Beberapa waktu lalu saya kedatangan seorang tamu dari Padang, Sumatera Barat bund. Jauh-jauh terbang ke Kudus, Jawa Tengah untuk mengikhtiari suaminya agar sadar dan kembali fokus anak serta dirinya pasca poligami.
“Lhoh Mbak Meida, bukannya poligami itu dibolehkan ya? Kenapa disini Mbak Meida menentang dan ingin membantu klien memisahkan suami dengan istri keduanya yang disiri?”
Dalam banyak video saya sebelumnya, saya sudah sering menjelaskan bahwa sikap saya terhadap poligami itu NETRAL. Saya tidak melarang, saya tidak setuju. Bahkan saya meyakini itu benar jika dilakukan sesuai syariat agama karena memang dalam kepercayaan saya, poligami itu diperbolehkan.
Tapi, sekali lagi jika dilakukan tanpa adab yang tepat maka saya akan menentang. Sama seperti kasus klien saya ini bund, dimana poligami yang dilakukan oleh suaminya ini di luar nurul, gak habis fikri dan menentang adab.
Sehingga menurut saya, ada hak istri sah disini untuk memisahkan suaminya dengan istri sirinya. Kenapa saya berani katakan demikian? Saya akan jelaskan detail, tapi sebelumnya silakan bunda catat dulu nomor konsultasi saya di +62 877-7396-4009.
Bunda bisa menghubungi saya melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian jelaskan detail masalah, kendala, keluhan serta hajat rumah tangga bunda.
Inshallah semakin detail bunda cerita, semakin saya mampu memberikan solusi atau treatment yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi aura bunda.
Jadi, klien saya ini shock karena tahu bahwa suaminya sudah menikah lagi dengan karyawan yang baru magang di perusahaan mereka.
Kebetulan klien dan suami punya usaha travel haji dan umroh yang sudah cukup besar, mulai dari nol, banyak jatuh bangun dilewati sampai akhirnya sebesar ini tapi kemudian dikhianati sang suami setelah ada karyawan magang ini tadi.
“Wah suami saya itu taatnya bukan main Mbak Meida!”
“Solat 5 waktu, solat duha, tahajud, sedekah, gak pernah bolong.”
“Sama orang baiknya bukan main bahkan banyak orang panggil dia ustad. Sudah berangkat haji 2x, umroh udah gak keitung, tapi di balik itu dia zina berkali-kali, merendahkan martabatnya sendiri, kelakuannya persis seperti binatang.”
Ungkap klien saya.
Dan, semua kebejatan ini diketahui klien melalui sopirnya.
“Sopir saya bilang, saya gak tega lihat umi dibohongi bapak seperti ini, saya ikut sedih.”
Nah, dari situ terbongkar semuanya bund! Suami yang sering berzina di kantor, banyak melakukan kebohongan ke istri sendiri, diam-diam ngajak wanita itu umroh bahkan saat istri dan keluarga besarnya juga sedang berada di Mekkah.
Sampai akhirnya si wanita ini hamil bund, lalu suami terpaksa menikahinya secara siri.
Secara hukum, jika suami ingin melakukan poligami, ia wajib meminta persetujuan istri pertama atau yang sah lebih dulu.
Konsekuensi hukum atas nikah siri yang dilakukan suami secara diam-diam tanpa sepengetahuan istri pertama adalah batal demi hukum atau dianggap tidak pernah ada.
Tindakan suami bisa dilaporkan terkait Kejahatan Terhadap Perkawinan dan Kejahatan Kesusilaan, lebih detailnya silakan tanya pihak berwajib terkait masalah hukum ini.
Mungkin ada yang menyangkal, “gak ada kewajiban bagi suami untuk minta ijin jika suami mau nikah lagi Mbak.”
Benar, jika dilakukan secara agama saja! Tapi ini sikap yang kurang bijaksana karena saat suami tidak jujur di awal, pasti keberlangsungan rumah tangga itu dipenuhi kebohongan.
Mau tidur di rumah istri kedua, bohong sama istri pertama. Katanya lembur, ngecek proyek dsb.
Ngasih nafkah ke istri pertama mulai dikurangi dengan alasan bohong lagi karena gaji dipotong perusahaan, istri pertama dibilang boros dsb. Padahal penghasilan suami harus dibagi dengan kebutuhan istri kedua.
Jadi, keberlangsungan rumah tangga akan berjalan penuh kebohongan, tidak ada ketentraman, memunculkan konflik baru.
Padahal menikah adalah ibadah, maka ibadah itu perlu dijalani dengan hati tulus, jujur, bertanggung jawab sehingga pernikahannya menjadi berkah.
Sekali lagi, saya bukannya tidak setuju dengan poligami, sikap saya netral. Tapi akan lebih baik jika pernikahan dilaksanakan dengan jujur agar tidak mendatangkan mudharat ke depannya.
Nah jika pernikahan kedua atau pernikahan siri ini sejak awal memang dimulai dengan zina, kebohongan, perselingkuhan, maka tidak lantas membuat si wanita ketiga disebut sebagai istri sah.
Secara agama dan di mata masyarakat mungkin dia disebut istri sah, istri siri atau istri kedua. Tapi, secara mental, emosional, kedudukannya tak lantas membuatnya menjadi istimewa seperti istri pertama.
Dia tetap wanita yang melanggar hak wanita lain, menyakiti hati sesama wanita, merubuhkan istana wanita lain demi membangun istananya. Ini adab yang tidak baik.
Lebih parahnya lagi, menurut pengakuan klien saya, suaminya ini lama-lama kurang ajar bund. Mulai gak perhatian dan peduli pada anak-anak, lebih condong ke istri kedua, mulai terasa tidak adil terkait nafkah lahir batin.
Dalam kondisi demikian, dimana istri kedua tidak membawa kebaikan bagi suami, justru membawa mudharat bagi pernikahan pertama, tentu istri pertama punya hak untuk berikhtiar menarik kembali simpati suami, agar suami bisa kembali fokus, perhatian, sayang kepada istri pertama.
Adapun ikhtiar spiritual yang paling saya sarankan untuk kasus demikian adalah buka aura. Bisa dilakukan jarak jauh melalui video call, bisa datang langsung ke kantor saya Kudus, Jawa Tengah.
Dalam proses ikhtiar buka aura, hal pertama yang akan kita lakukan adalah saya meminta bunda menjelaskan detail apa yang dialami, dirasakan dan apa yang menjadi hajatnya.
Kedua, pembersihan aura. Aura bisa kotor akibat emosi negatif dalam diri seperti menyimpan dendam, amarah, kesedihan, kekecewaan, kejengkelan dsb.
Atau aura juga bisa tertutup karena kiriman ilmu hitam dari orang yang tidak menyukai kita seperti salah satunya sihir, pelet, guna guna dsb. Setelah bersih, kondisi aura menjadi netral dan siap lanjut tahap ketiga yakni buka aura.
Saya bantu kuatkan aura bunda sehingga energi di sekeliling tubuh menjadi jernih, positif dan kuat. Aura yang sudah bagus ini yang mana inshallah getaran dan dayanya lebih kuat dibandingkan getaran energi di tubuh suami, maka bisa kita manfaatkan untuk mempengaruhi suami secara halus.
Kita bisa pengaruhi suami lewat sentuhan, doa, ucapan lembut kita, kita transfer energi baik itu ke tubuh suami sehingga inshallah perlahan suami kembali nyaman, bersimpati, fokus sama bunda.
Disaat kondisi emosi suami lebih tenang dan terkontrol bersama bunda, inilah saat yang tepat untuk membujuk suami, jelaskan keinginan bunda untuk bisa berlama-lama sama suami, ungkapkan rasa sayangnya, ajak “main” lebih sering.
Semakin sering interaksi dengan suami, semakin positif interaksi dengan suami, inshallah semakin cepat proses suami kembali bersimpati pada bunda.
Perlahan tapi pasti inshallah suami bisa kembali sadar sepenuhnya dan ingat anak istri, terlepas dari pengaruh buruk wanita ketiga.
Nah yang paling spesial di bulan Ramadhan kali ini, saya akan lengkapi ikhtiar buka aura private ini dengan ramuan mandi rempah dan Olensia Adara.
Aura itu kalau sudah dibersihkan dan dikuatkan, perlu dijaga agar tidak mudah kotor dan dayanya kembali lemah. Nah, media untuk menjaga aura kita tetap kuat ini melalui media ramuan mandi rempah dan Olensia Adara. Sehingga inshallah aura kita tetap kuat, jernih dan positif.
Nah bagi bunda yang memiliki kasus serupa serta tertarik ikhtiar bersih-bersih aura, buka aura, menguatkan aura daya tariknya, jangan segan hubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon di kontak +62 877-7396-4009. Atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.
>> Saya Siap Ikhtiar Buka Aura dengan Mbak Meida <<