Motivasi – Engkau mendekatinya dengan perhatian dan rasa peduli.
Engkau merenggut hatinya dan membuatnya terus menanti.
Engkau memuji kecantikannya dengan kata manis yang seolah terasa abadi.
Hingga akhirnya, engkau memintanya dengan janji dari hati takkan pernah menyakiti.
Lalu kalian memulai hari baru bersama, merajut angan indah untuk masa depan cerah.
Kehangatan yang kau berikan makin nampak terasa dan olehnya selalu dinantikan.
Kehadiran buah cinta kalian di saat yang tepat mulai menyelimuti kehidupan.
Tak terasa semua kebahagiaan tlah kalian rengkuh dengan kemudahan.
Memang tak ada yang sempurna, tapi terhadapnya kau bagaikan kelengkapan.
Sederhana. Rumah yang hangat, kendaraan yang nyaman, pasangan yang membahagiakan dan anak-anak yang diharapkan. Itulah nyawa kehidupan yang dia rasakan dan selalu doakan.
Sayang seribu sayang.. suatu hari kau pulang membawa oleh-oleh perselingkuhan. Dan, kau bilang hatimu telah kau gadaikan. Seketika, hari-harinya menjadi hari terlaknat yang tak pernah dia bayangkan.
Janji tak pernah menyakiti yang kau ucapkan, kau patahkan sendiri dengan luka bertubi-tubi yang kau torehkan.
Itukah kau yang mengaku jadi raja di istana hatinya? Itukah kau yang dihormati sebagai pemimpin dalam rumah tangganya?
Itukah kau yang dibanggakan di depan keluarganya? Itukah kau sosok teladan untuk buah hatinya yang diharapkan?
Kemana perhatian, kepedulian dan tanggung jawab yang kau sebut dengan cinta?
Kemana janji sehidup sesurga tanpa berbagi hati yang kau balut dengan kasih asmara?
Kemana rasa menggebu yang kau ungkapkan tiap malam dengan nada menggoda?
Engkau mengkhianati hatinya. Kau membagi hati rapuhnya dengan menimpakan kesalahan padanya.
Padahal kau.. juga menyumbang banyak kekurangan terhadap bahtera yang kalian ikhtiarkan bersama.
Kini lihatlah Pagi dan siangnya penuh usaha untuk membuat harimu bertahan dan tak pernah meninggalkan sumpah yang pernah kau lantangkan.
Malam-malamnya, selalu penuh doa dan harapan untuk membuat hatimu kembali mengingat segala kenangan.
Sadarnya penuh keraguan, tangisan dan keputusasaan, apakah benar kau bisa kembali diharapkan? Setelah semua keyakinannya kau koyak dan kau injak.
Meski begitu.. keserakahan dan nafsumu yang telah memusnahkan ribuan harapannya, tak pernah membuatnya berhenti membalut cinta kasih dengan doa yang selalu dimohonkan pada Yang Kuasa untukmu tambatan hatinya.