Ketika mengalami pengkhianatan dari orang yang ibu percayai, maka luka batin ibu akan sangat dalam. Tidak mudah menerima apalagi memaafkan.
Dalam rentang waktu yang cukup panjang, ibu akan terus menyimpan dendam, amarah dan luka. Tidak ada waktu standar kapan seorang istri bisa ikhlas, bangkit dan menerima perselingkuhan suaminya. Ada yang 2 tahun, 5 tahun bahkan puluhan tahun.
Nah, berapapun waktu yang ibu habiskan untuk mengobati diri ibu, selama rentang waktu itu, ibu akan melewati 5 tahapan berikut ini.
Pertama, tahap penyangkalan
Pada tahap ini ibu tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi. Ibu masih percaya bahwa suami adalah orang yang baik, setia dan tidak akan pernah selingkuh.
Kedua, tahap kemarahan
Ibu mulai marah pada diri sendiri, pada suami bahkan pada Tuhan. Kenapa hal ini bisa terjadi pada saya? Padahal saya selalu meyalani suami dengan baik, saya rajin beribadah dsb.
Ketiga, tahap menawar
Ibu mulai berandai-andai. Seandainya dulu saya lebih merawat diri, pasti suami akan lebih bergairah pada saya. Seandainya dulu suami mau tinggal di desa, pasti dia takkan tergoda wanita lain.
Keempat, tahap depresi
Pada momen ini ibu merasa hampa, menyesal dan sedih yang menjadi satu. Ibu bingung tidak tahu harus berbuat apa. Sebelumnya, ibu sudah berikhtiar melalui segala cara tapi tak membuahkan hasil. Dan, tahap ini adalah puncaknya! Ibu merasa putus asa dan tak lagi ingin berjuang.
Kelima, tahap penerimaan
Setelah melewati serangkaian gejolak emosi naik turun, pada akhirnya ibu sampai pada tahap penerimaan. Ibu belajar menerima kenyataan yang telah terjadi.
Ibu memilih merelakan dan mengubur rasa sakit hati yang dirasakan suami. Jutaan kenangan yang ibu miliki bersama suami, terus terbayang dan hati ibu terasa sakit.
Tapi bagaimanapun juga, hidup harus terus berlanjut. Dan, inilah yang membuat ibu pelan-pelan mulai menjalankan aktivitas seperti biasa. Bekerja, beribadah, berusaha menikmati hidup dsb.
Nah, pada tahap penerimaan inilah, ibu mulai mampu menata hati dan pikiran untuk mengembalikan keharmonisan rumah tangga.
Jika ibu belum melewati 5 tahap ini, maka sulit bagi ibu untuk melepaskan suami dari pelakor. Contoh, ibu masih berada di tahap marah.
Apapun bentuk ikhtiar yang ibu lakukan pada tahap marah, tidak akan berhasil. Karena ikhtiar yang ibu lakukan didorong oleh rasa dendam.
“Saya ingin suami bangkrut saja”
“Saya ingin pelakor itu mati dan keluarganya tertimpa musibah”
Pikiran, perasaan dan tindakan ibu mengarah pada keputusan-keputusan yang bersifat negatif. Maka, hasilnya pun akan negatif.
Suami menjadi jengkel, marah dan menghindari ibu. Bukannya kembali harmonis, yang ada justru ibu makin berat tekanan dan stresnya karena suami makin menjauh.
Saran saya, pelan-pelan lewati 5 tahap tadi lebih dulu. Inshallah ketika ibu sudah berada pada tahap kelima, sudah pada momen mampu menerima semuanya, ikhtiar ibu melepaskan suami dari pelakor akan berhasil.
Karena hati ibu sudah lapang, ikhlas, mampu mengontrol dendam dan amarah. Sehingga, segala tindakan yang ibu ambil mengarah pada hal-hal bermuatan positif. Maka, hasil ikhtiarnya pun akan positif.
Nah, bagi ibu-ibu yang ingin mendapatkan bimbingan spiritual rumah tangga agar mampu kuat melewati 5 tahapan tadi, serta ingin berkonsultasi khususnya bagaimana agar suami segera lepas dari pelakor, maka jangan sungkan untuk menghubungi saya.
Bisa melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor +628111 26 4401. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.
>> Saya Siap Ikuti Bimbingan Spiritual Mbak Meida <<