Siapa disini yang suaminya selalu bikin emosi? Ayo jawab jujur di kolom komentar, saya ingin tahu siapa saja.
Yuk jangan malu untuk mengakui. Sekalian dijelaskan, sikap atau kata-kata suami yang bagaimana yang seringkali bikin ibu emosi.
“Suami saya suka naruh handuk sembarangan Mbak!”
“Suami saya kalau ke rumah pelakor ijin dulu ke saya Mbak, saya jadi emosi pingin nonjok hidungnya”
“Suami saya suka kasih uang ke adiknya tanpa bilang ke saya Mbak, padahal kebutuhan keluarga saja belum dia penuhi dengan baik”
Dsb
Ayo saya mau baca satu per satu, ditulis di kolom komentar, sikap atau kata-kata suami yang bagaimana yang seringkali bikin ibu marah.
——- baca komentar ———-
Pada kesempatan kali ini saya tidak akan meminta ibu untuk bersikap sabar atau menahan amarahnya. Orang pingin marah kok ditahan, nanti bisa bikin bisulan.
Ini benar ya, fakta!
Bahwa emosi yang ditahan justru akan berdampak tidak baik bagi kesehatan fisik kita.
“Berarti kita boleh marah ya Mbak?!”
Boleh dong! Marah adalah salah satu bentuk emosi yang wajar dan bisa dirasakan oleh semua manusia. Dan, marah bukan berarti buruk kemudian bikin hipertensi jadi harus dihindari. Tidak selalu seperti itu.
Justru kalau marah tidak diungkapkan bisa bikin stres dan tertekan. Hanya saja, marah yang tepat dan bermanfaat bagi kesehatan mental itu ada caranya.
Bukan sekedar marah, bentak-bentak, nunjuk kesalahan suami, mengeluarkan kata-kata kotor dan pada akhirnya menyakiti suami, membuat kita menyesali perbuatan kita.
Kalau marah yang model begini tidak tepat, karena bisa membuat suami bersikap tertutup serta makin menghindari ibu. Sehingga jika ini terjadi, hubungan dengan suami jadi makin renggang dan tidak bertemu dengan solusi.
Marah itu ada caranya. Seperti apa caranya?
Sebelum saya lanjutkan, saya minta tolong pada ibu-ibu semuanya disini untuk membagikan link live streaming saya lebih dulu.
Boleh dibagikan di grup WhatsApp, grup Facebook atau dibagikan ke siapapun yang menurut ibu membutuhkan materi ini.
Siapa tahu dengan membagikan materi ini, kemudian teman, kerabat atau saudara ibu ikut bergabung dan terinspirasi dari sini ya.
Sehingga mereka jadi lebih mudah mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Inshallah ini akan jadi ladang pahala juga bagi ibu.
Sudah dibagikan ya? Alhamdulillah, terima kasih. Baiklah, sekarang kita lanjutkan.
Emosi marah yang kita rasakan, itu ada tahapannya. Dengan mengenal tahapan marah ini, kita bisa lebih mampu mengendalikan emosi marah sehingga respon kita terhadap orang yang bikin marah, bisa lebih terkontrol. Tidak sembarangan bersikap atau berkata-kata yang nantinya bikin orang lain sakit hati dan berujung penyesalan di diri kita.
Tahapan marah yang pertama adalah IRITASI
Contoh, Naya tidak sengaja melihat HP suaminya. Ada pesan masuk dari wanita ketiga, pesannya “hati-hati di jalan ya sayang.”
Ketika melihat pesan ini, kita sebenarnya tidak langsung marah. Tapi, mengalami iritasi lebih dulu. Ciri-cirinya, muncul rasa tidak nyaman dan fokus kita langsung 100% mengarah pada hal yang membuat kita iritasi ini tadi.
Tahapan marah kedua adalah TERSULUT
Setelah alami iritasi, emosi kita disini mulai tersulut yang terlihat jelas pada reaksi tubuh kita. Tubuh ibu mengeluarkan hormon stres, mulai deg-degan, gemetar, keluar keringat dingin dan nafas menjadi lebih cepat.
Nah saat hal ini terjadi segera atur pernapasan dengan metode 7 3 7. Tarik nafas selama 7 detik, tahan selama 3 detik, kemudian keluarkan lewat mulus selama 7 detik. Ulang metode pernapasan 7 3 7 ini selama 3 kali.
Pernapasan yang teratur ini membantu memberikan jeda bagi otak ibu sehingga tidak cepat marah pada suami. Kadang, kenapa kita mudah cepat marah sebenarnya karena kita tidak belajar memberi jeda seperti ini.
Kalau kita terburu-buru merespon, maka yang keluar dari mulut kita seringkali kata-kata buruk, sikap yang menyakiti pasangan dsb.
Tahapan marah ketiga adalah KLIMAKS
Ini adalah puncaknya orang marah.
Biasanya di tahap ini kita mengeluarkan kata-kata kotor, fisik kita mulai bereaksi seperti ingin membanting pintu, membanting barang-barang yang ada di dekat kita bahkan ketika sudah tidak mampu mengendalikan diri, kita ingin menampar, memukul hingga menonjok orang yang bikin kita emosi.
Tapi respon ini bisa dikendalikan bahkan bisa dihindari ketika pada tahap ketiga atau tahap tersulut tadi, kita mampu melatih otak untuk memberi jeda.
Nah, inshallah dengan memahami 3 tahapan marah ini kita bisa tahu bagaimana kondisi emosi kita saat ini. Respon ibu bisa lebih dikendalikan, tidak los dol yaa..
Tidak mudah mengeluarkan kata-kata kotor, bersikap di luar kendali sehingga tidak sampai membuat suami tersakiti dengan tindakan ibu.
Itulah cara cantik untuk mengendalikan marah pada suami. Semoga bermanfaat dan bisa membantu menjaga keutuhan rumah tangga ibu.
>> Saya Siap Ikhtiar Mengikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga <<