Siapa ibu-ibu disini yang baru saja kembali menerima suaminya setelah diselingkuhi? Saya yakin tidak sedikit diantara kalian yang memilih untuk kembali bersama meskipun telah dikhinati.
Bagi saya, tidak ada sikap yang benar maupun salah terkait keputusan yang ibu ambil. Karena tiap istri pasti telah mempertimbangkan banyak hal sebelum kembali menerima sang suami.
Tapi, ibu harus sadar bahwa tiap keputusan itu pasti ada resiko atau tantangannya. Menerima suami setelah nyata-nyata ibu tahu diselingkuhi, dia tega menyutubuhi wanita lain, tentu juga ada resiko atau tantangannya.
Nah, sebelum saya tunjukkan tantangannya apa saja, saya ingin jelaskan dulu apa yang menjadi alasan para istri mempertahankan rumah tangganya meski telah diselingkuhi.
Alasan pertama adalah anak!
Ini menjadi alasan yang paling banyak diungkapkan oleh klien saya. “Kalau bukan karena anak, saya pasti sudah cerai Mbak! Ngapain merawat pria kurang ajar seperti itu”
Jadi, para istri ini perannya merangkap sebagai ibu. Mereka memiliki hati sebagai ibu yang memikirkan perasaan anak-anaknya. “Nanti kalau anakku dibully karena ibunya janda gimana Mbak?”
“Nanti kalau anakku dibully karena bapaknya selingkuh gimana Mbak?”
“Bagaimanapun kondisi saya, saya tidak peduli Mbak! Yang terpenting anak-anak saya memiliki orang tua lengkap dan gambaran rumah tangga yang utuh.”
Nah, apakah ibu juga seperti ini?
Alasan kedua kenapa istri memilih bertahan adalah ketergantungan emosional.
“Saya masih cinta sama suami”
“Sayang banget mau pisah, usia pernikahan sudah puluhan tahun”
“Saya sampai pindah keyakinan agar bisa menikah dengan suami”, dsb
Ini beberapa contoh bergantung emosional pada suami. Karena sudah terbiasa dengan kehadiran suami, membuat istri membayangkan berumah tangga tanpa suami akan terasa HAMPA DAN SULIT.
Alasan ketiga kenapa istri memilih bertahan adalah ketergantungan sosial.
“Apa kata tetangga kalau jadi janda?”
“Kasihan orang tua kalau tahu aku cerai!”
“Keluarga besar pasti gak terima dengan keputusan ini”
“Anak-anak bisa kena bully kalau orang tuanya pisah”
Jika ibu takut dicap buruk oleh masyarakat setelah bercerai, ini berarti ibu masih bergantung secara sosial dengan suami dan status pernikahannya.
Alasan keempat kenapa istri memilih bertahan adalah ketergantungan finansial.
Istri yang tidak bekerja, tidak berpenghasilan, merasa tak memiliki kemampuan apapun, cenderung memilih bertahan karena BINGUNG hadapi masa depan.
Akhirnya, meski tersakiti dan dikhianati berkali-kali beberapa istri memilih bertahan karena tak sanggup menanggung resiko hidup tanpa pemasukan suami.
4 alasan ini membuat istri tetap memilih bertahan meski secara nyata melihat suami bermain api. Suami yang melihat istrinya tetap bertahan, wah dia seperti berada di atas awan buk!
Dia merasa menang sehingga sikapnya pada istri biasanya akan bersifat arogan, menyepelekan bahkan menganggap istrinya ini tidak ada.
Dalam posisi ini buk, jika ibu tetap menerima kembali suaminya maka ibu harus tahu resiko atau tantangan yang akan dihadapi.
Pertama, diperlakukan buruk
Seperti yang sudah saya jelaskan tadi, saat ibu memilih bertahan maka suami akan merasa di atas awan. Dia merasa diperebutkan oleh 2 orang wanita. Dia bangga dengan dirinya, bahwa 2 wanita ini bergantung dan tidak bisa hidup tanpa saya.
Maka, sikapnya terhadap istri akan semena-mena. Ibu akan disepelekan, direndahkan bahkan ini persis seperti yang dialami oleh klien saya, beliau dianggap tidak ada, digantung dan tidak dinafkahi.
Klien saya ini hanya dicari ketika suaminya ada butuhnya saja, seperti mencari barang atau saat sang suami ingin buang racun. Pasti menyakitkan ya diperlakukan seperti ini?
Tantangan kedua yang akan dihadapi istri ketika memilih bertahan adalah kembali diselingkuhi.
Bukan rahasia umum bahwa sekali selingkuh, maka ada kemungkinan untuk kembali selingkuh. Maka, ketika kembali bersama suami setelah diselingkuhi, ibu harus selalu waspada!
Di depan suami, tunjukkan kepercayaan 100% tapi di belakang suami ibu harus selalu waspada dengan segala kemungkinan buruk yang akan kembali terjadi.
Tantangan ketiga yang akan dihadapi istri ketika memilih bertahan adalah alami luka batin yang tak berkesudahan.
Bangkit dari keterpurukan pasca diselingkuhi itu tidak mudah. Apalagi orang yang ibu anggap menyakiti, yakni suami masih bersama ibu dalam keseharian.
Sehingga, ibu akan sering mengalami rasa cemas, takut, sedih hingga sensitif yang mengakibatkan uring-uringan. Luka batin ini akan sering ibu alami secara tiba-tiba.
Pada menit pertama, ibu mungkin merasa bahagia karena anak dapat nilai bagus setelah mengikuti tes di sekolahnya. Kemudian setelah melihat suami baca chat di WhatsApp nya sambil senyum-senyum sendiri, kemudian ibu merasa curiga.
Seketika itu juga mood ibu akan berubah menjadi cemas. Tantangan-tantangan seperti ini harus ibu sadari, pahami dan siapkan solusinya.
Karena tidak mungkin, ibu memilih bertahan dengan suami tapi dalam kondisi kejiwaan yang tertekan dan tak mampu mengekspresikan emosinya.