Cara Mengatasi Pasangan yang Selalu Mengancam CERAI

Perceraian terjadi ketika pengadilan atau badan kompeten lainnya secara hukum membubarkan sebuah pernikahan. Ketok palu, lalu SAH BERCERAI!

Disitu, yang terlibat tidak hanya dua orang suami dan istri. Tapi, keluarga besar suami dan istri. Dan, yang paling menyedihkan adalah MELIBATKAN ANAK-ANAK. Kalau sudah ada anak ya.

Lalu, kenapa orang lebih memilih bercerai daripada mempertahankan rumah tangganya?

Mungkin, orang di luar sana mengatakan suami istri EGOIS. Apa tidak kasihan dengan anaknya?

Belum tentu. Kita tidak pernah tahu di balik layar rumah tangga tiap orang itu seperti apa. Mungkin terjadi KDRT. Mungkin istri tidak dinafkahi.

Dan, kalau itu diteruskan justru membuat kesehatan mental istri dan anak-anak rusak. Jadi, pilihannya ya bercerai.

Selain itu, ada lagi yang bercerai karena perselingkuhan, masalah finansial, komunikasi yang buruk, perubahan fisik, ekspektasi yang tidak sesuai setelah menikah, belum siap mental dsb.

Tapi, bagi saya perceraian itu sama seperti pernikahan. Sesuatu yang sifatnya SAKRAL dan tidak boleh diucapkan sembarangan.

Anda menikah, tentu dengan persiapan yang MATANG, bukan? Menikahnya 2022, pernikahannya sudah dipersiapkan sejak 2021.

Jadi, selama 1 tahun di tahun 2021 itu kita sibuk mengurus pesta pernikahan. Mulai administrasi surat-suratnya, mencoba macam-macam gaun pengantin, memilih WO, memilih menu-menu makanan, mencari venue pernikahan yang tepat dsb.

Luar biasa sekali persiapannya. Persiapan untuk pesta pernikahan yang hanya berlangsung 1 hari.

Tapi, bagaimana nanti pasangan menghadapi kehidupannya setelah pernikahan, ratusan hari ke depan, tidak pernah dibicarakan.

Nanti, pendidikan anak bagaimana. Nanti, siapa yang menjadi sumber utama penghasilan, apakah istri boleh bekerja, siapa yang mengurus anak, tinggal dimana.

Bagaimana kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya tidak memiliki anak, masalah finansial terganggu atau berselingkuh. Tidak pernah dibicarakan.

Akhirnya apa yang terjadi setelah kita menjalani pernikahan? Kita akan berhadapan dengan tantangan-tantangan yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Kita berharap pernikahan kita indah seperti pesta yang kita selenggarakan. Nyatanya tidak. Pernikahan kita suram. Suami malas-malasan bekerja.

Atau istri ternyata lebih cerewet daripada kelihatannya dan banyak menuntut. Kemudian, pasangan suami istri ini tidak memiliki komitmen yang cukup kuat dalam menjalani kehidupan pernikahan.

Akhirnya apa? Kalau ada masalah, ya selalu mengancam pisah atau cerai.

Ah, sudahlah! Kita cerai saja. Ah sudahlah kita pisah saja.

Kalau kamu seperti ini terus, aku minta cerai saja. Kembalikan aku ke rumah orangtuaku dsb.

Kata pisah atau cerai ini mengalir dengan mudahnya melalui mulut kita. Padahal, cerai atau pisah adalah kata-kata yang SAKRAL.

Yang memang kalau sekali diucapkan, artinya benar-benar cerai. Tidak ada kata kembali lagi.

Tapi, anehnya banyak pasangan yang mudah sekali mengatakan cerai atau pisah. Ada masalah dikit ancamannya cerai. Ada gangguan dikit, ancamannya pisah.

Ketika seseorang mengatakan cerai untuk pertama kali, misalnya istri Anda ya. Saat itu, Anda pasti kaget. Seketika Anda bingung.

Tapi, ternyata itu hanya ancaman. Setelah itu, dia tidak benar-benar mengajukan cerai ke pengadilan. Setelah emosinya reda, dia lupa dengan ucapannya tadi.

Nah, sayangnya setelah itu kambuh lagi. Pas emosi, berkonflik, mengancam cerai lagi.

Untuk kedua kalinya, Anda mengancam cerai, Anda sudah tidak kaget. Sewaktu pertama mungkin kaget, tapi setelah itu TIDAK.

Anda biasa saja. “Nanti juga baik sendiri. Saya biarin saja. Nanti kalau sudah tidak emosi, pasti baik lagi. Itu cuma gertak sambal. Dia tidak akan berani cerai beneran.”

Pasangan Anda yang biasa Anda ancam seperti itu, akan menyepelekan Anda. Dia tidak lagi takut dengan ancaman Anda.

Atau kalau itu Anda yang sering diancam pasangan untuk diceraikan, Anda pun sudah kebas dengan kata-kata cerai. Anda tidak takut lagi, benar kan?

Seharusnya, kata cerai itu Anda simpan dulu. Anda tahan emosi Anda. Jangan sampai asal Anda keluarkan.

Karena sekali Anda keluarkan, tapi Anda tidak benar-benar realisasikan, harga diri Anda akan turun di mata pasangan. Anda akan diabaikan dan disepelekan.

Saya berharap, kata cerai itu tidak pernah terucap dalam rumah tangga Anda. Kalaupun terpaksa keluar, harus benar-benar sudah Anda pikirkan dengan matang dan cukup dikeluarkan satu kali saja, lalu realisasikan.

Lalu, bagaimana Mbak Meida jika pasangan kita selalu mengancam cerai?

Dia sudah sering mengancam seperti itu, saya selalu abaikan. Saya tahu, setelah emosinya mereda dia akan kembali seperti semula.

Tapi, saya tetap takut jika dia terus seperti itu. Bagaimana cara mengatasi pasangan yang selalu mengancam cerai?

CERAIKAN SAJA.

Ikuti keinginannya. Seseorang yang selalu mengancam cerai, dia pun sudah tidak menghargai Anda dan hubungan kalian.

Kalau dia menghargai hubungan itu, dia tidak akan sembarangan mengatakan CERAI. Dan, disini sudah kelihatan hubungan kalian tidak sehat.

Ada masalah, bukannya diselesaikan dan mencari solusi tapi malah menghindar dan mengancam CERAI.

Kalau pasangan sudah beberapa kali atau bahkan tidak terhitung mengatakan CERAI, ceraikan saja.  Biar dia tahu rasa!

Agar dia tahu ke depannya tidak sembarangan mengatakan hal tersebut. Itu pelajaran.

Saya bukannya tidak membantu mengharmoniskan hubungan rumah tangga ya. Tapi, sangat terlihat disini kalau pasangan sudah sering mengancam cerai, artinya hubungan kalian memang sudah tidak sehat.

Tapi, kalau ngotot tetap ingin bersama bagaimana Mbak Meida? Ya itu harus ada penanganan khusus dengan memanfaatkan sarana spiritual.

Karena masalahnya sudah parah. Kalau kita hanya menggunakan cara lahiriah, SULIT.

Analoginya seperti ini, kalau orang sudah sakit kanker stadium akhir, maka tidak bisa hanya berobat jalan.

Harus opname, ikut kemoterapi bahkan biasanya pengobatan itu double dengan memanfaatkan pengobatan alternatif dan doa-doa.

Tetap ada senjata dalam bentuk spiritualnya. Nah, kalau pasangan selalu mengancam cerai tadi bisa memanfaatkan Perhiasan Samara.

Perhiasan Samara di tempat saya bentuknya macam-macam, ada cincin, anting, kalung dan gelang. Ini dari emas asli ya.

Dan, sudah saya lengkapi dengan energi spiritual yang bisa membantu meluluhkan target Anda. Misalnya itu suami atau istri yang sering mengancam CERAI.

Cara memanfaatkannya mudah sekali, hanya perlu dikenakan saja. Kemudian energinya akan menyatu dengan cakra dalam tubuh Anda agar selaras sesuai dengan hajat Anda.

Untuk mendapatkan Cincin Samara ini bagaimana? Silakan bisa hubungi melalui telepon/WhatsApp di nomor 08111264401. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

>> Saya Mau Pesan Cincin Samara <<

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp