Ipar adalah maut. Jika memungkinkan hindari tinggal satu rumah dengan ipar atau yang lebih ekstrim lagi, hindari tinggal satu komplek dengan ipar.
Persis seperti kisah klien saya. Beliau ngegap adik kandungnya chat ke WA suami. Pesannya “I miss you baby”. Sebelumnya klien saya tidak pernah ngecek HP suami.
Karena ada pesan mencurigakan akhirnya dibukalah galeri HP suami. Ternyata ada puluhan foto berdua suami dan adik kandungnya tanpa sehelai baju.
“Mereka mesra Mbak Meida”
“Adik saya memeluk suami seolah tidak segan terhadap saya”
“Suami pun sama, dia mencumbu adik saya seolah tidak risih bahwa ini adalah adik kandung saya”
“Saat saya konfirmasi ke suami”
“Dia mencium kaki saya”
“Dia minta maaf dan berkata itu hanya terjadi 1 kali”
Dari apa yang diungkapkan suami klien saya, muncul kecurigaan saya. Jika memang terjadi satu kali, oke masih bisa kita terima. Tapi, barusan ada pesan masuk katanya “I miss you baby.”
Ini berarti hubungan mereka masih berlanjut. Dan, ada kemungkinan mereka akan kembali menjalin hubungan lebih parah lagi.
Sekarang saya dan klien sedang membuat strategi untuk mengambil langkah terbaik. Bagaimana cara mengkonfirmasi hubungan suami dengan adik kandungnya ini.
Klien saya merasa tidak tega dengan sang adik karena jika masalah ini diungkap pasti nanti melibatkan orang tua mereka.
Nah, dari kasus klien saya ini, apa pelajaran yang bisa diambil?
Pertama, ibu harus memahami bahwa saudara kandung kita tetaplah orang asing bagi suami. Mereka tidak boleh berduaan, tidak boleh tinggal satu rumah dengan kita karena dikhawatirkan akan ada aurat yang terbuka sehingga menjadikan fitnah bagi keduanya.
Kadang kita berpikir, “ah ini adik saya, memang dia mau ngapain sih? Mereka gak mungkin berani macam-macam.”
Ini cara berpikir yang tidak tepat! Justru orang terdekatlah yang perlu kita waspadai karena yang paling mungkin menyakiti adalah orang terdekat kita.
Jadi, hindari untuk mendekatkan suami dengan saudara kandung kita secara fisik.
Kedua, ibu juga harus menghindarkan suami dengan saudara kandung secara emosional. Coba saya tanya, siapa disini yang hobi banget menceritakan saudara kandungnya ke suami?
“Adikku itu lucu, cerdas, jadi primadona di kampus. Dia juga baik, perhatian dsb.”
Nah, suami ibu adalah makhluk visual. Mendengar cerita ibu, dia pasti langsung membayangkan dan membentuk imej menarik di kepalanya.
Lalu apa yang terjadi, suami ibu akan penasaran dan saat bertemu dengan saudara kandung ibu, dia jadi berfantasi. Ini bahaya. Maka, ibu perlu menjauhkan suami dengan saudara kandung baik secara fisik maupun emosional.
Tapi, bukan berarti menutup pintu silaturahmi ya. Ini dua hal yang berbeda.
Nah, jika ibu disini merasa apa yang saya bagikan bermanfaat, jangan lupa dikasih jempol dan disubscribe channel YouTube saya ini ya.
Lalu bagikan ke grup WhatsApp atau Facebook yang ibu miliki. Bagikan kepada teman, saudara, anak, kerabat dsb agar mereka bisa merasakan manfaat yang sama seperti yang ibu rasakan.