401 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

Loading

Copyright © 2025 Mbak Meida
WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp