Siapa disini yang emosinya mudah tersulut sama kelakuan suami? Jawab jujur di kolom komentar ya, saya mau baca satu per satu.
Jelaskan juga sikap atau kata-kata suami yang bagaimana yang seringkali bikin ibu emosi.
“Suami suka ambil es batu yang saya buat tanpa ijin Mbak”
“Suami itu kalau ada masalah cuma diam Mbak, nggak mau diajak diskusi”
“Suami saya suka naruh handuk sembarangan Mbak!”
“Suami saya kalau ke rumah pelakor ijin dulu ke saya Mbak, saya jadi emosi pingin nonjok hidungnya”
“Suami saya suka kasih uang ke adiknya tanpa bilang ke saya Mbak, padahal kebutuhan keluarga saja belum dia penuhi dengan baik”
Dsb
Ibu-ibu disini mungkin memiliki keluhan lain terkait sikap suami yang bikin ibu emosi tiada henti.
Nah, pada kesempatan kali ini saya tidak akan meminta ibu untuk bersikap sabar atau menahan amarahnya. Orang pingin marah kok ditahan, nanti bisa bikin bisulan.
Ini benar ya, ini fakta!
Bahwa emosi yang ditahan justru akan berdampak tidak baik bagi kesehatan fisik kita.
“Berarti kita boleh marah ya Mbak?!”
Boleh dong!
Marah adalah salah satu bentuk emosi yang wajar dan bisa dirasakan oleh semua manusia. Dan, marah bukan berarti buruk kemudian bikin hipertensi jadi harus dihindari. Tidak selalu seperti itu.
Justru kalau marah tidak diungkapkan bisa bikin stres dan tertekan. Hanya saja, marah yang tepat dan bermanfaat bagi kesehatan mental itu ada caranya.
Bukan sekedar marah, bentak-bentak, menyudutkan suami, menghina atau mengkritik sikap suami, mengeluarkan kata-kata kotor dan pada akhirnya menyakiti suami, membuat kita menyesali perbuatan kita.
Kalau marah yang model begini tidak tepat ya! Karena bisa membuat suami bersikap tertutup serta makin menghindari ibu. Sehingga jika ini terjadi, hubungan dengan suami jadi makin renggang dan tidak ketemu solusi.
Marah itu ada caranya. Seperti apa caranya?
Sebelum saya lanjutkan, saya minta tolong pada ibu-ibu semuanya disini untuk mencatat nomor konsultasi saya yakni +628111 26 4401.
Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.
Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.
Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.
Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.
Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.
Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.
Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.
Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.
>> Saya Siap Ikhtiar Melalui Bimbingan Mbak Meida <<
Emosi marah yang kita rasakan, itu ada tahapannya buk!
Dengan mengenal tahapan marah ini, kita bisa lebih mampu mengendalikan emosi marah sehingga respon kita terhadap orang yang bikin marah itu tadi, bisa lebih terkontrol.
Tidak sembarangan bersikap atau berkata-kata yang nantinya bikin orang lain sakit hati dan berujung penyesalan pada diri kita.
Tahapan marah pertama adalah IRITASI
Contoh, ibu tidak sengaja melihat HP suaminya. Ada pesan masuk dari wanita ketiga, pesannya “hati-hati di jalan ya sayang.”
Ketika melihat pesan ini, kita sebenarnya tidak langsung marah.
Tapi, mengalami iritasi lebih dulu. Ciri-cirinya, muncul rasa tidak nyaman dan fokus kita langsung 100% mengarah pada hal yang membuat kita iritasi ini tadi.
Tahapan marah kedua adalah TERSULUT
Setelah alami iritasi, emosi kita disini mulai tersulut yang terlihat jelas pada reaksi tubuh kita. Tubuh ibu mengeluarkan hormon stres, mulai deg-degan, gemetar, keluar keringat dingin dan nafas jadi lebih cepat.
Saat ini terjadi segera atur pernapasan dengan metode 7 3 7. Tarik nafas selama 7 detik, tahan selama 3 detik, kemudian keluarkan lewat mulut selama 7 detik. Ulang metode pernapasan 7 3 7 ini selama 3 kali.
Pernapasan yang teratur ini membantu memberikan jeda bagi otak ibu sehingga tidak cepat marah pada suami. Terkadang, kenapa kita mudah cepat marah sebenarnya karena kita tidak belajar memberi jeda seperti ini.
Kalau kita terburu-buru merespon, maka yang keluar dari mulut kita seringkali kata-kata buruk, sikap yang menyakiti pasangan dsb seolah kita ini orang sensitif, mudah uring-uringan dan tak mampu mengontrol emosi.
Tahapan marah ketiga adalah KLIMAKS
Ini adalah puncaknya orang marah.
Biasanya di tahap ini kita mengeluarkan kata-kata kotor, fisik kita mulai bereaksi seperti ingin membanting pintu, membanting barang-barang yang ada di dekat kita bahkan ketika sudah tak mampu mengendalikan diri, kita ingin menampar, memukul hingga menonjok orang yang bikin kita emosi.
Tapi respon ini bisa dikendalikan bahkan bisa dihindari ketika pada tahap kedua atau tahap tersulut tadi, kita mampu melatih otak untuk memberi jeda.
Inshallah dengan memahami 3 tahapan marah ini kita bisa tahu bagaimana kondisi emosi kita saat ini. Respon ibu bisa lebih dikendalikan, tidak los dol yaa..
Tidak mudah mengeluarkan kata-kata kotor, bersikap di luar kendali sehingga tidak sampai membuat suami tersakiti dengan tindakan ibu.
Itulah cara cantik untuk mengendalikan marah pada suami. Semoga bermanfaat dan bisa membantu menjaga keutuhan rumah tangga ibu.