Waspada Usia 40an! Begini Istri Harus Bersikap Saat Suami Puber Kedua

Banyak klien saya yang bilang, “duh suami masuk puber kedua Mbak! Itulah kenapa dia jadi ganjen sama lawan jenis.”

Nah sebenarnya, dalam medis tidak ada istilah puber kedua. Tapi, banyak orang di luar sana yang percaya dengan istilah puber kedua.

Saya sendiri mengartikan puber kedua hanyalah sebagai istilah gaul untuk menggambarkan kondisi atau perilaku pria dan wanita usia rata-rata 40an yang mengalami perubahan.

Perubahan ini lebih tepatnya dipengaruhi oleh kemampuan finansial atau pencapaian karir. Contoh, kita memulai karir usia 20an kemudian struggling dengan karir tersebut sampai usia 30an.

Kita ditempa oleh lingkungan kerja, lingkungan sosial karena memulai tahap kehidupan baru seperti menikah dan memiliki anak. Selanjutnya di usia 40an, kita mulai merasakan keseimbangan atau bahkan kemapanan.

Pekerjaan mulai settle, naik jabatan, pemasukan bertambah, usaha mulai lancar, apa yang kita kerjakan mulai menampakkan hasil, anak-anak sudah mulai mandiri dsb.

Akhirnya ini berdampak pada kondisi emosional kita, yakni muncul perasaan nyaman dan tenang. Kita mulai memasuki zona nyaman dan damai.

Sebagian besar orang menganggap ini adalah waktu tepat untuk menikmati hidup. Tapi sebagian lagi merasa, inilah waktunya untuk mencari tantangan baru.

Karena dia merasa sudah settle dan aman sehingga “jika saya melakukan sesuatu maka tidak akan ada dampak yang berarti.”

Kita itu merasa aman secara finansial dan sudah mapan secara emosional sehingga tidak takut dengan dampak negatif apapun terhadap tantangan yang ingin kita coba.

Nah, alih-alih menikmati masa damai itu sebagian dari kita yang menginjak usia 40an justru melakukan coba-coba. Awalnya percobaan yang dilakukan masih terbilang aman, lebih sering nongkrong bareng teman-teman, mungkin bergabung dengan komunitas seperti geng mobil, melakukan hobi seperti ngegym, bersepeda, golf dsb.

Hal-hal seperti ini membuat pria maupun wanita yang memasuki usia mapan yakni sekitar 40an mulai menata kembali penampilannya sesuai komunitas atau lingkungan baru yang dimasuki.

Jadi lebih rapi, wangi dan menarik. Kemudian cara berpikirnya pun mulai berubah sedikit demi sedikit mengikuti pengalaman barunya.

Nah sebagai pasangan, disinilah kita biasanya mulai curiga. “Kok ada yang beda dari cara berpakaian suamiku. Sekarang lebih necis, wangi, rapi, pokoknya beda lah dari biasanya.”

Seringkali sebagai istri, kita hanya ngedumel di dalam hati tapi tidak bertanya pada suami secara langsung kemudian hanya menganggap itu sebagai angin lalu.

Benar, seperti itu ya buk?

Kemudian perubahan suami tidak sampai disini. Perubahan penampilan dan emosional kemudian menjadi over percaya diri karena lebih mapan, hal ini membuat suami kehilangan kendali atas dirinya.

Dia mudah tergoda, mulai menggoda dan akhirnya muncul celah perselingkuhan baik di lingkungan baru tempat dia bergabung maupun lingkungan sosialnya yang lama.

Lalu apa yang harus dilakukan istri dalam menghadapi perubahan suami yang seperti “remaja” lagi ini?

Saran saya ibu bisa mengikuti ritme suami. Jika suami mulai ganjen, mengubah penampilan kemudian mulai aktif bersosialisasi, maka ibu harus mengimbanginya.

Jika ibu tidak melakukan perubahan apapun, penampilan tidak dibikin fresh, kemudian bersikap pasif, maka suami akan menganggap ibu tidak lagi selevel dengannya.

Penampilan yang harus ibu ubah tidak harus berlebihan. Ibu bisa mulai mengganti warna bajunya yang biasanya hitam menjadi lebih cerah seperti kuning, merah, oren dsb.

Ibu juga bisa mengganti model rambut yang biasa panjang, lurus, terurai kemudian bisa diganti menjadi lebih pendek sehingga terlihat fresh atau beda dari biasanya.

Jika biasanya pagi hari ibu jarang menyapa suami, mulai sekarang cobalah bangun tidur suaminya dikasih kejutan berupa ciuman hangat di dahi, dikasih ucapan terima kasih karena selama ini sudah jadi suami yang baik, perhatian dan bertanggung jawab.

Jika ibu tidak terbiasa melakukan hal ini, mungkin akan sedikit aneh atau canggung. Tapi, tidak masalah buk! Cobalah secara perlahan sehingga ibu jadi lebih terbiasa.

Lakukan perubahan-perubahan kecil yang bisa membantu meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan suami sehingga ikatan emosional ini akan menjadi tameng yang bisa melindungi rumah tangga ibu dari pengaruh pihak ketiga.

Nah, selain ikhitar lahir seperti melakukan perubahan ini, ibu juga bisa ikhtiar secara spiritual melalui layanan buka aura.

Tubuh kita sendiri buk, dikelilingi vibrasi energi dengan getaran pada frekuensi tertentu. Ketika vibrasi energi kita ini lemah dan negatif, maka yang tertarik ke tubuh kita ya sesuatu yang sifatnya lemah dan negatif.

Seperti, kita mudah dipengaruhi orang lain, mudah terkena ilmu pelet, tenung, teluh atau ilmu hitam lainnya, sering kepentok sial, tidak beruntung dsb.

Tapi, ketika vibrasi energi kita positif dan kuat, maka yang tertarik ke tubuh kita juga sesuatu yang sifatnya kuat dan positif. Kita didekatkan dengan situasi, kondisi dan orang-orang yang sama baik serta positifnya seperti kita.

Jadi, suami yang keras, berada di bawah pengaruh buruk pihak ketiga, mulai ada perubahan karena usia sehingga mudah tergoda, sehingga kita sebagai istri sulit menasehati, maka inshallah pasca buka aura ini istri memiliki daya tarik yang lebih kuat.

Pengaruh Anda lebih dahsyat dibandingkan pihak ketiga dan tiap kata atau sentuhan yang ibu berikan ke suami inshallah lebih didengarkan serta dirasakan suami.

Buka aura sendiri ada beragam metodenya buk di tempat saya! Bisa buka aura langsung, buka aura jarak jauh melalui video call, buka aura melalui perhiasan spiritual seperti kalung, cincin, gelang, anting dsb.

Ada juga buka aura mandiri dimana saya hanya memberikan panduan melalui chat WhatsApp, kemudian ibu jalankan secara mandiri. Ibu bisa pilih metode buka aura yang paling ibu butuhkan dan sesuai dengan kondisi ibu.

Selanjutnya, bagi ibu yang mantap ikhtiar mengikuti layanan buka aura silakan bisa hubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor 08111 26 4401. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Bimbingan Mbak Meida <<

Loading

Ini Ciri Suami yang Tak Lagi Mencintai Istrinya Secara Emosional

Sebenarnya, saya tidak perlu membuat video ini untuk ibu jadikan referensi apakah suami masih mencintai ibu atau tidak.

Karena sebagai istri yang sudah terbiasa hidup dengan suami, saya yakin ibu sendiri sudah bisa merasakannya seberapa besar cinta suami ke ibu akhir-akhir ini.

Apakah masih full 100%, berkurang jadi 70% atau sudah amblas tinggal 3%?

Coba buk, rasakan, bayangkan kemudian ingat-ingat kembali. Sejak pertama kali menikah hingga hari ini, bagaimana perlakuan suami ke ibu?

Apakah semakin baik, tetap seperti dulu atau semakin menyakitkan sikap serta kata-katanya? Nah sebelum saya jelaskan ciri suami yang sudah tak lagi mencintai istrinya secara emosional versi saya, silakan catat dulu nomor konsultasi saya di 08586 77 77 797 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Spiritual Mbak Meida <<

Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

Ciri paling jelas suami yang sudah tak lagi mencintai istrinya adalah kehilangan respect pada ibu. Contoh paling sederhana, keluar rumah tanpa memberi tahu kemana perginya, ada acara apa, pergi sama siapa dan pulang jam berapa.

Suami pergi, asal pergi. Pulang gak pulang, gak ngabarin istri. Kadang pulang tengah malam, kadang pulang pagi bahkan kadang tidak pulang.

Yang paling parah, suami tidak memberi kabar. Istri perlu tanya dulu, mengemis-ngemis telepon atau video call beberapa kali baru dikabari. Itu pun dikabari singkat, ketus serta terkesan tidak ikhlas dalam memberi kabar.

Menjelaskan keberadaan kita pada pasangan ini bukan tentang istri yang kepo, ingin tahu kegiatan suami secara mendetail, seolah mengekang keseharian suami dsb.

Memberi kabar tentang keberadaan kita kepada pasangan adalah bentuk respect paling sederhana. Bahwa di rumah ada yang menunggu kita, anak-anak mengharapkan kepulangan kita. Mereka cemas dengan kondisi kita sehingga kita perlu memberi kabar sebagai bentuk penenang bagi batin mereka.

Jadi pak, kalau istri tanya bapak lagi dimana, ini bukan tenang kepo! Tapi tentang rasa khawatir terhadap kondisi Anda. Ini adalah bentuk cinta. Bentuk respect.

Contoh lain buk. Seorang suami yang jauh dari istrinya. Hal ini terpaksa karena suami harus merantau untuk menjemput rezeki.

Pulangnya cukup lama yakni setahun 2X. Suami yang mencintai istrinya secara emosional, dia pasti respect kepada sang istri dengan cara menahan kebutuhan biologisnya. Menjaga dirinya dari zina. Dia tidak datang ke panti pijat plus-plus hanya karena jauh dari istri. Dia bersabar karena respect terhadap sang istri.

Jadi buk, tidak ada rumus rumit. Tidak ada ciri sampai puluhan poin yang akan share terkait suami yang sudah tak lagi mencintainya secara emosional ini.

Cukup perhatikan dan rasakan. Apakah suami masih menghormati ibu? Apakah suami masih sharing, meminta ijin, bercerita banyak hal kepada ibu sebagai sahabatnya?

Apakah suami masih melibatkan ibu dalam setiap pengambilkan keputusan yang dia buat? Atau justru suami mengabaikan ibu dalam segala hal, bahkan untuk keputusan terpenting dalam hidup suami, suami ibu tidak bercerita apapun kepada Anda.

“Waduh Mbak Meida, ini cirinya benar lho ada di saya semuanya.”

“Lalu bagaimana Mbak Meida, apa yang harus saya lakukan? Saya masih ingin bersama suami.”

“Tapi, saya merasa semakin kesini, suami sudah berkurang cintanya pada saya jadi tinggal 15% Mbak!”

“Dalam sebulan kita sering bertengkar, kita jarang menghabiskan waktu berkualitas berdua saja, suami sepertinya sudah gak nyaman berdekatan dengan saya, saya pun merasa setelah menikah, saya tidak lagi menjadi diri sendiri bahkan saya lebih bahagia ketika masih single.”

Nah jika ibu kebetulan mengalami hal demikian maka jangan sungkan menghubungi saya untuk mengikuti konseling rumah tangga.

Dalam setiap rumah tangga, memiliki latar belakang masalah yang berbeda-beda sehingga penanganan dan treatment yang saya berikan pun berbeda.

Meskipun ciri utama suami tak lagi mencintai istrinya secara emosional adalah sama, yakni kehilangan respect tapi penyebab hilangnya respect ini bisa jadi berbeda.

Oleh sebab itu, ibu perlu mengikuti konseling rumah tangga karena akan ada 3 tahapan yang akan kita lewati bersama. Pertama, tahap penggalian masalah.

Ibu bercerita secara detail kepada saya mengenai situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Kedua, tahap pemberian treatment yang mana saya memberikan tugas kepada ibu terkait hal-hal yang perlu ibu lakukan dalam menghadapi suami yang sudah kehilangan respect.

Tahap ketiga, evaluasi treatment yang sudah ibu kerjakan. Apakah ada yang perlu ditambah, dikurangi sehingga cara ibu menghadapi suami yang sudah tak lagi cinta secara emosional bisa lebih tepat.

Inshallah melalui konseling rumah tangga, masalah cepat teratasi dan ibu bersama suami bisa harmonis kembali.

Loading

Kalau Mau Rumah Tangga Harmonis Tanpa Cela, Istri Harus Nonton Ini

Saya itu sebenarnya sudah sedikit muak jika harus membuat konten dengan tema ini kunci rumah tangga langgeng. Ini rahasia rumah tangga harmonis. Lakukan ini agar suami Anda nggak selingkuh.

Kenapa buk?

Karena semua teori itu sebenarnya bullshit! Ada yang terbukti bisa membuat suami setia, tapi banyak juga yang tidak. Karena tiap rumah tangga sebenarnya memiliki rahasia, kunci dan formula masing-masing.

Yang mana, rahasia, kunci dan formula ini bisa berhasil diterapkan oleh satu keluarga tapi belum tentu pas diterapkan pada keluarga lainnya.

Saya contohkan, rumah tangga A memiliki masalah suaminya selingkuh dengan wanita yang usianya lebih tua. Belakangan setelah mengikuti konseling pasangan, berdua ya suami dan istri datang langsung ke kantor saya, saya mengetahui bahwa sang suami ini sebenarnya merindukan sosok ibunya.

Sang suami sewaktu kecil ditinggal kerja seharian sama ibunya, nah ibunya yang lupa waktu untuk mengurus keluarga ini bahkan sampai selingkuh dan meninggalkan rumah.

Jadi, ada trauma mendalam yang membuat sang suami ini merindukan kasih sayang sosok wanita yang lebih tua dan lebih ngemong.

Nah setelah menikah, suami ini bertemu dengan istrinya sekarang yang juga bekerja. Muncullah luka batin masa lalu yang membuat dia takut kehilangan sang istri. “Jangan-jangan istriku nanti seperti ibuk!”

Ketakutan itu terus ditumbuhkan dalam dirinya sehingga mendorong alam bawah sadarnya untuk mencari wanita lain sebagai solusi untuk berjaga-jaga jika ditinggalkan istri. “Ya aku selingkuh karena aku ditinggal istriku, aku ingin dapat perhatian full dari wanita yang memang lebih dewasa dan mampu merawatku.”

Ini kata suaminya. Nah, akhirnya solusi ditemukan. Saya ijinkan suami istri yang mana keduanya ini adalah klien saya semua, untuk mencari jalan tengah. Istri ingin tetap bekerja karena memang apa yang dikerjakan selama ini adalah passionnya. Kemudian dia berjanji untuk menyeimbangkan antara kehidupan karir dan pekerjaannya.

Apapun yang terjadi prioritas utamanya adalah tetap keluarga khususnya anak dan suami. Kemudian luluh hati sang suami dan memberi ijin pada sang istri untuk tetap bekerja.

Jadi, kunci langgengnya rumah tangga A ini adalah keseimbangan antara karir dan keluarga. Tidak ada masalah finansial, tidak ada masalah ranjang, jadi fokus mereka adalah bagaimana caranya tetap menomorsatukan keluarga di atas segalanya sehingga respect dan cinta kasih terhadap pasangan muncul serta membara kembali.

Kemudian ada contoh kasus rumah tangga B. Suaminya ini pemasukannya pas-pasan tapi di saat yang bersamaan masih perlu menafkahi orang tuanya.

Sang istri yang tidak bekerja merasa selalu kurang dengan pemberian suami. “Hidup masih susah, anak dan istri belum disejahterakan kok masih nanggung orang tua. Saya gak paham Mbak, sama jalan pikiran suami.”

Ini kata sang istri yang merupakan klien saya.

Kemudian saya jelaskan bahwa jika kondisi rumah tangga ibu dan suami demikian, artinya tidak bisa mengandalkan hanya dari satu pemasukan.

Jika ibu berkenan, coba ajak suaminya ngobrol. Jelaskan bahwa “saya ingin membantu menambah pemasukan karena kebutuhan rumah tangga ini semakin hari semakin banyak. Tapi sebagai kepala keluarga, saya ingin kamu sadar! Prioritasmu adalah keluarga kecilmu ini.”

Akhirnya klien ngobrol dengan suami dan diijinkan oleh suaminya untuk bekerja. Alhamdulillah pasca konseling chat WhatsApp dengan saya, klien saya ini sudah mulai membaik kehidupan finansialnya.

Jadi, kunci langgengnya rumah tangga B ini adalah keseimbangan finansial. Masalah ranjang oke, masalah dengan mertua juga sudah terselesaikan ketika finansialnya membaik.

Dari 2 kasus ini kita belajar bahwa tiap rumah tangga ini memiliki masalah yang berbeda-beda. Suami dan istri yang menghadapi masalah tersebut memiliki latar belakang pendidikan, kebiasaan, sifat dan prinsip hidup yang berbeda pula.

Itulah kenapa, solusinya pun harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah tangga. Dan, saya bisa menyimpulkan bahwa tiap rumah tangga pasti memiliki kunci, rahasia dan formula rumah tangga langgeng yang berbeda-beda.

Tidak bisa disamaratakan bahwa pakai kunci rumah tangga ini pasti berhasil. Pakai rahasia rumah tangga itu pasti sukses. Pakai formula rumah tangga ini pasti suami nggak bakal selingkuh, tidak bisa seperti ini.

Tidak ada formula, rahasia atau kunci rumah tangga langgeng yang standar dan bisa dijadikan patokan. Semuanya harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah tangga.

Tapi, kalau di luar sana ibu menemukan ada motivator, konsultan, guru spiritual atau seorang bijaksana yang membuat konten tentang ini rahasia rumah tangga harmonis dsb, kemudian ibu merasa “wah ini cocok buat keluarga saya.”

Ya silakan diterapkan, sah-sah saja. Saya tidak melarang hal itu. Siapa tahu formula itu memang cocok diterapkan pada rumah tangga ibu.

Nah, bagi ibu disini yang ingin saya bantu menemukan kunci, formula atau rahasia rumah tangga harmonis yang saya sesuaikan dengan masalah yang ibu alami bersama suami, silakan jangan segan untuk mendaftarkan diri mengikuti bimbingan spiritual rumah tangga dengan saya melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor 08111 26 4401. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<

Konsultasi di tempat saya ini tidak hanya saya dengarkan seperti ibu curhat sama teman atau keluarganya. Tapi juga saya bantu berikan treatment serta solusi yang saya sesuaikan dengan kondisi rumah tangga ibu.

Sehingga inshallah solusi yang yang diberikan ini akan tepat sasaran. Membantu ibu mempermudah mendapatkan ketenangan, pencerahan dan solusi.

Loading

Hindari! Minta Suami Lakukan Ini Justru Bikin Suami Awet Sama Pelakor

Saya itu punya klien setia, beliau berdomisili di Jakarta dan tiap kali saya ke Jakarta untuk buka praktek pasti beliau hadir. Hubungan saya dan klien ini pun sudah seperti saudara, jadi tiap beliau mengalami kendala dalam proses ikhtiar, beliau langsung chat saya dan saya pun segera balas.

Masalah rumah tangga beliau ini klasik seperti klien saya pada umumnya yakni suami selingkuh. Cukup lama suami beliau selingkuh yakni sekitar tahun 2018. Dan, alhamdulillah setelah kita ikhtiar bersama memang suami beliau berhenti selingkuh.

Kemudian beberapa waktu lalu, masih di bulan Oktober 2023 ini, beliau hubungi saya kembali katanya suaminya kambuh.

“Mbak, chat suami saya banyak yang dihapus! Saya curiga dia nakalnya kambuh lagi.”

Kata klien saya.

Lalu saya tanya, ibu tahu darimana suaminya menghapus chat?

“Saya pantengin terus Mbak HPnya, karena saya pingin menangkap basah”, jawab klien saya.

Baiklah, saya memahami kecemasan ibu. Ibu takut suaminya selingkuh lagi, apalagi dulu pernah ketangkep basah sehingga sulit kembali percaya pada suami.

Ada keinginan untuk terus mengintai, mencari tahu sedetail mungkin gerak gerik suami. Dan, saya menganggap ini hal wajar yang dialami istri yang pernah diselingkuhi.

Bahkan jika klien saya belum mencapai ketenangan pasca suaminya mengaku tobat dari selingkuh, saya ijinkan klien mengungkapkan kecemasannya.

Silakan ibu lakukan segala jenis kepo yang ibu inginkan. Ungkapkan segala jenis uneg-uneg yang ingin ibu sampaikan ke suami. Jangan ditahan karena itu bisa jadi luka batin.

Tapi, satu hal yang perlu ibu ingat bahwa menggenggam seekor burung dengan erat, itu tidak membuat burung tersebut nyaman. Justru dia tercekik dan ingin melepaskan diri.

Ini lho yang ingin saya sampaikan! Bahwa terus menerus memantau suami, mencurigai, mengintai gerak geriknya, menanyakan segala hal terkait aktivitas suami baik di dunia nyata maupun maya, itu hanya akan membuat suami tidak nyaman.

“Tapi Mbak Meida, saya ini istrinya! Saya berhak untuk mencari tahu, saya tidak ingin suami selingkuh lagi, jadi harus saya jaga. Mbak Meida, rasanya ini sakit! Mbak Meida gak paham ya rasanya.”

Benar, kecemasan dan kemarahan ibu itu benar!

Suami ibu pun seharusnya memaklumi apa yang menjadi kecemasan ibu saat ini, sehingga dia mampu bersikap dengan cara menjaga perasaan ibu. Tapi buk! Sekali lagi, saya ingatkan bahwa tujuan ibu disini adalah untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Bukan untuk memenangkan perasaan ibu.

Sehingga, yang perlu ibu lakukan adalah berkompromi terhadap kondisi yang ada. Ibu melakukan tawar menawar, ibu melakukan pertimbangan terhadap keadaan yang ada. Kemudian memilih sikap terbaik yang bisa ibu terapkan demi tetap utuhnya rumah tangga ibu.

Misalnya, ibu tahu suami kembali menghapus chat WhatsAppnya. Kemudian muncul kecurigaan dalam diri ibu. Hati ibu terbakar panas, ingin menangkap basah suami sehingga ibu mencari segala cara untuk mengintai HPnya.

Kalau sudah dapat buk, kalau ibu sudah menangkap basah isi chat suami, lalu ibu mau bersikap apa?

Apakah ibu akan marah? Dengan kemarahan ini, apakah suami akan berhenti melakukan apa yang tidak ibu inginkan? Belum tentu!

Bisa jadi, suami ibu balik marah pada ibu! Melarang ibu menyentuh HPnya, bahkan dia akan mencari cara baru yang lebih canggih untuk menghubungi pihak ketiga agar tidak ketahuan ibu. Suami akan lebih cerdas lagi dalam menyembunyikan sikap nakalnya.

Siapa yang rugi disini? Ibu sendiri yang rugi karena ibu kehilangan akses HP suami, suami jadi lebih pandai dalam berbohong karena cara lama sudah ibu ketahui dan hubungan ibu dengan suami jadi memburuk.

Padahal sebelumnya hubungan ibu dan suami baik-baik saja, sehingga komunikasi kalian terbuka, ibu dekat secara fisik dan emosional dengan suami. Nah, ini kan kesempatan untuk meluluhkan hati dan mengunci syahwatnya buk!

Tapi kalau sudah ibu hancurkan dengan tuduhan-tuduhan yang ibu berikan ke suami, ibu terus menerus mengintai suami hingga membuatnya tak nyaman berdekatan dengan ibu, maka kesempatan baik untuk berikhtiar itu hilang.

Justru ibu membuka kesempatan lebih lebar pada pihak ketiga untuk kembali lagi menggoda suami ibu. Jadi buk, tiap kali saya meminta ibu untuk mengalah sebentar, meningkatkan pelayanan kepada suami, itu tujuannya bukan untuk memenangkan suami.

Bukan untuk membuat diri ibu rendah sehingga diinjak-injak dan terkesan dibodohi suami. Justru ibulah yang keren dan elegan disini. Karena ibu berakting seolah-olah ibu baik-baik saja, ibu kuat dan tidak terluka. Ibu bisa menerima bahkan kondisi mental ibu terkesan ikhlas, damai dan tenang.

Momen inilah yang membuat suami mampu mendekat, nyaman dengan ibu karena tidak dicurigai, ibu memberikan kesempatan kedua dan memaafkan.

Nah, dalam kondisi dekat inilah ibu bisa memberikan banyak sentuhan ke suami, ibu ikhtiar mendoakan suami sehingga inshallah lebih mudah luluh hatinya. Memorinya kembali mengingat kenangan-kenangan baik bersama ibu.

Kemudian diharapkan, ikhtiar kita ini bertemu dengan waktu yang tepat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. “Luar biasa hambaKU yang satu ini, Aku beri cobaan tapi tetap ikhlas ikhtiar bahkan makin mantap melayani suaminya.”

Kita bayangkan Tuhan berkata demikian buk.

Lalu kalau sudah seperti ini, jatuhlah ridha Tuhan terhadap ikhtiar kita. Akhirnya suami kembali mendekat, kembali baik kepada kita, dibalikkan hatinya oleh Tuhan untuk kita.

Yah, memang tidak mudah buk! Berat untuk menjalani kepura-puraan ini tapi inshallah saya yakin ibu mampu melakukannya demi keutuhan rumah tangga ibu.

Saya doakan yang terbaik bagi ibu, jika kebingungan dalam membuat keputusan terkait rumah tangganya, silakan jangan sungkan hubungi saya boleh melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor konsultasi +628111 26 4401. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah video ini.

>> Saya Siap Ikut Bimbingan Spiritual Rumah Tangga dengan Mbak Meida <<

Loading

Istri Bisa Berdamai dengan Mertua Jika Suami Tegas Lakukan Ini

Kisah yang saya bagikan disini terinspirasi dari klien saya yang mana beberapa waktu lalu beliau berkonsultasi langsung sewaktu saya ada kunjungan di kota Yogyakarta.

Trauma dan luka batin yang klien rasakan akibat berkonflik dengan mertuanya ini cukup parah. Sampai-sampai beliau tiap kali menyebut kata ‘ibu mertua’, air matanya langsung meleleh.

Beliau sangat tidak sanggup menyebut ataupun mengingat-ingat nama hingga setiap perlakuan ibu mertua terhadapnya. Sejak pertama kali menikah hingga usia pernikahan mencapai 7 tahun, beliau tinggal bersama mertua.

Hampir tiap hari, beliau dikata-katai jorok oleh mertua sendiri. Pemalas, tukang tidur, tidak cekatan, kebiasaan menjijikkan seperti anjing, monyet, tidak tahu diri, penjilat, untung anakku mau nikahin kamu, kalau tidak mungkin sampai sekarang kamu belum menikah.

Dan, masih banyak lagi kalimat kotor yang terlontarkan. Selain kata-kata kotor tersebut, ibu mertua klien juga sering membicarakan dan mejelek-jelekkan klien di depan keluarga besar.

Secara terang-terangan ibu mertua meminta anaknya untuk menceraikan klien saya. Bayangkan buk! Betapa banyak luka batin yang dialami klien.

7 tahun hidup bersama dengan mertua yang keras dan kejam sedangkan di satu sisi beliau tidak berani melakukan perlawanan, pembelaan diri serta sang suami hanya diam.

“Selama 7 tahun Mbak, hampir tiap hari saya menangis! Suami pun tiap hari minta maaf karena tidak berani melawan ibunya dan belum mampu mengajak kami pindah rumah karena belum mampu memiliki rumah sendiri.”

Kata klien saya.

Sebenarnya, tidak ada masalah serius antara klien dan ibu mertua. Memang sejak awal, hubungan klien dengan suami ini ditentang oleh mertua sehingga rasa tidak sukanya ini dibawa terus menerus hingga klien menikah dan memiliki anak.

Nah, lalu bagaimana cara mengatasi konflik mertua dan menantu seperti ini? Solusi untuk segala jenis konflik mertua dan menantu hanya satu, yakni suami harus tegas membela sang istri di depan orang tuanya.

Suami tidak bisa bersikap netral seperti kadang kala mendukung ibunya atau istri. Disini saya tidak bermaksud meminta suami untuk tidak patuh atau tidak hormat pada ibunya.

Suami tetap wajib menghormati, menyayangi dan bertanggung jawab atas ibunya. Tapi prinsip pernikahan adalah membangun rasa ‘kita’ antara suami dan istri.

Jadi, suami harus memberi tahu ibunya bahwa istrinya memang nomor satu. Rumahnya adalah miliknya, istrinya adalah miliknya, anaknya adalah anak Anda dan suami. Sehingga tidak boleh ada keterlibatan atau ikut campur berlebihan dari sang ibu.

Dulu dia adalah seorang anak, tapi sekarang dia adalah seorang suami. Perasaan ibunya pasti akan terluka bahkan tak jarang ibu seperti ini akan mengadu pada keluarga besar dan menganggap anaknya sudah tidak waras serta durhaka.

Tapi, dalam pernikahan, seorang suami harus tegas dalam hal ini. Yakni meskipun dia terbebani karena melukai hati ibunya, tapi sang ibu harus sadar dengan realitas ini.

