Kenapa Suami Suka Curhat ke Wanita Lain Daripada Istri Sendiri?

Siapa ibu-ibu disini yang sering bertanya-tanya. “Kok suamiku malas curhat sama aku ya? Dia lebih suka curhat ke temannya.”

Ya kalau temannya pria tidak masalah, yang jadi masalah itu jika temannya adalah wanita. Ini sangat berbahaya! Karena curhat bisa menghilangkan eksklusivitas antara suami dan istri.

Curhat bisa membuka celah perselingkuhan dan membuat ibu merasa terkucilkan oleh suami. Jadi, saat istri tahu suaminya curhat dengan wanita lain, istri akan merasa sakit hati. Dia merasa diabaikan dan tidak dianggap.

Lalu kenapa ya suami kok lebih suka curhat ke wanita lain daripada istrinya sendiri? Saya akan bahas detil disini. Silakan simak sampai akhir dan jangan lupa catat nomor konsultasi saya di 08111 26 4401.

>> Saya Siap Berikhtiar Melalui Bimbingan Mbak Meida <<

Ibu tidak perlu khawatir, masalah rumah tangga dan data diri ibu akan menjadi rahasia saya. Silakan jangan ragu untuk menghubungi saya ya.

Ibu jangan berpikir bahwa konsultasi di tempat saya hanya curhat-curhat biasa ya.

Ini adalah konsultasi resmi dimana saya akan mendengarkan secara seksama dan memberikan treatment khusus sesuai kondisi rumah tangga ibu.

Alasan pertama suami malas curhat ke istri adalah seringkali respon istri tidak menyenangkan

Saat curhat, suami itu tidak butuh solusi. Karena suami menganggap dirinya sendiri adalah sumber solusi.

Saat curhat, suami hanya ingin sharing. Dia ingin menunjukkan ke ibu bahwa dia telah membuat keputusan tepat, dia telah berjasa atau berprestasi, dia telah melakukan sesuatu hal yang besar.

Jika respon istri tidak menyenangkan seperti cuek, tidak memberikan apresiasi, mimik muka malas atau tidak tertarik dengan ceritanya, ini akan membuat suami malas cerita. Lain kali, dia akan pilih wanita lain untuk dijadikan tempat curhat.

Alasan kedua, malas menghadapi omelan ibu

Ada lho istri yang dicurhati tapi responnya justru ngomel!

Misalnya, suami curhat mengenai ibunya yang mengeluh soal biaya kuliah. Disini ibu berpikir bahwa suami ada keinginan untuk membantu membayar kuliah adiknya di saat kebutuhan rumah tangga belum terpenuhi dengan baik.

Ibu langsung naik darah dan ngomel! Nah, omelan-omelan ini tentu membuat suami kapok untuk curhat lagi pada ibu.

Aladan ketiga, dihujani ceramah panjang lebar

Naluri suami adalah memberi solusi. Mencari pemecahan masalah. Maka, proses curhatnya ini kalau ibu timpali dengan nasihat atau ceramah panjang lebar, itu kurang bijak!

“Lha wong mau mengeluarkan uneg-uneg kok malah diceramahi! Ah gak asyik”

Seperti itu kurang lebih pendapat suami. Dan naluri suami itu paling anti dengan dinasihati. Dia lebih suka menasihati daripada dinasihati.

Itulah kenapa, di lain kesempatan suami tak mau lagi curhat pada istri karena terus dinasihati.

Alasan keempat, istri tidak fokus pada curhatan suami

Ibu kalau mendengarkan curhatan suami, fokus atau sembari melakukan hal lain? Mungkin ibu mendengarkan sembari memasak, menyetrika, menyapu dsb.

Saran saya, jika curhatan suami ini penting, segera hentikan aktivitas lalu dengarkan dengan hikmat. Ini akan membuat suami merasa dihargai dan didengarkan.

Jika ibu mendengarkan curhatan suami sembari make up, menyuapi anak, melipat pakaian dsb, ini akan membuat ibu tidak bisa fokus sehingga respon ibu untuk curhatan suami jadi tidak tepat.

Bahkan mampu melukai harga diri suami.

Sekarang coba ibu bayangkan saat suami curhat ke wanita lain. Wanita lain ini akan fokus mendengarkan suami ibu, menunjukkan wajah antusias hingga memberikan pujian, apresiasi, rasa simpati bahkan menawarkan pertolongan.

Bagaimana suami ibu tidak memilih curhat ke wanita lain? Karena posisinya disini wanita lain mampu memberikan kenyamanan dan pelayanan terbaik meski hanya mendengarkan curhatan.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp