“Dulu waktu belum kenal wanita itu, suami rajin chatting tiap saat meski posisinya sibuk bekerja. Apapun dilaporkan ke saya.”
“Sampai kantor, apa yang dikerjakan, makan siang jajan apa bahkan tiap jam istirahat suami sempatkan video call bersama saya dan anak-anak. Mau jalan untuk pulang kerja pun laporan dulu.”
“Sampai rumah, suami banyak bercerita tentang apa yang dilewatinya di kantor. Dia pun aktif bertanya pada saya mengenai kegiatan saya dan perkembangan anak-anak.”
“Saya merasa punya hansip yang jaga 24 jam. Tapi, sekarang suami berubah. Khususnya semenjak dia mengenal wanita itu.”
“Rasa menggebu-gebu suami saat bercinta pun sudah luntur. Saya tidak lagi merasakan pelukan erat dari suami.”
“Penjagaan dan perhatian yang diberikan pada saya juga lenyap.”
Ada yang mengalami kisah seperti ini?
Suami berubah 180 derajat setelah terkena virus perselingkuhan. Saya sebenarnya tidak heran dengan perubahan yang dialami suami ibu pasca berselingkuh.
Yang namanya virus tidak baik masuk ke dalam rumah, pasti membawa pengaruh yang tidak baik pula. Seperti perhatian dan fokus suami yang mulai berkurang, menjadi sensitif dan pemarah. Istri tidak salah, tapi selalu jadi pelampiasan amarah dsb.
Apalagi kalau pelakor ini terus menuntut diberi perhatian dan minta dinikahi. Otomatis berbagai tuntutan ini membuat suami bingung dan terpojok. Membuatnya sensitif dan mudah marah.
Lalu apa yang harus dilakukan istri jika menghadapi perubahan suami yang seperti ini?
Ibu harus melakukan transformasi kebaikan yang ugal-ugalan! Jika selama ini ibu meminta asisten untuk menyiapkan segalanya bagi suami, mulai sekarang siapkan sendiri!
Mulai dari makanan, minuman, pakaian kerja suami dsb. Sentuh sukma suami dengan ikhtiar lahir ibu berupa pelayanan yang lebih baik. Karena posisinya disini, pelakor pasti banyak menuntut ini dan itu.
Jika ibu juga tak mampu mengontrol emosinya, maka suami berpikir yah lebih baik sama pelakor saja yang lebih fresh pelayanannya. Tunjukkan ibu memiliki nilai diri yang lebih baik, mampu ikhlas dan berdamai dengan keadaan.
Ketenangan ibu, transformasi ugal-ugalan yang ibu lakukan dalam melayani suami, inilah yang akan menyentuh sukma suami. Membuatnya pelan-pelan lebih waras, sadar dengan apa yang telah dia lewatkan selama ini.
Dan, jangan berhenti disini buk!
Setelah menunjukkan emosi yang terkontrol dan pelayanan yang lebih baik di depan suami, ibu bisa melengkapi ikhtiarnya dengan mengikuti bimbingan spiritual rumah tangga secara intensif selama 3 bulan dengan saya.
Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.
Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.
Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.
Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.
Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.
Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.
Nah, bimbingan spiritual rumah tangga ini akan kita lakukan dalam 2 metode yakni telepon dan chat WhatsApp. Bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya dan siap mengikuti bimbingan spiritual ini, jangan segan menghubungi saya ya.
>> Saya Siap Mengikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<