Membina rumah tangga adalah sebuah petualangan suka dan duka tiada akhir.
Kalau Anda menikah, kemudian berharap semua masalah akan terselesaikan begitu saja, maka Anda salah besar.
Karena setelah menikah, tantangan dalam hidup justru akan semakin banyak. Tuhan melihat, Anda tidak sendiri lagi. Tapi, sudah ada teman hidupnya.
Jadi, otomatis Tuhan akan tambah masalah Anda sehingga kalian bisa bekerjasama dalam menghadapi tantangan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang saya baca, 65% pasangan di Indonesia tidak terbuka dalam masalah keuangan dan 47% nya banyak berkonflik yang masalahnya didominasi oleh masalah finansial.
Masalah finansial menjadi potensi konflik utama bahkan menyebabkan perceraian ketika sejak awal berpacaran kalian saling menutupi masalah keuangan.
Misalnya, si pria menunjukkan bahwa dirinya mampu, sangat mampu. Suka pamer pekerjaannya dan menutupi masalah keuangannya.
Tiap kali keluar kencan, dia selalu membawa Anda ke tempat mewah. Membelanjakan Anda barang-barang mewah. Membayar kost dan perawatan wajah Anda.
Tapi, yang sebenarnya terjadi si pria ini gajinya sangat pas-pasan. Bahkan kadang gali lubang tutup lubang.
Dia menunjukkan seolah mampu hanya agar si wanita masuk ke perangkapnya dan mau jalan bersamanya.
Si wanita, mengaku pandai mengatur keuangan dan tidak boros. Mengaku hidup sederhana dan tidak neko-neko. Tapi, ternyata dia penganut hedonisme.
Semua barang mewahnya adalah hasil kredit. Hutangnya segunung. Setelah mereka berdua menikah, akhirnya ketahuan semuanya.
Si pria tidak kaya-kaya amat. Si wanita punya punya banyak cicilan. Padahal, si wanita mau menikahi si pria agar tidak perlu susah-susah kerja tapi bisa menikmati hidup hedonnya.
Ternyata, ekspektasinya tidak sesuai. Di sini akan timbul konflik karena ketidakjujuran yang dibalut dengan gengsi.
Setelah memiliki anak, pengelolaan keuangan akan makin parah karena sejak awal sudah penuh dengan topeng. Dan, ketidakmampuan mereka memahami konsep keuangan dalam pernikahan.
Gaji suami segitu-gitu aja, sedangkan tuntutan istri dan kebutuhan anak makin banyak. Akhirnya, konflik makin menjadi-jadi disini.
Maka, kita sebagai pasangan sebelum menikah perlu sekali bertanya, gaji kamu habis buat apa?
Apakah kamu punya hutang atau cicilan atau tidak. Supaya nanti setelah menikah, tidak kaget.
Setelah menikah pun, perlu kalian bicarakan dengan pasangan. Misalnya, mengenai mindset kalian tentang uang.
Uang itu sumber masalah atau sumber kebahagiaan? Siapa nanti yang akan mengatur keuangan keluarga? Siapa penanggung jawab utama dalam menghasilkan uang? Suami atau suami istri?
Apakah setelah menikah, ada orang lain yang perlu ditanggung pasangan? Apakah itu adik suami, keponakan istri atau siapapun. Berapa budget yang kalian sediakan untuk orang lain ini?
Ini semua perlu dibicarakan bersama agar tidak terjadi konflik yang mendalam hingga menyebabkan perceraian karena masalah keuangan di kemudian hari.
Itulah sedikit tips untuk membantu membangun rumah tangga yang harmonis bagi Anda yang telah siap menikah.
Dan, tips ini adalah sebagian kecil dari materi lengkap yang saya ajarkan dalam Kelas Rumah Tangga.
Kelas Rumah Tangga adalah layanan online khusus untuk suami dan istri yang siap belajar untuk mengembalikan dan menguatkan keharmonisan rumah tangganya.
Materi yang saya sediakan lengkap, mulai dari menata komunikasi suami istri, membangun kehidupan seks yang sehat, mengatur keuangan keluarga, cara mengatasi konflik hingga cara mengatasi perselingkuhan pasangan.
Anda bisa menjadi member Kelas Rumah Tangga ini dengan cara mendaftar di nomor telepon 08111264401. Atau klik chat WhatsApp otomatis dengan cara klik link di bawah ini.
>> Mbak Meida, Saya Mau Konsultasi <<
Jika tips sederhana yang saya bagikan ini bisa bermanfaat bagi Anda, bayangkan jika Anda memiliki ilmu rumah tangga yang lebih lengkap.
Insyallah keharmonisan rumah tangga bukan lagi menjadi impian, tapi benar-benar akan menjadi milik Anda dan pasangan.