Suami Lebih Memilih Orangtuanya Bahkan Saat Keguguran Dia Tak Peduli – Buka DM Mbak Meida

Jadi, rubrik DM Mbak Meida hadir kembali. Saya akan buka satu DM dari salah seorang klien saya yang berkonsultasi via Instagram.

Bagi Anda yang ingin berkonsultasi secara spiritual bisa melalui DM di Instagram saya @MbakMeida atau di nomor konsultasi 08111264401.

Tidak perlu khawatir. Data diri dan masalah Anda adalah RAHASIA DAPUR saya. Kalaupun saya buka seperti ini, saya sudah minta ijin pada klien saya dengan tujuan agar jadi pembelajaran bagi kita semua.

Dan, saya juga tidak sebutkan nama klien atau tempat tinggalnya. Jadi, aman. Anda tetap bisa berkonsultasi dengan hati yang lega tanpa rasa was-was.

Sekarang, saya akan buka DM dari seorang klien wanita yang masih sangat muda dengan rumah tangganya yang masih seumur jagung kurang dari 5 tahun.

Kenapa saya pilih kasus dari wanita ini? Karena banyak sekali klien saya yang mengalami kasus seperti ini. Dan, sembari saya buka kasusnya, saya ingin memberikan solusi pada banyak klien lainnya.

Ini adalah masalah umum yang paling banyak terjadi dalam rumah tangga baru. Yakni, suami yang lebih mementingkan orangtuanya dan lebih mendengarkan orangtuanya daripada membuat keputusan bersama istri.

Curhatannya seperti ini.

“Saya mau curhat tentang rumah tangga saya Mbak Meida. Saya “Mawar”, ini nama samaran. Usia saya 26 tahun dan usia pernikahan saya baru 3 tahun.

Suami saya ini anak mami. Apapun itu, dia selalu meminta bantuan pada orangtuanya. Dia lebih mendengarkan dan mementingkan orangtuanya daripada saya.

Jika punya uang sedikit, orangtuanya selalu jadi yang pertama. Saya minta dia untuk pindah rumah, kita kontrak rumah saja dan tidak tinggal dengan mertua. Agar orangtuanya tidak terlalu mencampuri urusan rumah tangga kita.

Tapi, suami saya menolak. Karena dengan cara tinggal dengan di rumah orangtuanya, kita bisa mengurangi pengeluaran yang tidak penting. Kita bisa nabung lebih banyak.

Daya juang suami saya sangat rendah. Hampir tiap hari saya disindir-sindir mertua karena saya tidak bekerja dan hanya bergantung pada suami.

Saya dianggap terlalu banyak meminta pada suami, padahal jika suami tidak memberi, saya tidak pernah meminta pada suami dan bertahan dengan uang tabungan saya.

Yang lebih parah lagi Mbak Meida, saat saya hamil suami tidak mau mengantar jemput saya sampai akhirnya saya kelelahan dan mengalami keguguran.

Saya pulang ke rumah orangtua saya, tapi suami tidak mau menemani. Dia tetap tinggal di rumah orangtuanya dan tidak peduli dengan kesehatan saya. Dia sangat dikendalikan oleh orangtuanya dan ini membuat saya tidak kuat. 

Hampir tiap hari saya menangis dengan keadaan saya ini padahal usia pernikahan saya masih sangat muda. Gimana solusinya Mbak, mohon dijawab.”

Baik, untuk ibu Mawar saya ikut prihatin dengan masalah yang dialami. Saya ada 2 saran. Saran pertama untuk yang belum menikah. Dibicarakan dulu dengan calon suaminya.

Setelah menikah, mau tinggal dengan siapa, dengan orangtua suami atau istri. Mau kontrak rumah sembari menabung beli rumah dsb dibicarakan. Buat batasan-batasan, hal apa saja yang boleh dicampuri orangtua. Serta apa yang tidak boleh dicampuri oleh orangtua.

Harus jelas di awal. Ketika pacaran, jangan bisanya hanya happy-happy saja. Makan, nonton, jalan-jalan, kemudian merancang pesta pernikahan. Tapi, ujung-ujungnya setelah menikah ambyar.

Karena komitmennya kurang, kedewasaannya kurang dalam menghadapi situasi dan lingkungan. Jadi, sebelum menikah harus dibicarakan dengan matang semua kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam pernikahan Anda di masa depan.

Saran saya untuk yang sudah terlanjur menikah dan mengalami kondisi seperti ini, sabar dan lapangkan dada Anda.

Orangtua dimanapun tempatnya memang seperti itu. Sebesar apapun anaknya, memang akan selalu ingin ikut campur kalau mereka kurang kerjaan. Jadi, cukup dipahami saja dan ditelan mentah-mentah semua yang mereka katakan mengenai Anda.

Jangan mudah baper! Karena kebaperan akan membuat Anda gampang sakit hati. Yang sebenarnya, kalimat itu sifatnya netral. Kalimat itu bisa menjadi positif dan negatif ketika Anda memberinya rasa.

Tapi, kalau Anda sudah berusaha cuek dan ternyata suami masih tetap memilih orangtuanya maka Anda perlu berusaha secara optimal melalui usaha lahir dan batin. Salah satunya bisa memanfaatkan Mustika Peluluh Hati Suami.

Ini bagus sekali untuk membantu membuat suami Anda lebih mudah mendengarkan saran dan nasihat Anda. Agar komunikasi jadi lebih terbuka dan suami lebih mudah diajak kerjasama.

Seperti itu saran saya, bagi yang ingin berkonsultasi silakan bisa menghubungi saya melalui kontak 08111264401.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp