Yang namanya hubungan suami dan istri, kalau tidak ada pertengkaran itu tidak seru buk! Apakah ibu setuju dengan saya?
Karena bumbu-bumbu berupa pertengkaran, rasa cemburu, amarah, kecewa, sedih, sakit hati inilah yang membuat pasangan semakin dewasa dan bijaksana dalam membuat keputusan.
Bonusnya, membuat hubungan kalian makin menguat. Jadi, kalau ada pasangan bercita-cita ingin rumah tangganya adem ayem selamanya, itu menurut saya kurang tepat dan tidak akan pernah terjadi.
Kalaupun ada rumah tangga adem ayem selamanya, tidak ada konflik sama sekali, artinya ada salah satu diantara mereka yang memendam uneg-uneg dan tidak mau membagikan apapun ke pasangannya.
Sakit hati, diam. Kecewa dan jengkel sama pasangan disimpan sendiri. Lama-lama sakit stroke orang ini. Jadi bu, kalau sesekali ibu berdebat dengan suami, kecewa dengan keputusan atau sikap suami, itu hal wajar. Dan syukuri buk!
Masalah itu mendewasakan, menjadikan kita lebih bijaksana dan menguatkan ikatan emosional ibu dengan suami.
Ingat buk, menggabungkan dua kepala dengan isi yang berbeda itu tidak mudah. Menyatukan dua orang dengan prinsip yang berbeda karena perbedaan tempat tumbuh dan berkembang sulit.
Akan selalu ada saja hal yang tidak sesuai di mata ibu mengenai keputusan suami. Akan selalu ada hal yang tidak tepat dalam pandangan suami mengenai sikap ibu.
Dan, jika terjadi konflik lakukanlah 4 hal sederhana ini sehingga konflik yang terjadi antara kalian bisa membuat ibu dan suami makin kuat ikatan emosionalnya.
Sebelum saya lanjutkan, saya mau minta ibu mencatat nomor konsultasi saya lebih dulu yakni di nomor 08111 26 4401. Ibu boleh menghubungi saya melalui chat WhatsApp maupun telepon pada jam kerja kami yakni Senin sampai dengan Sabtu.
Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa. Dan, bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.
Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.
Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.
Dan, hal baik yang ingin ibu tarik ke dalam hidup ibu ini bisa disetting atau saya menyebutnya sebagai hajat.
Misalnya, ibu ingin lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, membangkitkan syahwat suami hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.
Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan lahiriah seperti apa yang perlu ibu lakukan, keputusan apa yang baik untuk ibu ambil, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C atau ikhtiar lahir lain yang bisa ibu lakukan.
Inshallah ikhtiar kita akan lebih optimal buk, karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.
Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, bingung membuat keputusan, sudah hampir putus asa karena masalah yang sama terus menerus terjadi, maka jangan segan menghubungi saya ya buk.
>> Saya Siap Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<
Sekarang, kita lanjut ya bu!
Hal pertama yang perlu ibu lakukan pasca bertengkar dengan suami adalah tunjukkan rasa sesal terhadap kesalahan yang sudah ibu buat
Jika memang pertengkaran itu terjadi karena salah ibu, jangan malu untuk menunjukkan rasa sesal tersebut. Baik melalui perkataan maupun raut muka ibu di hadapan suami.
Kedua, ibu perlu bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah ibu perbuat
Tanggung jawab disini berarti ibu tidak menyalahkan keadaan/kondisi, tidak menyalahkan orang lain apalagi menyalahkan suami ibu.
Manusia itu kan tempatnya salah, wajar ibu berbuat salah, tapi bukan berarti karena peribahasa tersebut ibu menjadi leluasa untuk berbuat salah. Ibu tetap harus ambil kesempatan untuk menebus kesalahan.
Yang ketiga, minta maaf ke suami secara langsung. Jangan lewat telepon atau chat.
Harus bertemu, ngobrol langsung dan berikan penjelasan. Kalau dia sudah terima permintaan maaf ibu, lanjutkan dengan menebus kesalahan.
Misalnya, ibu ketahuan bonceng rekan kerja pria karena telat dijemput suami, meskipun itu hanya rekan kerja, tapi ternyata itu menyakiti hati suami dan dianggap ibu telah melewati batasan. Maka tebuslah dengan perlakua yang menurut ibu harganya itu 3 kali lipat lebih besar dibandingkan kesalahan itu.
Yang keempat, jangan menjauh.
Seringkali suami istri kalau bertengkar itu langsung saling menjauh. Tidak mau dekat-dekat bahkan ada suami yang minggat dari rumah.
Nah ini sikap kekanak-kanakan dan kurang bijaksana. Jika suami marah pada ibu, sebaiknya ibu tidak menjauh. Tetap dekati suami, meskipun dia tidak mau menyentuh atau mengobrol dengan ibu.
Karena kalau dijauhi justru konflik itu akan makin melebar.
Lalu bagaimana Mbak Meida, kalau konflik ini sumber kesalahan utama ada pada suami? Ya minta suaminya untuk bertanggung jawab atas kesalahaan yang sudah diperbuat buk.
Seperti itu ya buk, semoga apa yang saya bagikan ini bermanfaat untuk ibu dalam mengatasi konfliknya dengan suami.