Suami Selingkuh, Anak Sakit Mental! Begini Cara Atasi Keduanya

“Suamiku balikan dengan mantan pacarnya sewaktu SMA Mbak! Sakit sekali rasanya. Padahal mereka sudah punya pasangan masing-masing. Tapi kembali bersama dan selingkuh setelah bertemu saat reuni.”

“Anak-anak kami sudah remaja. Memang saya sengaja memberi tahu mereka, agar tahu kelakuan bapaknya seperti apa.

“Tapi sepertinya keputusan saya ini tidak tepat. Saya seperti menorehkan luka batin kepada anak-anak remaja saya.”

“Setelah itu, komunikasi anak-anak dengan bapaknya menjadi sangat buruk. Tiap kali diajak bicara sang bapak, anak-anak selalu pakai nada marah, mereka ingin memberontak tapi tidak bisa karena masih membutuhkan bapaknya.”

“Performa akademis anak-anak juga menurun. Mereka sering bolos kursus tanpa sepengetahuan saya lalu menginap di kos temannya.”

“Tiap bangun pagi, saya sering melihat mata anak perempuan saya sembab. Saya tahu dia pasti memendam luka yang dalam. Bapaknya, sosok yang selama ini jadi teladan dan kebanggaannya tega melukai dirinya sesakit ini.”

Ini adalah ungkapan hati klien saya saat mengikuti konseling dengan saya. Bisa kita lihat disini ya, saat suami selingkuh yang terluka dan terkena dampak bukan hanya istri.

Anak-anak kita juga terkena dampak khususnya pada kesehatan mentalnya. Klien saya ini sudah menunjukkan penurunan kesehatan mental sang anak pada suami.

Dengan tujuan sang suami bisa jera dan berhenti selingkuh. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Sang suami tetap tak peduli dan meneruskan perselingkuhannya.

Menyakitkan ya?

Setelah itu, saya menyarankan klien untuk membuat strategi baru yakni mendekatkan anak dan bapaknya. Yang menyadarkan disini haruslah sang anak.

Jika kebetulan sang bapak selama ini memang sosok ayah yang baik dan perhatian pada anak, inshallah ini akan lebih mudah membuat suami luluh hatinya pada sang anak.

Ibu minta tolong pada anaknya, jelaskan bahwa kalian harus bekerjasama membantu ibu untuk menjaga keutuhan rumah tangga ini.

Kita dekati bapak secara pelan-pelan, kita sentuh emosinya, kita berikan dukungan emosional, perbanyak waktu dan obrolan dengan bapak.

Jangan buru-buru memberi nasihat!

Karena seorang bapak akan merasa harga dirinya diinjak-injak saat dinasihati anak. Jadi, ibu cukup minta bantuan anak agar mau diajak kerjasama dan mendekat kepada sang bapak.

Anak harus lebih sering berdekatan secara fisik maupun emosional dengan bapaknya, menghabiskan waktu berdua, ngobrol, minta pendapat sang bapak, minta tolong sebanyak mungkin ke bapak.

Inshallah melalui langkah-langkah ini bisa membantu meluluhkan hati sang bapak pada anaknya. Betapa dia memiliki anak yang masa depannya ini masih panjang. Masih butuh dukungan bapak, sehingga “saya harus jadi teladan yang baik bagi anak, tidak boleh neko-neko.”

Inshallah pemikiran seperti ini akan muncul ketika hati sang bapak mulai luluh.

Nah, bagi ibu-ibu yang merasa butuh lebih banyak bimbingan dan arahan, jangan sungkan untuk mendaftarkan diri mengikuti Konseling Telepon dengan saya.

Konsultasi di tempat saya bukan sekedar saya dengarkan seperti ibu yang biasanya curhat pada teman atau keluarganya. Saya menggunakan metode ilmiah yang saya gabungkan dengan ilmu spiritual.

Jadi inshallah setelah ibu mantap berkonsultasi, saya akan berikan bimbingan lahir batin sesuai kondisi rumah tangga ibu.

Apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B, C dan D, keputusan apa yang harus ibu ambil dsb akan saya bantu arahkan.

Tidak perlu khawatir karena data pribadi serta masalah klien menjadi rahasia saya. Jika ada kisah klien yang saya bagikan itu merupakan persetujuan klien bahwa kisahnya boleh dijadikan bahan pembelajaran bagi ibu-ibu semuanya.

Ibu bisa menghubungi saya melalui chat WhatsApp maupun telepon di nomor konsultasi 08111 26 4401 atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Mbak Meida <<

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp