Selama ini aku memang diam.
Aku menerima perih yang kalian lemparkan. Aku ikhlas dengan sakit yang kalian berikan. Aku tenang dengan jutaan dusta yang kalian tampilkan.
Selama ini aku memang diam.
Seolah aku maafkan tapi sebenarnya aku sedang mempertimbangkan. Seolah aku mengijinkan kalian mengambil kesempurnaan rumah tanggaku tapi sebenarnya aku sedang siapkan pembalasan.
Selama ini aku memang diam.
Berusaha tetap cantik, senyum dan menampilkan yang terbaik. Meski di depan cermin, aku terkoyak bagai sampah yang tak lagi berbentuk.
Selama ini aku memang diam.
Pura-pura tangguh dan baik-baik saja dengan topeng keharmonisan. Tapi, ingatlah! Kalian yang sedang mengoyak masa depanku dan anak-anakku takkan ku biarkan begitu saja.
Lewat cara-caraku memperbaiki hidupku saat ini, aku ingin sampaikan bahwa aku tidak menyerah dengan sikap buruk kalian.
Senyum getirku perlahan ku ubah jadi senyum termanis untuk menampar kalian dengan fakta aku tak hancur karena najis kalian.
Wajah kuyu yang menghiasi hari-hariku perlahan sedang kuganti jadi pesona berseri untuk pastikan kalian tahu aku diam bukan berarti merelakan segalanya di ambang kehancuran.
Kulitku yang terkesan tak cerah perlahan kurawat agar berubah kencang dan kuat untuk memastikan ia tak lemah saat berhadapan dengan perbuatan kalian yang sudah kelewatan.
Hatiku yang awalnya rapuh pelan-pelan mulai pulih karena kuperbaiki dengan doa dan harapan yang bergantung pada Sang Maha Kembalikan Segalanya.
Seringkali aku memang penasaran, bagaimana dia mendekatimu. Apakah persis seperti yang dilakukannya padaku?
Membawakanku minuman dan makanan. Menghubungiku tiap saat, menawarkan perhatian dan kepedulian lewat kata-kata rindu menghangatkan.
Sayangnya, sebelum fajar tiba dia bangunkan aku dengan kenyataan tak terperih berupa kedatanganmu dalam kehidupanku dan anak-anakku.
Meski lidah berkata tak apa. Meski nafas berembus tak masalah. Tapi mata, hati dan jiwa sungguh-sungguh ingin membalas segalanya.
Kemunafikan kalian yang mencederai kepercayaan sedang kurobek dengan pembalasan dendam berupa diriku yang lebih baik, menarik, kuat dan tak mudah dikalahkan. Kalian akan tahu. Kalian akan melihatnya. Kalian akan merasakannya.