Konflik dalam berumah tangga itu penting! Dan, hampir tidak ada satu pun rumah tangga di dunia ini yang tidak dihiasi dengan konflik.
Jadi, jika terjadi konflik antara ibu dan suami, jangan dihindari. Jangan bingung atau marah, “kenapa harus bertengkar sih?”
Justru inilah momen untuk mendewasakan diri, momen untuk lebih memahami pasangan lagi. Momen untuk meningkatkan kekompakan dengan pasangan. Momen untuk menjadikan rumah tangga ibu dan suami lebih baik, lebih adil dan lebih bahagia.
Kenapa sih pasangan itu bisa berkonflik?
Konflik terjadi ketika keinginan ibu tidak sesuai dengan keinginan suami. Ibu inginnya A, tapi suami inginnya B.
Suami berharap ibu bersikap C, tapi ibu justru mengambil keputusan D. Disini terjadi perbedaan cara pandang dan cara sikap.
Di saat mood ibu dan suami sedang baik, kalian bisa dengan mudah bernegosiasi dan berkompromi kemudian membuat keputusan yang sama-sama menguntungkan.
Tapi saat mood ibu dan suami sedang tidak baik atau sebelumnya suami membuat keputusan tanpa ijin ibu lebih dulu, disini biasanya akan terjadi gesekan berupa konflik.
Ibu ngotot ingin suami mengubah sikapnya, suami pun ngotot ingin ibu mengikuti keputusannya.
“Kalau sudah seperti ini Mbak, biasanya saya yang selalu mengalah”
Kata ibu-ibu yang ada disini.
Ayo siapa disini yang hobi mengalah? Silakan ditulis di kolom komentar, seperti apa sih muka-mukanya wanita yang selalu mengalah itu? Apakah seperti sedang tertekan begitu?
Seperti judul yang telah saya pampang disini ya. “Jangan Mau Terus Mengalah.” Sebenarnya ada cara yang lebih baik daripada mengalah.
Jika mengalah, ibu cenderung bersikap menyerah. Dan suami akan mengambil keputusan sepihak yang kadang merugikan ibu sebagai istri.
Tak hanya berhenti disitu, jika terus menerus mengalah nanti akan membuat ibu jadi kalah-kalahan suami. Lain kali jika membuat keputusan, ibu tidak lagi diajak.
Maka saran saya, silakan ikuti beberapa hal berikut ini untuk mengatasi konflik dengan suami.
Pertama, Perbaiki Prinsip Ibu
Bahwa suami bukanlah musuh melainkan rekan hidup ibu. Maka, ketika ada konflik, jangan memaksakan diri agar menang atau mencari tahu siapa yang paling banyak salahnya.
Seperti pepatah bijak yang mengatakan bahwa menang jadi abu, kalah jadi arang. Jadi dalam rumah tangga, kalau ada konflik, jangan merasa harus jadi pemenang.
Dalam berkonflik, yang terpenting adalah mencapai kesepakatan agar keduanya sama-sama mendapatkan kebaikan.
Kedua, Mendengarkan Suami
Istri itu paling suka bicara.
Dalam keadaan sedih, dia ingin mengungkapkan kesedihannya. Dalam kondisi marah, dia ingin mengeluarkan uneg-unegnya.
Dalam keadaan bad mood, dia juga masih ingin ngomel mengeluarkan kata-kata. Begitu juga dalam berkonflik dengan suami, ibu selalu ingin nyerocos omong terus.
Saya tahu, ini adalah tabiat wanita. Tapi ketika berkonflik dengan suami, perbanyaklah untuk mendengar suami ibu.
Siapa tahu dengan cara mendengarkan, ibu bisa lebih memahami sudut pandang suami. Siapa tahu dengan mendengarkan, hati suami jadi luluh sehingga suami juga mau mendengarkan ibu.
Kita memberikan kesempatan bicara pada suami, inshallah suami nanti juga akan memberikan kesempatan pada ibu untuk bicara. Jadi ketika berkonflik, lebih banyak mendengarkan suami daripada bicara.
Ketiga, Istirahat Sejenak
Saat konflik, sebenarnya akan lebih baik jika suami dan istri langsung fokus menyelesaikan masalah tersebut sampai menemukan kesepakatan bersama.
Tapi, ada konflik-konflik tertentu yang jika diteruskan justru kondisi ibu dan suami makin memanas. Suami makin tinggi suaranya, ibu juga emosinya tak lagi bisa dikontrol.
Nah jika terjadi seperti ini, langsung kasih jeda. Istirahat sebentar, jangan dipaksa untuk berdiskusi atau bernegosiasi.
Tenangkan pikiran dulu, dinginkan kepala dulu sampai suasana panas mereda, baru lanjutkan untuk berdiskusi dan bernegosiasi.
Ayo siapa disini yang apabila terjadi konflik, tetap memaksakan diri untuk terus lanjut diskusi? Perlu diingat ya, hasil diskusi ini tidak akan baik bagi ibu dan suami jika diputuskan dalam keadaan emosi.
Seperti itu 3 tips sederhana dari saya. Meskipun sederhana, tapi jika diterapkan tiap kali ada konflik, inshallah ini bisa sangat membantu.