Aku selalu penasaran.
Bagaimana cara suamiku mendekatimu?
Apakah dengan menawarkan makanan dan obrolan hangat seperti yang dilakukannya padaku?
Aku selalu penasaran.
Bagaimana cara suamiku menarik perhatianmu?
Apakah dengan rajin mengantarmu pulang ke rumah, menawarkan bahu untuk bersandar dan tangan untuk digenggam seperti yang dilakukannya padaku?
Aku selalu penasaran.
Bagaimana cara suamiku membuatmu jatuh cinta?
Apakah dengan dukungan emosional dan finansial yang juga diberikannya padaku saat awal mengenalku?
Aku selalu penasaran.
Bagaimana cara suamiku membuatmu kecanduan dengan kehadirannya?
Apakah dia merayu dengan berkata kaulah yang paling berharga dan satu-satunya wanita yang bisa mengubah dunianya?
Itu persis seperti yang dilakukannya padaku hingga membuatku percaya bahwa itu berarti selamanya.
Aku selalu penasaran.
Bagaimana cara suamiku meneleponmu?
Apakah di sela jam sibuknya bekerja, dia menyempatkan waktu menyapa dan mengingatkanmu menjaga kesehatan serta makananmu?
Apakah ini kebetulan ataukah itu memang alur yang dia gunakan untuk menggenggammu?
Tapi semua yang dilakukannya padamu, juga dia lakukan padaku dengan cara yang manis, lembut hingga memabukkanku.
Aku selalu penasaran.
Bagaimana cara suamiku memelukmu?
Apakah dengan sentuhan lembut yang membangunkan gairah hingga membuatmu terlena serta lupa bahwa dia sudah SAH menjadi pria dari seorang wanita di belahan dunia lain?
Bagimu, mungkin itu spesial. Mungkin dia berjanji akan meninggalkanku, menikahimu dan menjadikanmu satu-satunya.
Bagiku, itu tak lagi spesial. Meski dia berkata akan meninggalkanmu dan kembali setia padaku seperti dulu.
Karena dia bajingan! Yang melakukan hal sama pada semua wanita.
Kini aku tak lagi penasaran.
Karena aku sadar, aku telah menikahi orang yang salah. Yang sejak awal memang gairahnya tak bisa dipuaskan oleh satu wanita.
Yang sejak awal, memang hasratnya ingin memiliki kebebasan bak raja yang tak ada batasnya dalam hal wanita.
Kini aku tak lagi penasaran.
Karena aku sudah pasrahkan pada Yang Maha Menjadikan Segalanya. Dan, jika memang Tuhan menjadikan suamiku sebagai ladang amalku di dunia, maka aku ikhlaskan.
Aku tenang dan tak lagi penasaran.