Saat ibu melihat perselingkuhan suami, ibu akan dihadapkan pada 2 keputusan. BERTAHAN ATAU BERPISAH. Tiap keputusan ini tentu memiliki dampak positif dan resiko yang harus siap ibu tanggung.
Nah, pada kesempatan kali ini saya akan membantu memberikan referensi pada ibu. Mengenai berapa kali istri harus memaafkan suaminya yang selingkuh.
Apakah harus dimaafkan sekali kemudian kita coba untuk kembali percaya serta memberi kesempatan? Atau langsung tak perlu dimaafkan. Atau kalau sudah dimaafkan sekali tapi diulangi lagi, kita tetap harus memaafkannya berulang kali?
Ibu-ibu disini bagaimana sikap yang akan diambil jika dihadapkan pada kasus rumah tangga seperti ini? Ayo jangan ragu untuk sharing pendapatnya disini.
Baiklah, menurut saya tidak ada jawaban yang SALAH. Semua jawaban ibu benar sesuai dengan kondisi rumah tangga dan prinsip hidupnya masing-masing.
Jadi, kalau ada istri yang terus memaafkan suaminya meski sudah selingkuh berkali-kali, bisa jadi pertimbangannya cukup banyak. Seperti anak-anak, kebutuhan finansial, keluarga besar dsb.
Kalau ada istri yang langsung tidak memberi maaf pada suaminya, itu juga benar berdasarkan pengalaman orang yang bersangkutan. Apakah tidak egois? Bagi kita yang memiliki banyak pertimbangan lain, mungkin merasa egois.
Tapi bagi orang yang bersangkutan, mungkin saja selingkuh adalah kesalahan fatal yang tak termaafkan. “Apapun resikonya saya harus berpisah dan tak maafkan suami.”
Kita tidak bisa menghakimi keputusan seorang istri ya, karena kita tak pernah tahu seberat apa masalah yang dihadapi, kita tak pernah tekanan batin apa saja yang dirasakan, apa saja prinsip hidupnya dsb.
“Nah, lalu bagaimana pandangan Mbak Meida sendiri mengenai hal ini? Berapa kali istri harus memaafkan suaminya yang selingkuh?”
Sebagai orang yang tiap hari berhadapan langsung dengan masalah rumah tangga khususnya perselingkuhan, saya akan menyarankan klien saya untuk “selalu memaafkan suami meski dia telah selingkuh berkali-kali.”
“Lhoh kok bisa begitu Mbak Meida? Orang salah kok dibela! Mbak Meida gak tahu sakitnya diselingkuhi ya?”
Bukan begitu ibu.
Jadi, tiap kali membimbing klien yang telah berkomitmen ikhtiar dengan saya, saya selalu meminta klien secara pelan-pelan memaafkan suami.
Karena manfaat memaafkan suami itu untuk diri sendiri. Bukan untuk suaminya. Coba bayangkan jika ibu terus menyimpan dendam dan sakit hati.
Yang sakit lama-lama diri ibu sendiri lho. Awalnya jengkel, benci, kecewa, sedih dan gondok banget di hati. Lama-lama emosi negatif seperti ini akan mengkristal dan mengendap jadi penyakit.
Seperti maag, vertigo, kanker, diabetes, rematik, bahu tegang, penyakit psikosomatis dsb. Siapa yang rugi? Tentu ibu sendiri yang terus menerus tidak ikhlas dengan takdir yang telah menimpa.
Tapi satu hal yang perlu diingat!
Memaafkan suami dan memberi kesempatan kembali adalah 2 hal yang berbeda. Saya sarankan ibu untuk selalu memaafkan suami meski berapa kalipun dia selingkuh.
Tapi, untuk kembali dengan suami yang terus menerus berselingkuh adalah hal lain. Yang ini, saya serahkan kembali pada klien.
Apakah mau memaafkan dan kembali membangun rumah tangga atau mau memaafkan lalu tinggalkan? Dan, untuk membuat keputusan seperti ini saya akui tidak mudah.
Banyak klien saya yang mengikuti Konseling Perceraian dengan saya melalui telepon. Karena mereka bingung dengan keputusan seperti ini.
Jika sudah mempertimbangkan segala hal, tapi ibu masih bingung membuat keputusan terkait masa depan rumah tangga ibu, silakan ibu juga bisa mendaftarkan diri ibu untuk mengikuti Konseling Perceraian.
Konseling Perceraian itu tak selalu berujung dengan keputusan bercerai. Saya akan berikan pemahaman dan treatment sesuai tujuan ibu ikuti konseling. Keputusan bertahan maupun berpisah, tetap ada di tangan ibu sendiri.
Konseling Perceraian ini dilakukan 3 kali melalui telepon dengan tahap penggalian masalah, treatment dan evaluasi.
Apakah ini berbayar Mbak Meida? Ya, sama seperti ketika ibu datang untuk memeriksakan diri ke dokter. Ibu perlu membayar jasa dokter dan menebus obat.
Sama halnya dengan Konseling Perceraian ini. Ada biaya yang harus ibu keluarkan karena ibu akan mendapatkan treatment khusus.
Mbak Meida, curhat kok bayar sih!
Konseling berbeda dengan curhat. Kalau ibu curhat dengan teman, ibu hanya akan didengarkan. Bahkan curhatan ibu nanti bisa viral karena digosipkan di belakang ibu.
Melalui Konseling Perceraian, saya tidak hanya mendengarkan. Saya berikan treatment khusus sehingga keputusan yang ibu ambil bisa lebih tepat.
Tidak membuat ibu menyesal jika pilih berpisah serta tidak membuat ibu terus menerus menahan rasa sakit jika memilih bertahan.
Tak perlu ragu ikuti Konseling Perceraian karena masalah dan data ibu menjadi rahasia saya.
Bagi ibu yang siap berikhtiar melalui Konseling Perceraian, silakan bisa hubungi di nomor konsultasi 085867777797 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.
>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Konseling Perceraian <<