Suami Lebih Cepat Putuskan Selingkuhan Saat Istri Hindari 3 Sikap Ini

Berat dari sebuah teori hanyalah 1 ons, tapi berat dari sebuah tindakan adalah 1 ton. Jadi, jika setelah menyaksikan video ini ibu sudah paham dengan teorinya, maka saran saya segera diterapkan dalam tindakan.

Karena ilmu yang tidak diterapkan artinya ya percuma, perubahan yang ibu dapatkan hanya sekitar 1 ons. Tapi, ketika ibu memahami ilmu ini kemudian menerapkannya, inshallah perubahan besar akan terjadi pada hubungan ibu dan suami.

Ada banyak jalan ikhtiar untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga ibu. Mungkin ibu sudah mencoba segala cara, hampir semua tips di channel ini sudah ibu terapkan. Ibu sudah belajar dari ustad A, ustazah B hingga mengobatkan suami pada orang pintar.

Tapi, sampai dengan hari ini suami masih sulit lepas dari selingkuhannya. Meski begitu, ibu tak boleh berhenti ikhtiar dulu. Siapa tahu tips sederhana yang akan saya bagikan disini, secara ajaib bisa membuka hati suami. Melunakkan hatinya dan mengembalikan sukmanya yang hangat, perhatian dan peduli pada ibu serta anak-anak.

Jadi, selain berikhtiar melalui doa-doa yang kita panjatkan pada Yang Maha Kuasa, meminta doa dari orang tua bahkan mungkin ada sebagian dari ibu-ibu yang menyaksikan video ini telah memaharkan Cincin atau Kalung Sakinah. Maka, semua ikhtiar spiritual itu perlu dibarengi dengan ikhtiar lahiriah.

Setidaknya ada 3 sikap yang perlu ibu hindari untuk membantu membuat suami lebih cepat cepat tergerak hatinya memutuskan sang selingkuhan.

Sikap pertama yang harus ibu hindari adalah BERGANTUNG secara emosional maupun finansial.

Contoh, ibu sama sekali tidak bekerja. Tidak memiliki kemampuan apapun untuk menghasilkan karya maupun pemasukan. Selain itu, ibu juga meletakkan kebahagiaan ibu pada suami. Ibu meletakkan harga diri ibu pada status istri.

Ibu merasa tidak bisa melanjutkan hidup dengan lebih baik jika berpisah dari suami. Nah, ini disebut dengan ketergantungan emosional. Mulai sekarang, belajarlah untuk mandiri. Baik secara finansial maupun emosional.

Ibu bisa belajar mengasah kemampuannya berjualan online, minta bantuan teman soal informasi lowongan kerja atau pekerjaan sampingan apapun yang bisa ibu kerjakan di rumah sembari tetap bisa mengurus anak-anak serta suami.

Jangan berpikir tentang gaji! Karena saya tidak meminta ibu fokus untuk mendatangkan banyak pemasukan. Jadi, bekerja disini ibu bisa memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.

Membuat ibu lebih sadar bahwa ibu berharga, memiliki kelebihan, dikelilingi lingkungan positif, tidak terkungkung di rumah sehingga fokus ibu bisa lebih meluas. Tak hanya memikirkan masalah dengan suami.

Ibu bisa lebih percaya diri, merasa lebih berharga sehingga tak lagi bergantung 100% secara emosional maupun finansial pada suami.

Sikap kedua yang harus ibu hindari adalah tidak berani memberikan konsekuensi.

Misalnya, ibu tahu suami selingkuh berkali-kali. Berkali-kali pula ibu memaafkan tanpa memberikan konsekuensi pada sikap suami.

Ibu hanya meminta suami untuk berhenti, lalu menerima dan memaafkan kembali. Dan, sikap ini adalah sikap yang harus ibu hindari sehingga ibu mampu menunjukkan pada suami bahwa ibu juga memiliki hak untuk membuat keputusan dalam rumah tangga.

Jangan hanya diam! Jangan hanya istighfar, jangan hanya pasrah. Tapi beranilah mengambil tindakan. Contoh sederhana yang sering diterapkan klien saya adalah mereka mengurangi perhatian pada suami.

Biasanya klien saya ini memberikan perhatian 100% pada suami, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, suaminya diurus full time. Nah, ketika klien melihat suami kembali berulah dengan wanita lain, klien mengurangi perhatiannya.

Misalnya, bangun tidur tak ada lagi kopi dan sarapan yang tersedia. Dengan lembut katakan pada suami, “hari ini tidak ada sarapan mas, kalau kamu mau menikmati sarapan di luar rumah silakan. Sesekali aku ingin memberikan kesempatan istirahat pada diri sendiri.”

Ini adalah bentuk konsekuensi buk! Atau hukuman pada suami karena telah berani melanggar hak ibu. Tapi, saran saya jangan terlalu sering dilakukan. Sesekali saja untuk membuat suami jera dan sadar.

Sikap ketiga yang harus ibu hindari suami segera melepaskan selingkuhannya adalah sikap menye-menye alias tidak tegas.

Ibu harus ingat, ibu adalah ratu rumah tangga yang berhak membuat keputusan. Ibu harus berani menyuarakan pendapat dan membuat keputusan yang terbaik untuk diri ibu sendiri.

Sehingga dari sinilah suami akan melihat bahwa ibu punya kuasa serta harga diri. Ini membuat suami segan dan menghormati ibu sehingga dia tak lagi berani menginjak-injak ibu.

Ibu bisa mencoba mulai dari hal kecil. Misalnya, ketika suami ijin pada ibu untuk keluar rumah saat weekend. Katakan saja, “ayah boleh keluar tapi pastikan sebelum pukul 1 siang sudah pulang ke rumah karena ini weekend jadi harus menyempatkan quality time dengan anak-anak.”

Ungkapkan dengan jelas, tegas, percaya diri, angkat dagu ibu, jangan ragu dan beranilah!

3 sikap yang perlu ibu hindari ini jika ibu terapkan dengan niat tulus meminta belas kasih Tuhan agar senantiasa melindungi rumah tangga Anda, maka inshallah akan ada kabar baik dalam waktu dekat dari suami untuk ibu.

Mulailah dari kemantapan hati, terapkan pelan-pelan dan siapkan diri untuk menerima perubahan yang lebih baik.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp