Apakah Cerai Bisa Menyembuhkan Luka Batin Diselingkuhi Suami?

“Saya mau cerai saja Mbak biar luka batin saya sembuh!”

“Biar saya bisa melupakan sakit hati dan dendam diselingkuhi suami.”

“Saya disini sangat tersiksa.”

“Suami memang sudah berhenti selingkuh, tapi saya tidak bisa melupakan kelakuannya itu bahkan dia tidak pernah minta maaf, tidak menunjukkan rasa bersalah.”

Ungkap klien saya.

Apakah disini ada istri yang sedang diselingkuhi maupun suaminya sudah tobat selingkuh tapi masih menyimpan sakit hati, dendam, kecewa, jengkel, amarah sehingga sulit sekali menerima apa yang sudah terlanjur terjadi.

Batin kita sesak, jenuh makin hari makin stres, tertekan dan lama-lama rasanya kita ingin menyerah. “Ya sudah, cerai sajalah Mbak, capek!”

Nah coba ceritakan sakit hati ibu, ceritakan keputus asaan ibu di kolom komentar, supaya lega. Inshallah kalau tidak tidur, saya itu suka baca-baca komentar follower atau subscriber saya.

Ibu-ibu disini yang memiliki pengalaman serupa kemudian ingin cerai saja dari suami sehingga bisa sembuh dari luka batin, saya kasih tahu buk. Jangan PEDE dulu!

Perceraian tidak menjamin luka batin ibu sembuh. Perpisahan tidak menjamin ibu bisa lega. Pergi jauh dari suami tidak menjamin dendam dan sakit hati ibu bisa rilis.

Perceraian bukan solusi dari masalah rumah tangga, bukan solusi dari penuh dan sesaknya batin ibu karena kecewa. Pasca bercerai, luka batin ibu bisa sembuh, bisa juga tidak.

Saya kasih tahu sebuah rahasia buk, pasca bercerai akan ada 2 kemungkinan yang terjadi.

Pertama, luka batin ibu bisa sembuh. Karena ibu merasa sumber sakit hati dan dendam adalah suami. Lalu ibu memilih untuk hidup damai dengan melepaskan suami. Ini bisa terjadi buk dan sangat mungkin dengan syarat sebelum berpisah ibu sudah bisa menerima kondisi yang terlanjur terjadi.

Ibu sudah bisa berdamai dengan perselingkuhan suami, ibu sudah bisa legowo bahwa apa yang terlanjur terjadi memang sudah seharusnya terjadi.

Ibu sudah memahami resiko dari bercerai yakni tidak lagi bisa bergantung pada suami secara nafkah lahir batin. Jika hak asuh anak jatuh ke tangan ibu, maka ibu harus bisa menjadi ibu sekaligus ayah bagi mereka.

Ibu harus siap jika nantinya diolok-olok lingkungan sosial sebagai seorang janda, istri yang tidak bisa menjaga keutuhan rumah tangganya, dikait-kaitkan sebagai wanita penggoda lawan jenis dsb.

Dengan memahami resiko ini dan ibu sudah legowo dengan pengkhianatan suami, maka pasca bercerai saya bisa menjami ibu akan lebih damai. Ibu bisa sembuh dari luka batinnya.

Tapi, jika ibu belum bisa berdamai, masih menyimpan dendam dan sakit hati, masih belum bisa menerima jika suami mengkhianati ibu, maka inilah kemungkinan keduanya yakni pasca bercerai ibu tidak bisa sembuh dari luka batin.

Jika ibu masih menyimpan dendam sedangkan orangnya sudah berpisah dari ibu, ibu justru bisa makin stres buk!

Jika orangnya masih dekat dengan kita, terkadang kita masih bisa melampiaskan emosi ke orang tersebut seperti memukul, memaki, mengacuhkan dsb.

Tapi jika batin ibu masih gondok, masih menyimpan amarah, sakit hati, luka batin belum sembuh, ibu masih dendam sama suami dan pihak ketiga, ibu menganggap mereka adalah pembuat onar dan penyumbang kehancuran rumah tangga, maka pasca bercerai, saya berani katakan 90% ibu masih akan dendam. Ibu masih belum bisa sembuh dari luka batinnya.

Jadi ingat buk, bercerai tidak menjamin luka batin pasca diselingkuhi suami bisa sembuh. Ibu berpisah maupun bertahan, mengobati luka batin diselingkuhi adalah tanggung jawab diri kita sendiri dengan cara merilis atau melepaskan amarah serta dendam.

Intinya adalah, jangan berpisah dengan niat mengobati luka batin. Tapi obati luka batin lebih dulu buk, setelah ibu merasa lebih baik, mampu mengontrol emosi, kemudian tiap kali ingat perselingkuhan suami rasanya sudah tidak terlalu nyesek, sudah tidak sakit banget, maka ini tanda luka batin berangsur sembuh.

Saat luka batin berangsur sembuh, emosi lebih terkontrol, lebih tenang, kita jadi lebih mantap dalam membuat keputusan. Kita bisa berpikir pakai kepala dingin sehingga inshallah kita tidak akan salah membuat keputusan.

Takutnya buk, jika masih dalam kondisi emosi labil kok kita langsung buat keputusan bercerai, yang ada justru penyesalan. Nah saya sendiri punya sebuah layanan namanya Terapi Detoks Batin.

Ini adalah seminar untuk merilis emosi dan energi negatif, merilis uneg-uneg, sakit hati, dendam, kecewa, jengkel, amarah yang terpendam selama ini.

Selama 3 jam terapi, saya akan ajarkan satu metode pernapasan yang bisa Anda praktekkan sendiri berkali-kali di rumah sehingga batin Anda lebih lega, tenang dan plong.

Nah biasanya seminar Terapi Detoks Batin ini saya adakan secara offline di kota-kota besar seperti Palembang, Bandung, Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, Batam dan sebagainya.

Sebisa mungkin saya hadir di kota-kota besar yang mana dibutuhkan oleh para istri untuk merilis emosi dan energi negatifnya. Tapi sayangnya tidak semua kota bisa saya jangkau. Oleh sebab itu, bagi yang kotanya tidak termasuk ke dalam jadwal keliling saya maka silakan bisa ikuti Terapi Detoks Batin online.

Ibu akan mendapatkan rekaman video Terapi Detoks Batin, buku 30 Hari Memaafkan Suami serta Audio Ikhlas dan Lapang Hati. Ini merupakan paket untuk membantu mengobati luka batin secara mandiri.

Karena luka batin kita adalah tanggung jawab kita pribadi buk. Baik suami minta maaf maupun tidak. Nah bagi yang mantap ikhtiar mengobati luka batinnya silakan bisa hubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor +62 858-8888-4232 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Melalui Terapi Detoks Batin <<

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp