Ini Alasan Istri Jangan Percaya 100% Saat Suami Minta Kesempatan Kedua

“Wah Mbak Meida ngajarin jelek nih!”

“Suami sudah mau tobat minta kesempatan kedua tapi istri dilarang percaya”

“Ajaran sesat nih”

Wah tenang dulu ibu-ibu. Saya jangan diserbu dulu ya. Disitu judul yang saya tampilkan sudah jelas, jangan percaya 100%. Jika ibu disini mau percaya 90% silakan lho. Boleh-boleh saja.

Dan, apa yang saya ungkapkan baik melalui live streaming, reel, video pendek saya di TikTok maupun media sosial lain, semuanya itu bentuknya anjuran. Bukan kewajiban yang harus dipatuhi.

Seperti biasa!

Saya ingin ibu membantu saya membagikan link live streaming saya ini sebanyak mungkin. Boleh dibagikan di grup-grup WhatsApp, grup-grup Facebook atau dibagikan ke siapapun yang menurut ibu membutuhkan materi ini.

Siapa tahu dengan membagikan materi ini, kemudian teman, kerabat atau saudara ibu ikut bergabung dan terinspirasi dari sini ya. Sehingga mereka jadi lebih mudah mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Inshallah ini akan jadi ladang pahala juga bagi ibu.

Sudah dibagikan ya?

Oke, jika sudah sekarang saya ingin tahu. Kira-kira kenapa istri tidak boleh percaya 100% kepada suami setelah suami minta kesempatan kedua?

Misalnya nih ada kasus suami berselingkuh, suami kasar dan KDRT, suami tidak menafkahi dsb. Istri marah, kecewa dan minta pisah. Kemudian suami berkata, ‘kasih saya kesempatan kedua.’

Ibu memberikan kesempatan kedua itu. Tapi, ibu saya anjurkan jangan sampai dikasih kepercayaan 100%. Kenapa seperti itu? Ada yang tahu alasannya apa?

Silakan tulis di kolom komentar, saya ingin tahu pendapat ibu-ibu semuanya disini.

——————– membaca komentar ———————–

Baiklah, jawaban ibu-ibu disini tidak ada yang salah. Semua pendapat bagi saya itu benar, karena pasti sesuai dengan prinsip hidupnya, sesuai dengan kondisi rumah tangganya.

Jadi, tidak ada jawaban atau keputusan yang benar dan standar bagi semua orang ya. Baiklah, sekarang saya akan jelaskan pelan-pelan kenapa istri sebaiknya tidak percaya 100% pada suami setelah memberi kesempatan kedua.

Ada beberapa alasannya.

Pertama, menjaga hati ibu agar tak kecewa untuk kedua kalinya

Yang namanya perselingkuhan, KDRT, tidak menafkahi atau kebiasaan buruk lainnya, itu biasanya muncul bukan dalam waktu singkat.

Saya ambil contoh suami yang malas bekerja dan menafkahi istri seadanya serta perjuangannya begitu-begitu saja. Kemungkinan besar, sedari kecil dia melihat lingkungan yang kurang lebih sama seperti itu.

Orangtuanya, lingkungannya mencontohkan hal tersebut. Secara tak langsung, prinsip ini tumbuh dan mendarah daging dalam diri suami ibu.

Ingat ya kata-kata saya!

Dari kecil dia sudah terbiasa melihat dan mencontoh hal seperti itu, maka kebiasaan malas bekerja dan menafkahi ini tidak muncul dalam waktu 1 atau 2 bulan. Melainkan tumbuh bertahun-tahun hingga dia dewasa.

Dan, untuk mengatasinya maka butuh waktu yang panjang juga. 1 atau 2 bulan tidak bisa menyadarkan suami yang malas bekerja dan menafkahi. Butuh waktu yang juga panjang, sepanjang kebiasaan itu tumbuh dalam dirinya.

Maka, jangan percaya 100% pada suami meski ibu telah memberinya kesempatan kedua. Ibu boleh menunjukkan kepercayaan pada suami agar perubahan yang dia lakukan, membuatnya semangat karena merasa didukung.

Tapi di belakang suami, waspadalah!

Jangan serahkan hati ibu 100%. Jangan serahkan kepercayaan ibu 100%. Ini ibu lakukan untuk berjaga-jaga agar hati ibu tidak kecewa untuk kedua kalinya.

Hati-hati ya!

Kedua, untuk menunjukkan ibu bukanlah istri yang mudah dibodohi

Memberi kesempatan kedua pada suami itu adalah hak ibu. Contoh klien saya, sudah mengalami KDRT. Dicekik, diludahi dan perutnya pernah diinjak-injak suami, tapi tetap mau memberi kesempatan kedua.

Selama konsultasi dengan saya, saya sudah bantu menunjukkan resiko-resiko yang akan beliau terima saat memberikan kesempatan kedua.

Tapi beliau tetap kekeuh untuk memaafkan dan memberi kesempatan kedua. Tentu, keputusan ini telah dipertimbangkan klien saya secara detil. Dan, beliau menganggap bahwa kembali adalah keputusan terbaik yang mampu beliau lakukan saat itu.

Itu terserah klien saya, bukan hak saya untuk melarang!

Tapi saya tegaskan pada klien saya, mohon jangan percaya 100% apapun yang dikatakan suami. Jika dia berjanji saat emosi tidak akan memukul, maka berikan ultimatum sebelum balikan.

Saya minta mereka membuat perjanjian hitam di atas putih, disaksikan oleh kedua orangtua mereka dan pihak RT setempat.

Ini adalah contoh bentuk tidak percaya 100% ya, ada ancaman bahwa jika suami melakukannya lagi maka berpisah adalah solusinya dan takkan ada lagi kesempatan-kesempatan yang lain.

Jadi istri jangan mau dibodohi ya!

Kita ini adalah kunci rumah tangga. Istri yang waras, cerdas, berani bersikap tegas tentu akan membawa rumah tangganya pada keharmonisan dan kesejahteraan inshallah.

Tapi istri yang tidak teguh dalam pendirian, mudah baper, tidak berani mengungkapkan pendapatnya, merasa kecil, rendah diri atau tidak berdaya di bawah kekuasaan suami, tentu rumah tangganya pun kurang lebih nasibnya akan sama seperti itu.

Nah, seperti itu ibu-ibu!

Jadi ada 2 alasan krusial kenapa saya menganjurkan kepada ibu-ibu untuk sebaiknya tidak percaya 100% pada suami setelah memberikan kesempatan kedua. Ini untuk kebaikan dan kesehatan mental ibu sendiri ya.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp