Jarang saya temukan suami yang berani mengaku jujur mengenai perselingkuhannya.
Saat diajak bicara berdua dengan istri, suami cenderung defensif, menghindar dan menunjuk orang lain yang dianggap menyumbang kesalahan terbesar hingga mengakibatkan dirinya selingkuh.
Apakah ibu mengalami hal ini? Suami yang selingkuh, tapi ibu yang disalahkan. Jika iya, silakan simak penjelasan saya sampai akhir.
Karena hanya di akhir penjelasan ini, saya akan berikan solusi bagaimana cara membela diri pada suami yang menyudutkan istri.
Sebelum saya lanjutkan, silakan catat dulu nomor konsultasi saya di 08586 7777 797 atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.
>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Mbak Meida <<
Konsultasi di tempat saya bukan sekedar saya dengarkan seperti ibu yang biasanya curhat pada teman atau keluarganya. Saya menggunakan metode ilmiah yang saya gabungkan dengan ilmu spiritual.
Jadi inshallah setelah ibu mantap berkonsultasi, saya akan berikan bimbingan lahir batin sesuai kondisi rumah tangga ibu.
Apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B, C dan D, keputusan apa yang harus ibu ambil dsb akan saya bantu arahkan.
Dan, tidak perlu khawatir karena data pribadi serta masalah klien menjadi rahasia saya. Jika ada kisah klien yang saya bagikan itu merupakan persetujuan klien bahwa kisahnya boleh dijadikan bahan pembelajaran bagi ibu-ibu semuanya.
Jangan ragu menghubungi saya, saya tunggu ya pesan dari ibu.
Suami yang menyalahkan dan menyudutkan istri setelah ketahuan selingkuh, adalah hal yang biasa. Jadi, ibu jangan heran!
“Kenapa ya Mbak, kok saya yang disalahkan!”
Memang seperti itu tabiat orang yang bersalah tapi tak mau mengaku. Dia memiliki kecenderungan menjaga imej dirinya, dia tak ingin disalahkan, dia ingin dirinya tetap bersih sehingga menunjuk ibu sebagai biang kerok perselingkuhannya.
Suami akan menganggap, ibu tidak becus mengurus rumah tangga, ibu cerewet, suka ngomel, banyak menuntut suami, tidak perhatian, sibuk dengan anak, sibuk dengan pekerjaan dsb.
Kesalahan-kesalahan ibu diungkapkan semuanya, sehingga ibu merasa terpojok dan akhirnya menyalahkan diri sendiri.
Padahal, sesungguhnya suami juga ikut menyumbang kesalahan. Toh disini jika memang ibu terbukti salah, seharusnya sebagai suami, dia meluruskan. Bukan mencari pelampiasan.
“Selanjutnya langkah apa yang bisa saya lakukan Mbak, untuk menghadapi suami yang seperti ini?”
Terima saja!
Jika ibu berontak dan berbalik menyalahkan suami bahkan ibu menunjuk kesalahan-kesalahan suami, maka tidak akan ada habisnya.
Konflik akan makin besar, ikatan emosional ibu dan suami makin menjauh hingga kesepakatan makin sulit dicapai.
Ibu harus ingat satu hal! Ego suami sangat besar seperti gorila. Jadi, ibu coba merendahlah.
“Benar, selama ini memang saya yang kurang memperhatikanmu”
“Benar, selama ini memang saya sibuk dengan pekerjaan dan anak-anak”
Dsb.
Inshallah emosi suami akan mereda mendengar ibu yang merendah seperti ini. Saat hati suami luluh dan emosinya mereda seperti ini, kesalahan yang ditunjukkan suami tadi diperbaiki dulu.
Selama 3 bulan, coba ibu memperbaiki dirinya jadi lebih baik. Selanjutnya, saat mood suami bagus, ajak suami untuk ngobrol berdua.
Disinilah ibu bisa mengungkapkan uneg-unegnya dalam rangka membela diri. Tunjukkan bahwa ibu ada niat baik untuk menjaga keharmonisan rumah tangga sehingga ibu menerima keluhan suami dan mencoba memperbaiki diri.
Jangan lupa, ucapkan juga terima kasih karena suami masih bersedia mengoreksi diri ibu.
Memang sedikit sakit ya, “saya tidak salah kok saya yang harus mengalah”
Mengalah demi kebaikan rumah tangga ibu. Ibarat orang naik pesawat, sebelum lepas landas dan terbang tinggi, pesawat itu harus membumi dulu.
Seperti itu ibu ya, semoga bermanfaat bagi keharmonisan rumah tangganya.