Ini adalah real story dari salah seorang klien saya. Beliau datang pada saya saat suaminya telah menikah siri.
Kedatangannya pada saya, hanya ingin mendapatkan dukungan emosional. Agar beliau tidak terus menerus marah, sakit hati, murung dan sedih.
Awalnya suaminya ini selingkuh dengan mantan pacarnya sewaktu masih duduk di bangku SMA. Sang mantan pacar ini menghubungi kembali suami klien saya sesaat setelah bercerai.
Hubungan ini terbentuk kembali saat sang mantan curhat pada suami klien saya. Katanya setelah bercereai, kok hidup makin berat ya. Kesepian, mengurus anak sendiri, belum lagi pandangan negatif masyarakat soal janda dsb.
Sang mantan juga bercerita mengenai kesulitannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan minta pekerjaan pada suami klien saya.
Sampai di titik ini, suami klien saya masih jujur pada klien saya. Dan, klien saya sewaktu itu tidak menaruh curiga apapun.
Beliau tidak sadar bahwa kelemahan pria terletak pada rasa kasihan. Awalnya curhat betapa beratnya hidup yang dijalani, kemudian muncul rasa iba pada wanita tersebut.
Lalu mereka sering berkomunikasi, suami klien saya banyak membantu dan akhirnya terjadilah pertemuan yang membuat mereka menjalin kembali romansa masa lalu.
Hubungan ini terus berlanjut tentu saja tanpa sepengetahuan klien saya sampai akhirnya suami klien saya menikah siri secara diam-diam tanpa izin klien saya.
Tentu ini menyakitkan! Setelah menikah siri, sang suami baru jujur pada istrinya. Dan, tentu saja klien saya kaget luar biasa. Tapi pada akhirnya demi anak-anak, beliau tetap bertahan. Lebih tepatnya terpaksa bertahan.
Dalam keadaan ini setidaknya ada 5 efek menyedihkan yang dialami oleh istri dan anak-anak klien saya.
Pertama, klien saya merasa kurang diperhatikan karena fokus suami terbagi. Waktu, perhatian dan kasih sayang harus dibagi dengan 2 keluarga yang pada akhirnya nanti mereka akan sama-sama menuntut sang kepala keluarga.
Kedua, jatah bulanan dikurangi karena harus dibagi dengan yang lain. Ini sudah pasti akan terjadi. Karena suami tak hanya memenuhi kebutuhan lahir satu keluarga, tapi dua keluarga.
Ketiga, ibu sering murung dan sulit menerima keadaan. Ini adalah efek paling menyakitkan karena mental istrilah yang paling terkena dampaknya. Dan, emosi yang dirasakan istri seperti ini akan sering naik turun serta tidak terkontrol.
Keempat, terjadi gejolak pada mental anak-anak. Jika kasus seperti ini terjadi saat anak-anak masih kecil, biasanya mereka belum paham. Tapi jika terjadi saat anak-anak mulai menginjak usia remaja, ini yang perlu diperhatikan.
Karena naluri memberontak biasanya muncul pada usia remaja.
Kelima, muncul kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa saja lebih baik atau lebih buruk kondisinya.
Maka, jika ibu-ibu disini mengalami masalah seperti ini serta membutuhkan bimbingan, sikap seperti apa yang perlu saya ambil Mbak Meida, jangan ragu ikuti berkonsultasi pada saya.
Caranya mudah sekali, bisa hubungi saya melalui pesan WhatsApp maupun telepon di nomor 08111264401. Melalui nomor tersebut, ibu bisa menceritakan masalahnya secara jujur dan detil sehingga ibu merasa lega.
Kemudian saya akan bantu arahkan berikan bimbingan sesuai masalah dan kondisi rumah tangga yang ibu alami. Jangan ragu hubungi saya dan saya tunggu pesan dari ibu.
>> Saya Siap Berikhtiar Mengharmoniskan Rumah Tangga <<