Ingat! Setelah menikah, suami dan istri harus belajar mandiri dalam segala hal. Membangun prinsip berkeluarga bersama, berdiskusi tentang masa depan berdua, membuat keputusan penting atas dasar pemikiran bersama.

Dan, suami harus menjelaskan hal ini pada orang tuanya khusus sang ibu agar beliau menghormati keputusannya ini.

Konflik mertua dan menantu semakin parah ketika mertua ikut campur, menghina, mengolok-olok menantu hingga membuat hati istri terluka tapi kemudian sang suami saat dicurhati justru diam saja.

Bukan hanya diam, yang lebih parah suami berkata, “sabar saja! Ibu sudah tua, terima saja.”

Nah, ini contoh suami yang tidak tegas! Ini contoh suami yang tidak berani membela istri di depan keluarganya. Meminta istri mengalah dan sabar sedangkan dia sendiri tidak mengambil tindakan apapun terhadap sikap ibunya.

Jadi, ketika klien saya ini mengikuti konsultasi langsung dengan saya di Jogjakarta, maka saran yang saya berikan adalah pindah rumah. Meskipun itu mengontrak di rumah sederhana tidak masalah.

Bujuk suami ibu dan ambil kendali atas rumah tangga ibu. Suaminya ini tidak sadar jika istri sudah terkena serangan mental tiap hari oleh sikap dan perkataan mertua.

Selain saya berikan langkah lahir, saya juga memberikan pegangan berupa sarana spiritual Cincin Sakinah Peluluh Hati. Energi spiritualnya ini saya isi secara khusus untuk membantu melunakkan hati sang suami agar lebih mendengarkan klien.

Saya tidak mengisikan energi untuk meluluhkan hati mertuanya karena menurut saya ini masalah rumah tangga, jadi lebih penting untuk meluluhkan dan mengunci hati sang suami.

Inshallah kalau hati suami sudah bisa dikendalikan, konflik mertua dan menantu ini bisa lebih cepat terselesaikan. Karena suami berada di pihak istri, inilah kuncinya.

Alhamdulillah akhirnya klien bersedia memaharkan Cincin Sakinah Peluluh Hati dan sampai dengan hari ini klien masih mengikuti bimbingan spiritual secara rutin dengan saya melalui chat WhatsApp serta telepon.

Nah, bagi ibu yang mungkin mengalami kasus rumah tangga serupa silakan jangan segan mendaftarkan diri mengikuti konseling. Ibu bisa mendaftar melalui chat WhatsApp atau telepon di nomor +628111 26 4401. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Konseling dengan Mbak Meida <<

Loading

Selalu Diam Saat Konflik? Ini Cara Lembut Buat Suami Buka Mulut

“Mbak, saya itu jengkel banget sama suami! Tiap kali ada masalah, tiap kali saya ajak diskusi, dia selalu diam”

“Istilah kerennya itu silent treatment Mbak! Dia selalu diam kalau ada masalah. Nah kalau seperti itu terus, kapan selesainya masalah kita? Karena masalah sepele itu kalau ditumpuk kan bisa makin besar Mbak!”

Nah, siapa ibu-ibu disini yang suaminya hobi diam tiap kali menghadapi konflik? Seperti yang diungkapkan klien saya tadi, istilah kerennya adalah Silent Treatment.

Silent Treatment adalah menolak untuk berkomunikasi baik secara langsung maupun tak langsung. Ayo coba tulis di kolom komentar, siapakah yang sering didiamkan suami tiap kali konflik?

Dan, bagaimana rasanya didiamkan suami? Coba cerita ke saya dengan cara tulis di komentar, nanti saya akan baca satu per satu.

Nah, sebenarnya ada lho alasannya kenapa suami memilih diam dan menghindar.

Pertama, kemungkinan suami ibu sudah pernah berbicara dan memberi solusi tapi tidak ibu dengarkan karena ibu mengutamakan emosinya.

Jadi, pada kesempatan lain ketika ibu dan suami alami konflik, ini membuat suami malas berbicara lalu memilih diam.

Ada lagi suami yang jenuh mendengar istrinya ngomel, dia tidak mau menambah masalah baru sehingga memilih untuk diam.

Apapun alasan dibalik diamnya suami, jelas ini tidak baik dan tidak boleh diteruskan. Sebagai anggota keluarga yang waras, ibu harus mencari cara untuk membuat suami mau mengungkapkan pendapatnya pasca bertengkar sehingga masalah bisa terurai serta tak lagi terulangi.

Tapi sebelum kita diskusi bareng, saya mau ibu mencatat dulu nomor konsultasi saya di +628111 26 4401.

Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Kemudian, jika ibu setuju untuk mendaftar bimbingan spiritual rumah tangga, saya akan memberikan solusi maupun treatment sesuai masalah yang ibu alami.

>> Saya Siap Menerima Bimbingan Mbak Meida <<

Tiap kali menghadapi konflik, ada 2 tipe orang yang perlu ibu perhatikan.

Pertama, dia diam karena butuh waktu untuk berpikir, menenangkan diri lebih dulu, tidak mau gegabah bicara dan ambil keputusan karena takut menyakiti pasangan atau salah dalam bertindak.

Kedua, orang yang tidak bisa diam. Dia maunya ingin langsung membereskan masalah saat itu juga meski dalam emosi tinggi. Pokoknya ngotot ingin bicara.

Nah, ibu dan suami kira-kira masuk kategori mana? Yang memilih diam atau langsung berbicara.

Suami ibu yang diam dan menghindar, mungkin saja tidak ingin makin menyulut konflik. Jadi, diam bagi suami ibu adalah kesempatan untuk mendengarkan ibu lebih dalam.

Sayangnya, tabiat wanita kan berbeda dengan pria. Wanita itu selalu ingin berbicara. Apalagi dalam keadaan marah dan berkonflik, wanita cenderung ingin mendapatkan kejelasan sampai detail dan saat itu juga.

Melihat hal ini, suami ibu langsung bersikap defensif. Dia menganggap ibu menyerang dan menyalahkan. Itulah kenapa dia diam dan menghindar.

Padahal sesungguhnya, suami juga ingin bicara dari hati ke hati dengan ibu. Tapi, ibu seringkali sudah emosi duluan. Akhirnya ya ini membuat suami agak malas untuk berbicara pada ibu.

“Lalu bagaimana Mbak Meida, menghadapi suami yang terlanjur diam saja saat berkonflik?”

Ibu coba perhatikan 2 tipe tadi yang saya jelaskan. Pertama, ingin diam lebih dulu menenangkan pikiran dan kedua ingin langsung menyelesaikan.

Nah, suami ibu tergolong yang mana? Jika menurut penilaian ibu, suami tergolong tipe pertama maka berikan waktu bagi suami untuk berpikir dan menenangkan diri.

Nanti jika ibu dan suami sudah dalam keadaan tenang, dibicarakan lagi topik yang menjadi sumber konflik tadi. Pastikan ketika memiliki waktu, ibu dan suami dalam keadaan mood baik.

Bicara dalam kondisi emosi tenang dan suasana hangat, inshallah bisa menghasilkan solusi yang lebih baik bagi ibu dan suami.

Tapi, jika selama ini ibu sudah menerapkannya tapi hasilnya zonk, suami masih diam saja meski ibu sudah mengajak suami bicara dalam keadaan tenang, ini berarti suami membutuhkan perlakuan khusus dari ibu.

Salah satunya menyentuh sukma suami atau melunakkan hati suami secara spiritual. Untuk yang satu ini, harus menggunakan sarana spiritual khusus ya.

Biasanya, klien yang bersedia mengikuti bimbingan spiritual saya berikan pegangan berupa Cincin Sakinah dengan energi fokus melembutkan hati suami.

Ini merupakan sarana spiritual berupa cincin emas asli yang bisa ibu kenakan seperti cincin pada umumnya. Saya menyempurnakan energi Cincin Sakinah yang mana vibrasi auranya saya fokuskan untuk melembutkan hati suami.

Dan, letak sumber utama energinya ada pada mata cincinnya. Jadi, jika kebetulan ibu setiap hari bertemu dengan suami maka usahakan menyentuhkan Cincin Sakinah ini langsung pada kulit suami.

Tiap kali sarapan, ibu bisa dengan lembut memainkan tangan suami. Malam hari menjelang tidur, ibu bisa berikan pijatan pada punggung suami. Lakukan secara natural sehingga suami tidak curiga bahwa disitu ibu sedang menyalurkan energi positif untuk membuat suami lebih mendengarkan ibu.

Inshallah, pelan tapi pasti ketika ibu konsisten melakukan ikhtiar lahir batin, ibu akan merasakan banyak manfaatnya. Emosi ibu jadi lebih terkontrol, suami melembut hatinya sehingga lebih terbuka dan lebih mudah diajak diskusi.

Nah, bagi ibu yang berniat khtiar untuk melunakkan hati suami agar jika dicurhati istri bisa lebih mendengarkan, tidak keras kepala, tidak kasar, bisa hubungi saya melalui nomor konsultasi +628111264401 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

Loading

3 Perkataan Istri yang Bikin Suami IKHLAS Lepas Pelakor

Peringatan!

Bahwa apa yang saya bagikan disini boleh diterapkan, tapi hasilnya mungkin akan berbeda bagi tiap rumah tangga. Karena kasus perselingkuhan suami ibu pasti berbeda dengan kasus perselingkuhan klien saya.

Ada yang suaminya selingkuh emosional seperti rajin mendengarkan curhatan, memberikan bantuan dan hobi godain. Ada yang suaminya selingkuh sampai hubungan badan bahkan menghasilkan anak. Ada yang suaminya selingkuh sampai nikah siri.

Tentu saja, berbeda kasus perselingkuhan akan berbeda pula hasil ikhtiar yang didapatkan jika istri sudah mengucapkan 3 perkataan ini.

Sebelum saya lanjutkan, silakan catat dulu nomor konsultasi saya di +628111 26 4401. Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detail masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Mbak Meida <<

3 perkataan istri yang membuat suami ikhlas melepas pelakor ini sudah diterapkan klien saya dan alhamdulillah berhasil.

Kalimat pertama, ini diucapkan klien ketika beliau mengetahui suaminya selingkuh untuk pertama kalinya. Dan, perselingkuhan ini sudah sampai di titik berhubungan intim.

Lalu, saya minta klien untuk mengucapkan kalimat ini dengan lemah lembut dan penuh rendah hati.

“Mas, saya minta maaf kalau selama ini belum bisa menjadi istri yang sesuai dengan harapanmu. Kekhilafan ini, bisa jadi saya ikut menyumbang kesalahan.”

“Sampai akhirnya membuatmu berpaling. Dengan penuh rendah hati, saya minta kamu mengampuni kesalahan saya. Jika kamu berkenan mas, tolong jelaskan apa yang menjadi kekurangan dan kesalahan saya sehingga saya bisa memperbaiki diri.”

Mengucapkan kalimat ini tentu tidak mudah! Ego ibu tersakiti dan merasa diinjak-injak. Suami yang selingkuh, tapi saya yang harus minta maaf.

Memang jalannya seperti ini buk! Jika ibu masih ingin bertahan dan mengembalikan keutuhan rumah tangga dengan suami.

Kalimat kedua, ini diucapkan klien ketika suami masih terus selingkuh meskipun sudah kalian sudah saling meminta maaf dan introspeksi diri.

“Mas, kemarin kita berdua sudah berjanji untuk menjadi lebih baik. Untuk memperbaiki diri. Meskipun tidak mudah, tapi saya sudah melihat beragam perubahan yang coba kamu lakukan.”

“Tapi disini saya melihat kamu kurang konsisten dengan komitmen itu. Saya melihat kamu masih ada perhatian, kepedulian pada wanita tersebut. Tentu ini membuat saya sakit hati dan kecewa.”

“Jadi, mulai sekarang saya mungkin akan mengurangi perhatian dan kepedulian padamu. Apa yang menjadi urusanmu, silakan urus sendiri. Apa yang menjadi urusanku, akan saya urus sendiri.”

“Kita sama-sama fokus untuk bermuhasabah dulu.”

Ucapkan kalimat ini dengan hati-hati dan pastikan mood suami sedang baik. Setelah itu, pastikan ibu benar-benar mengurangi perhatian dan kepeduliannya pada suami. Ibu bisa menurunkan yang awalnya perhatian full 100%, sekarang coba dikurangi jadi 80%.

Misalnya, ibu selalu menyediakan sarapan dan menyiapkan bekal untuk suami. Mulai sekarang sesekali, tidak perlu menyiapkannya untuk suami.

Tujuannya agar suami benar-benar merasakan bahwa “oh seperti ini ya, kalau tidak ada istri dsb.”

Kalimat ketiga, ini diucapkan ketika ibu sudah mengurangi perhatian dan kepedulian tapi suami masih juga berhubungan dengan pelakor.

“Mas, jika kebahagiaanmu adalah dia, maka lepaskan saya.”

“Ijinkan saya pergi karena ini terlalu berat dan menyakitkan bagi saya. Saya sudah tidak kuat.”

Ketika mengatakan kalimat ini, pastikan ibu tidak hanya MENGANCAM suami. Pastikan ibu benar-benar keluar dari rumah dan mengurus administrasi untuk perpisahan.

Jika ibu hanya mengancam dan tidak benar-benar mengurus perpisahan, maka suami akan menganggap ibu hanya omong kosong dan tidak benar-benar berani meninggalkannya.

Nah, pada percobaan ketiga inilah akhirnya klien saya berhasil membuat hati suaminya luluh. Bahkan sang suami datang ke rumah orang tua klien, bersujud sambil menangis dan minta maaf.

Lalu di hadapan orang tua klien dan dihadapan klien sendiri tentunya, sang suami menelepon selingkuhannya untuk mengatakan putus. Saat itu juga, sang suami memblokir dan menutup semua akses komunikasi dengan pihak ketiga.

Dan, ketika mendapatkan kabar ini dari klien tentu saya sangat tersentuh serta bersyukur bahwa ikhtiar lahir batin ini akhirnya membuahkan hasil yang indah.

Maka, untuk ibu yang sedang berjuang menjaga keutuhan rumah tangganya saat ini, jangan putus asa dulu buk. Terus berikhtiar. Karena tidak ada yang tahu, pada usaha keberapa ikhtiar ibu nanti akan berhasil.

Siapa tahu, usaha kali ini dimana ibu menerapkan 3 kalimat ini ikhtiar ibu akan mendatangkan jalan yang indah.

Loading

Cemas dan Takut Kalau Suami Selingkuh, Apakah Bisa Dihilangkan?

“Mbak meida, saya ini seorang istri yang sudah menikah selama 17 tahun. Kami sudah dikaruniai 3 orang anak, alhamdulillah anak-anak kami tumbuh dengan sangat baik dan berprestasi di sekolah.”

“Saya tidak ada masalah dengan anak-anak, tapi ada masalah dengan hubungan suami. Sejak menikah, entah kenapa saya mulai suka cemburuan dan cemas kalau-kalau suami di luar sana selingkuh.”

“Saya sering baca berita di instagram, tiktok, kok marak tentang perselingkuhan ya? Saya jadi cemas sendiri, lalu bagaimana Mbak cara menghilangkan kecemasan ini?”

“Saya sering takut kalau suami marah dan gak betah sama saya yang suka cemas berlebihan ini.”

Ini adalah pertanyaan salah seorang follower saya di instagram. Karena menurut saya menarik, maka perlu saya jawab secara terbuka disini.

Nah, jawaban saya untuk menghilangkan kecemasan berlebih, takut diselingkuhi suami ini adalah BISA. Karena cemburu atau cemas berlebihan itu bukan sifat bawaan. Kalau sifat bawaan itu kan sulit dihilangkan.

Sedangkan cemas itu adalah reaksi. Sama halnya ketika ibu lapar, itu adalah reaksi dari perut ibu yang kosong dan belum makan. Sama halnya jika ibu marah, itu adalah reaksi karena ibu merasa diganggu.

Jadi, cemas yang ibu rasakan itu ya seperti ini. Dia adalah reaksi dari sebuah situasi. Lalu, bagaimana cara menghilangkannya?

Nah, sekarang saya akan ajarkan pada ibu metode 5-4-3-2-1 untuk mengatasi kecemasan berlebih. Ini harus praktek ya buk!

Jadi, saat gangguan kecemasan menyerang secara tiba-tiba. Mungkin ketika suami keluar rumah, ibu ada prasangka negatif seperti “duh jangan-jangan suami ketemuan nih sama cewek, duh jangan-jangan suami nanti godain cewek nih” dsb.

Saran saya, segeralah melihat lingkungan sekitar lalu sebutkan 5 benda yang ada di sekeliling ibu. Mungkin ibu sedang ada di ruang tamu, disitu ada meja, kursi, foto keluarga, vas bunga apapun benda itu sebutkan saja minimal 5 benda.

Selanjutnya, sebutkan 4 benda yang bisa ibu sentuh. Kelima benda yang ibu sebutkan tadi, disebut lagi namanya tapi kali ini sebutkan 4 saja yang bisa ibu sentuh.

Setelah itu, diam sejenak dan sebutkan 3 suara yang bisa ibu dengar. Apapun suara yang ibu dengar saat itu, sebutkan saja.

Selanjutnya, ibu sebutkan 2 bau yang bisa ibu hirup. Apapun aroma yang bisa ibu hirup saat itu, sebutkan saja.

Terakhir, kenali 1 rasa yang ada di lidah ibu. Apapun yang bisa ibu rasakan saat itu, sebutkan saja.

Nah, jika ibu sudah menerapkan praktek ini ketika mendapatkan serangan panik lanjutkan dengan melakukan aktivitas seperti biasa. Inshallah prakrek sederhana ini bisa membantu meringankan kecemasan berlebih yang tiba-tiba menyerang ibu.

Jika ibu sudah menerapkan tips ini tapi cemas berlebihnya ini masih mengganggu, bahkan merusak konsentrasi ibu dalam bekerja maupun beraktivitas, maka ibu butuh penanganan khusus.

Untuk penanganan khusus mengatasi cemas berlebih ini, ibu bisa mencatat nomor konsultasi saya di 08111 26 4401. Ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detail masalah kecemasan yang ibu alami ini.

Bimbingan di tempat saya ini bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah mengatasi kecemasan berlebih, mampu mengontrol hatinya agar tidak cemburu tanpa berdasarkan fakta, energinya pun bisa dimanfaatkan untuk meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

>> Saya Siap Mengikuti Bimbingan Spiritual Mbak Meida <<

Loading

Stop Sekarang! Ini 4 Gaya Komunikasi Penghancur Rumah Tangga

“Mas uang belanja habis”, kata istri pada suami

“Belum ada sebulan sudah minta lagi! kamu jajan terus sih, kalau jajan terus buat apa aku kasih uang belanja, itu kan buat masak biar kita bisa hemat”, jawab suami pada sang istri

“Iya, tapi akhir-akhir ini di kantor lagi banyak kerjaan! sampai rumah capek, aku nggak sempat masak”, kata sang istri

“Kamu sih nggak bisa atur waktu! kamu kan bisa bangun lebih awal untuk masak, kalau jajan terus ya kita nggak bisa hemat lah! Kamu pengertian dikit dong jadi istri, masak uang belanja habis buat makan aja”

Kalimat “kamu sih nggak bisa atur waktu!” ini adalah gaya komunikasi menghina. Termasuk ke dalam salah satu gaya komunikasi penghancur rumah tangga nomor satu, jadi hati-hati yang biasanya bicara dengan gaya komunikasi seperti ini.

Karena bisa menimbulkan ketegangan dalam rumah tangga, lebih parah lagi akan memunculkan kebencian pada pasangan. Meskipun istri pada akhirnya mau mengikuti suami untuk masak dan lebih berhemat, tapi tetap saja perasaan dihina dan direndahkan oleh suami ini bisa membuat istri benci pada suami.

Jika pasangan suami istri terus menggunakan gaya komunikasi menghina watak atau kepribadian, lama kelamaan akan membuat rasa benci kita pada pasangan semakin besar. Ujungnya apa, pasangan akan kehilangan respect satu sama lain. Kita takkan lagi menghormati suami bahkan lama kelamaan kita akan menyepelekan keberadaan suami.

Wah cukup mengerikan ya dampak gaya komunikasi menghina ini, jadi mulai sekarang mari perbaiki gaya komunikasi kita. Kalau bisa justru kita harus menghilangkan kebiasaan menghina ini karena yah siapa sih yang suka dihina buk!

Apalagi dihina pasangan sendiri, pasti rasa menyakitkan itu terasa dua kali lipat. Gaya komunikasi penghancur rumah tangga yang kedua adalah mengkritik, nah gaya komunikasi yang satu ini hampir mirip sebenarnya dengan gaya komunikasi menghina.

Saya akan contohkan!

“Saya jengkel kamu tidak mencuci piring kemarin malam, padahal kamu janji mau membantuku”, ini adalah kalimat keluhan.

“Saya jengkel kamu tidak mencuci piring kemarin malam padahal kamu janji mau membantuku.”

“kamu ini kenapa sih kok pelupa! kamu itu sebenarnya peduli atau nggak sama aku?” ini adalah kalimat kritikan.

Ingat! mengeluh adalah fokus pada perilaku tertentu sedangkan kritikan adalah menambahkan serangan pada watak atau kepribadian seseorang.

Contoh lain yang saya lihat secara langsung di depan meja konsultasi saya ketika saya sedang menangani konseling pasangan. Si istri berkata pada suaminya, “saya tentu ingin masalah ini cepat selesai”, ini adalah kalimat keluhan.

Kemudian si istri melanjutkan lagi, “saya sudah memberikan kebebasan ke kamu untuk segera memutuskan, pilih saya atau wanita itu! Tapi sepertinya kamu tidak mampu melakukannya dan itu membuat masalah itu takkan pernah selesai sampai kapanpun”, ini adalah kalimat kritikan.

Si istri ingin menunjukkan bahwa masalah ini tak juga selesai semata-mata karena kesalahan sang suami. Sekalipun memang benar suaminya ini bersalah, maka mengungkapkan kalimat seperti ini tetap saja tidak akan menyelesaikan masalah.

Justru akan membuat hubungan suami istri makin tegang dan penuh kebencian. Sekarang saya akan berikan beberapa contoh kalimat keluhan dan kritikan, supaya mudah diingat silakan ibu bisa mencatatnya.

Contoh kalimat keluhan, “bensinnya habis! kupikir kamu sudah mengisinya kemarin”

Contoh kalimat kritikan, “bensinnya habis! kok kamu pelupa sih, membiarkanku terlambat seperti ini”

Contoh kalimat keluhan, “kenapa kamu nggak bilang kalau kamu keluar malam minggu ini? padahal aku ingin berduaan denganmu”

Contoh kalimat kritikan, “kenapa kamu mementingkan temanmu daripada aku? aku selalu jadi yang terakhir dalam daftarmu, padahal aku ingin berduaan denganmu malam ini”

Nah, sekarang sudah jelas ya buk perbedaan antara keluhan dan kritikan. Mengeluh itu boleh bahkan sangat boleh untuk mengungkapkan apa yang menjadi uneg-uneg ibu sehingga pasangan tahu dan bisa memperbaiki diri.

Tapi untuk gaya komunikasi mengkritik sebaiknya dihindari karena ibu menyerang watak atau kepribadian pasangan.

Gaya komunikasi penghancur rumah tangga ketiga adalah membela diri. Contohnya, ketika suami pulang terlambat kemudian Anda sebagai istri mengeluh.

“Kenapa nggak ngabarin kalau pulang telat? disini aku khawatir sama kamu”

Lalu suami menjawab, “iya tadi ada kerjaan mendadak”

“Kan kamu bisa buka HP sebentar, kirim WA ke aku! apa sih susahnya, emang dasar kamu yang males, nggak peduli aku lagi”

Nah, ini adalah kalimat kritikan istri pada suami. ketika istri sudah melontarkan kritikan, tentu suami merasa diserang. Saat seseorang merasa diserang, maka dia akan membela diri.

“Kamu itu nggak tahu ya sesibuk apa aku di kantor, banyak target! banyak kerjaan, aku nggak sempet ngabarin! sudahlah yang penting kan sekarang aku udah pulang”, nah ini kalimat membela diri

Apakah tidak boleh membela diri Mbak Meida? Yang namanya orang kalau dipojokkan pasti akan membela diri.

Membela diri tidak akan menyelesaikan masalah karena saat Anda membela diri, pasangan akan kembali menyerang Anda dengan cara menghina dan mengkritik sehingga konflik kalian takkan ada habisnya.

Gaya komunikasi keempat yang merupakan penghancur rumah tangga adalah membangun benteng alias diam 1000 bahasa tiap kali ada konflik atau keluhan datang dari pasangan.

Gaya komunikasi ini banyak dilakukan oleh pasangan suami istri. Contoh, suami pulang terlambat dan ibu sebagai istri terus mengomel. Suami paham bahwa jawaban apapun yang diberikan tidak akan membuat ibu berhenti ngomel.

Itulah kenapa dia memilih membangun benteng dengan cara menyibukkan diri sendiri, main hp, rebahan, kembali bekerja, membaca buku, makan, main sama anak dsb. Dia menghindari ibu, tidak mau menjawab dsb.

Sama halnya dengan ibu ketika marah pada suami, mungkin sesekali ibu pernah menggunakan gaya komunikasi membangun benteng seperti ini.

Ditanya suami diam, diajak bicara diam, kalaupun bicara hanya sepatah atau dua patah kata seperti YA atau TIDAK.

Gaya komunikasi ini sangat buruk dan menghancurkan rumah tangga ibu! Ibu atau suami mungkin berpikir bahwa dengan membangun benteng atau diam 1000 bahasa berarti menghindari masalah. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, ibu dan suami sedang menumpuk masalah.

Membuat masalah kecil, ditumpuk terus dan terus hingga jadi masalah yang besar.

Nah, itu dia buk! 4 gaya komunikasi penghancur rumah tangga, jika terus menerus ibu terapkan dalam berkomunikasi dengan suami maka lama-lama rumah tangga ibu akan benar-benar hancur.

Saya tidak menakut-nakuti tapi ini sudah terbukti terjadi pada para klien yang berkonsultasi dengan saya.

Loading

Sering Diancam Cerai Sama Suami? Katakan Ini Agar Dia Jera

Sering diancam cerai sama suami hanya karena masalah sepele? Bahkan tiap kali kaling bertengkar, suami langsung mengeluarkan kata saktinya yakni CERAI. Dengan tujuan ibu bungkam dan tidak melawan.

Apakah hubungan ini penuh dengan ancaman perpisahan seperti ini sehingga membuat rumah tangga ibu tidak nyaman dan penuh kegelisahan?

Jika IYA, bersyukurlah lebih dulu karena saat ini ibu sedang berada pada video yang tepat. Tonton sampai habis agar ibu bisa segera mengambil tindakan dan tak lagi terkenca ancaman.

Sebelumnya, silakan catat dulu nomor konsultasi saya di nomor 08586 7777 797. Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

>> Saya Siap Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<

Jika ibu sering diancam cerai oleh suami, bahkan berulang kali berarti saya ucapkan SELAMAT! Karena suami ibu berhasil mendominasi hubungan rumah tangga kalian.

Mengapa saya bilang mendominasi? Karena suami ibu berhasil berbuat semena-mena terhadap ibu. Dan anehnya lagi, ibu membiarkan suami terus menerus melakukan yang sama.

Ingat! Suami memang kepala keluarga, tapi bukan berarti dia berhak mendominasi hubungan dan bersikap seenaknya sendiri.

Karena suami yang ibarat kapten dalam sebuah kapal, ketika dia membuat keputusan maka perlu mendengarkan pendapat serta memperhatikan kondisi awak kapalnya.

“Yah Mbak, saya memaklukmi ancaman cerai suami karena sewaktu dia mengatakan itu dalam kondisi emosi”

Apakah benar seperti itu, buk? Apakah ibu membiarkan suami emosi dengan cara seperti itu? Apakah suami ibu bukan sosok dewasa yang bisa mengendalikan apa yang dia katakan saat emosi?

Sebenarnya buk, ketika suami terus menerus mengancam cerai itu disebabkan karena ibu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan, ibu memiliki daya untuk hidup tanpa suami.

Sedangkan suami memiliki banyak kekurangan atau sikap tidak baik yang membuat ibu jengkel setengah mati. Contoh, suami ibu selingkuh atau melakukan KDRT. Kapan saja, ibu bisa pergi dan meninggalkan suami. Ibu mampu hidup sendiri dan berani ambil keputusan berpisah.

Tapi, karena ibu sayang dengan anak-anak maka ibu memilih untuk tetap tinggal. Akhirnya, suami memojokkan ibu dengan memberi ancaman cerai tiap kali berkonflik. Karena disini posisinya suami ibu tahu bahwa ibu tidak akan meninggalkan suami demi anak-anak.

Nah, sampai sini paham ya buk?

Saran saya, daripada ibu hidup dalam hubungan penuh tekanan karena ancaman suami, lebih baik ibu ungkapkan saja bahwa memang ibu berani jika memang sudah waktunya untuk hidup sendiri.

Katakan seperti pada suami, dengan nada lembut dan tanpa emosi. Inshallah kekuatan dan keberanian ibu untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya ibu rasakan, ini akan membuat suami jera dalam memberikan ancaman.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp