3 Kebiasaan Istri Ini Bikin Suami Makin Lengket Sama Pelakor

“Saya dan suami hampir tiap hari bertengkar karena pelakor Mbak”

“Suami tak ingin saya membahasnya lagi, tapi bagaimana mungkin saya tidak membahasnya jika hampir tiap minggu suami masih bertemu, hampir tiap hari suami memberi perhatian ke pelakor diam-diam di belakang saya!”

“Hati saya sakit! Dan, saya tidak bisa mengikuti bimbingan Mbak Meida dimana saya harus diam dan tetap patuh. Itu terlalu sulit buat saya Mbak”

Nah, kurang lebih seperti ini curhatan salah seorang klien saya yang telah memaharkan Kalung Sakinah sebagai bentuk ikhtiar melepaskan suami dari jeratan virus pelakor.

Klien sendiri sudah cukup lama berkonsultasi dan mengikuti bimbingan saya, kurang lebih 3 bulan. Dan, alhamdulillah sebenarnya sudah banyak perubahan dialami sang suami.

Dulunya sang suami ini tak pulang sama sekali, tapi sekarang sudah mau pulang dan hanya sekali seminggu ketemu pelakor pasca beliau ikhtiar melalui Kalung Sakinah.

Dan, bagi saya ini sudah tergolong perubahan besar karena semakin banyak waktu yang dimiliki istri bersama sang suami, inshallah semakin besar pengaruh baik yang bisa diberikan.

Khususnya agar sang suami bisa melihat langsung kemilau cahaya asli dari liontin Kalung Sakinah. Liontin Sakinah ini terbuat dari emas asli dengan energi buka aura daya tarik.

Melalui liontin ini, jika suami tak sengaja melihatnya inshallah secara perlahan bisa membantu melembutkan hatinya.

Nah, dalam proses ini nanti istri bisa lebih sering memasukkan ide-ide, saran yang positif pada suami seperti agar suami lebih perhatian, lebih fokus pada anak dan istri. Inshallah akan lebih didengar dan diterima suami.

Dan, klien saya sebenarnya sudah masuk dalam fase suami mulai melembut hatinya. Ini terbukti dari kemauan sang suami untuk pulang ke rumah, yang mana sebelumnya kan selalu tinggal bersama pelakor tiap hari.

Nah, sayangnya kesabaran klien saya ini setipis tisu. Yah, yang namanya luka batin sebab perselingkuhan itu memang menyakitkan dan sulit ditahan. Dan, saya sangat memahami emosi up and down yang dialami klien.

Itulah kenapa, kemudian saya tenangkan. Saya berikan penguatan dan bimbingan agar sedikit lebih sabar, menunggu momen simpati suami kembali seutuhnya baru kemudian secara lembut kita meminta suami meninggalkan pelakor.

Tapi kembali lagi, sebagai konsultan spiritual, saya sebatas memberikan bimbingan. Keputusan apapun yang ingin dilakukan itu tetap hak klien seutuhnya.

Nah, klien sendiri ketika bertengkar dengan suaminya ini sebenarnya disebabkan kebiasaan sepele. Tapi meskipun sepele, ini tetaplah kebiasaan yang tidak baik bahkan bisa membuat suami makin lengket sama pelakor.

Jadi, saat klien waktunya mendapatkan bimbingan, saya selalu ingatkan hal itu. Dan, pada kesempatan kali ini, saya ingin menjelaskan pada ibu-ibu semua kebiasaan bertengkar sepele itu apa saja sehingga ibu juga bisa belajar dari pengalaman klien saya.

Kebiasaan sepele pertama adalah merasa diri paling benar.

Saya paham betul apa yang dirasakan klien saat diselingkuhi suami. Sedih, tertekan, sensitif, muak, kecewa bahkan trauma hingga depresi.

Tapi, meskipun begitu, suami kita ini adalah titipan Yang Maha Kuasa yang mana kehadirannya bisa jadi adalah sebuah ujian bagi kita.

Maka, dalam bertengkar dengan suami, sesakit apapun ibu, tetap hormati suami. Jangan merasa diri paling benar. Kita juga perlu menyadari kesalahan-kesalahan di masa lalu yang mungkin saja menjadi penyumbang keinginan suami untuk berselingkuh.

Rumah tangga kita tidak akan berjalan dengan harmonis jika masing-masing saling mengedepankan ego. Suami merasa benar dengan perselingkuhannya, kita merasa benar karena diselingkuhi.

Bagi saya, dalam kasus seperti ini tidak ada yang benar! Yang benar adalah kita harus segera sadar untuk memperbaiki diri masing-masing.

Kebisaan sepele kedua, saling menuntut.

Klien saya ini hampir tiap hari mendesak dan menuntut sang suami untuk memutuskan pelakor. Saya paham rasa sakit Anda, tapi menuntut dan mendesak tiap hari hanya akan membuat suami merasa tak nyaman dengan ibu.

Selain memuaskan syahwat, suami yang selingkuh itu juga mencari kenyamanan. Jika dia tak mendapatkannya di rumah, maka dia akan mencari selingkuhannya buk!

Justru desakan dan tuntutan ibu ini membuat suami makin menggebu untuk bersama selingkuhannya.

“Lalu, apakah kita dilarang meminta suami melepaskan pelakor Mbak?”

Tentu saja tidak dilarang! Bahkan saya sarankan ibu untuk meminta suami melepaskan pelakor, tapi bukan dengan cara mendesak dan menuntut tiap hari.

Bagi yang telah memaharkan Kalung Sakinah, sudah ada cara-caranya dalam buku panduan ya. Jadi, silakan bisa diikuti saja. Tapi, bagi klien yang belum memaharkan Kalung Sakinah, mohon maaf sekali belum bisa mendapatkan bimbingan khusus ini.

Kebiasaan sepele ketiga, tidak berusaha memahami.

Kebiasaan sepele korban perselingkuhan adalah dia selalu ingin dipahami sebagai korban. “Saya disakiti, saya dikhianati, saya didzolimi dsb.”

Coba buk! Sesekali kita coba geser sudut pandang kita ke arah suami. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh suami. Ketika ibu menemukan jawabannya, maka cobalah untuk perlahan-lahan memperbaiki diri.

Tapi, ketika ibu tidak menemukan jawabannya bahkan ibu merasa, “saya sudah jadi istri yang baik kok!” Maka itu artinya, tidak ada yang kurang terkait ikhtiar ibu sebagai istri.

Mungkin saja, perselingkuhan suami ini memang bagian dari ujian pernikahan ibu sehingga Tuhan memiliki kesempatan untuk menaikan derajat ibu.

Itulah kenapa, saya sarankan untuk ikhtiar terus. Jangan sampai berhenti, inshallah waktu indah itu akan segera datang.

Nah, bagi klien yang tertarik mengikuti bimbingan saya bagaimana cara memutuskan hubungan suami dan pelakor, ingin buka aura melalui sarana spiritual Kalung Sakinah, silakan bisa hubungi nomor konsultasi saya di +628111 26 4401. Atau klik link di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Memutuskan Pelakor <<

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp