Selamanya Istri Akan Sulit Putuskan Suami dan Pelakor Jika Gak Punya Mindset Ini

Memutuskan suami dan pelakor harus dimulai dari mindset atau pola pikir. Jika Anda sebagai istri yang sedang diselingkuhi suami dan tidak memiliki mindset atau pola pikir yang tepat, maka selamanya Anda akan kesulitan memutuskan suami dan pelakor.

Sebagian besar, istri yang tahu jika dia diselingkuhi suami, biasanya mereka ikhtiar menggunakan otot.

Mereka menyadap WhatsApp HP suami, memasang GPS di mobil suami, menginterogasi semua teman-teman dekat suami, menjadikan rekan kantor suami sebagai mata-mata kemudian mereka meminta suami menjelaskan dari A sampai Z, mereka minta suami untuk jujur 100% tentang perselingkuhannya, meminta suami untuk berhenti gak selingkuh lagi, mereka menangis, memohon-mohon dan mengemis bahkan ada yang mendatangi pelakor kemudian melabraknya.

Nah, apakah ibu disini tergolong istri yang ikhtiar menggunakan otot seperti yang saya contohkan tadi?

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan jenis ikhtiar yang Anda pilih buk, banyak juga yang berikhtiar pakai otot kemudian berhasil membuat suami jera dan gak selingkuh lagi.

Tapi lebih banyak lagi yang tidak berhasil! Melainkan lebih banyak membuat suaminya merasa ilfeel, hilang rasa, makin muak berdekatan dengan istri dan akhirnya tetap selingkuh.

Berdasarkan pengalaman saya menangani ratusan masalah rumah tangga khususnya perselingkuhan, saya tiap kali memberikan bimbingan kepada klien yang mengikuti ikhtiar spiritual rumah tangga dengan saya, hal pertama yang saya arahkan adalah mindset atau pola pikir.

Jika pola pikir Anda benar, maka tiap ucapan dan tindakan Anda pun akan lebih tepat. Jika pola pikir sudah salah, maka tindakan dan ucapan Anda hanya akan menjadi kesempatan bagi suami untuk semakin menyalahkan, menyudutkan serta menjauhi Anda.

ketika Anda sudah mampu berucap dan bertindak dengan tepat, inshallah tanpa effort yang berat atau tanpa otot sekalipun, Anda bisa dengan mudah memutuskan suami dengan pelakor.

Nah, kira-kira pola pikir istri yang diselingkuhi itu harus bagaimana sih Mbak Meida? Silakan simak video ini sampai akhir karena ada beberapa pola pikir yang akan saya jelaskan dan perlu untuk Anda pahami serta terapkan.

Oh ya buk, catat juga nomor konsultasi saya di 0858-8888-4232. Ibu bisa menghubungi melalui chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detail masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membantu membersihkan, menetralkan dan menguatkan aura daya tarik ibu.

Medan energi di sekeliling tubuh ibu atau saya menyebutnya sebagai aura, ketika sudah bersih dan bermuatan energi positif, maka aura ini akan memiliki daya yang kuat untuk menarik beragam hal baik dalam diri ibu.

Seperti, lebih mudah meluluhkan hati suami, mengunci fokus suami, meningkatkan kepercayaan diri hingga menarik orang-orang serta situasi yang bisa membantu mempercepat terkabulnya hajat ibu.

Setelah aura diperbaiki, saya juga akan membantu memberikan bimbingan mengenai apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

>> Saya Siap Ikuti Bimbingan Spiritual Rumah Tangga dengan Mbak Meida <<

Mindset atau pola pikir pertama yang harus Anda pahami adalah suami bukan milik Anda.

Suami adalah milik Tuhan dan milik dirinya sendiri. Meskipun sudah menjadi suami, sudah seranjang tiap hari dengan Anda, Anda sudah memberikan pelayanan terbaik untuk suami, bukan berarti itu tanda bahwa suami adalah milik Anda.

Suami tetaplah pribadi yang utuh dengan pemikiran dan dunianya sendiri. Kita tidak bisa mengontrol suami agar mau bersikap lebih lembut, lebih perhatian, lebih setia kepada kita.

Yang bisa dilakukan istri adalah menjadi istri yang baik, bertanggung jawab, berdoa kepada Tuhan meminta perlindungan dan pertolongan. Terlepas apakah suami menghargai ikhtiar kita, kemudian membalasnya dengan hal yang setimpal atau tidak, itu urusan suami buk!

Kadang kita lupa bahwa suami juga manusia yang berhak memilih. Dia punya hak untuk memilih bertahan dan mencintai kita selamanya, juga berhak memilih dan berbahagia dengan yang lain.

Jika pada akhirnya, suami memilih yang lain padahal kita sudah ikhtiar kesana kemari, mengajak suami diskusi berkali-kali untuk diskusi tapi tak juga menemukan titik temu karena keinginan suami memang ingin hidup dengan yang lain, lalu istri bisa apa?

Hidup berumah tangga dengan orang yang sudah gak mau sama kita itu berat buk! Jadi, ingat! Suami berhak memilih, Anda pun berhak memilih. Dengan memahami dan menerapkan pola pikir ini, maka hati kita akan lebih ikhlas.

Kita tetap ikhtiar sebaik mungkin mempertahankan rumah tangga ini, tapi hati ini juga perlu kita pasrahkan sehingga mental kita tidak terbebani harus bisa membuat suami cinta lagi. Karena ingat, di atas keinginan kita, ada takdir Tuhan yang menentukan.

Mindset atau pola pikir kedua yang harus Anda terapkan adalah orang selingkuh sama dengan orang murahan.

Mungkin Anda mengemis pada suami agar suami bertahan. Anda menangis, Anda menunjukkan segala kenangan selama puluhan tahun yang sudah kalian lewati tapi kemudian suami tak bergeming.

Awalnya, dia berubah. Dia mulai ingin memperbaiki kesalahannya tapi kemudian “sikap haramnya” ini kambuh lagi. Maka, aktifkan pola pikir Anda buk!

“Oh ngapain aku nangis-nangis kaya gitu! Dia kan manusia murahan. Daripada menghabiskan waktu untuk nangis, lebih baik aku beresin rumah, cari pekerjaan, menambah penghasilan, ngurus anak yang bener, cari pengobatan luka batin supaya aku bisa bangkit, termotivasi dan gak terus terusan sakit hati.”

“Orang murahan ngapain aku tangisin? Dia pulang ya diurus, gak pulang ya gak usah dicari.”

“Justru kesehatan mentalku nanti akan terganggu, aku bisa stres, gila, depresi, trauma kalau terus menerus hidup dalam hungan gak sehat ini.”

“Dia aja gak peduli, ngapain aku harus peduli banget sama hubungan ini? Yang penting, aku sama anak-anak sehat lahir batin.”

Nah, coba buk! Pasang mindset cuek seperti ini, kira-kira bisa gak buk?

Mindset atau pola pikir ketiga yang harus Anda terapkan adalah semua rumah tangga pasti diuji.

Ini kalimat sederhana, tapi maknanya sangat dalam. Ibu harus tahu bahwa setiap orang yang berumah tangga itu menderita. Tidak selamanya mereka bahagia dan hidupnya lancar terus.

Ada yang diuji dengan hutang, kemiskinan. Ada yang diuji dengan ketidakhadiran anak, ada yang diuji dengan suami yang melakukan kekerasan. Dan masih banyak lagi.

Nah, salah satunya adalah Anda buk! Anda sedang diuji dengan kesetiaan suami. Mungkin ibu melihat temannya, “duh kok enak ya jadi kamu! Suamimu mapan, perhatian pula.”

Tapi kita gak tahu buk, kalau suaminya banyak utang! Kemudian di lain kesempatan ibu melihat temannya, “duh kok enak ya jadi kamu! Suami ganteng, anak-anak sehat, kamu juga gak kekurangan satu apapun.”

Tapi kita gak tahu buk, kalau suaminya gak kerja. Sejak pertama kali menikah hingga puluhan tahun usia pernikahan, teman ibu tadi gak pernah dinafkahi.

Mereka sama-sama mengalami masalah, tapi dengan kadar penderitaan yang berbeda-beda. Bukan berarti disini ibu lebih menderita dibandingkan yang lain karena diselingkuhi ya, ibu juga gak tahu kan kalau teman-temannya juga menderita dalam pernikahan.

Sehingga kesempatan diuji ini bisa menjadi momen bagi kita untuk berkontemplasi buk. Untuk lebih sering ngaca, apa sih yang perlu saya perbaiki. Aku harus lebih banyak berdoa dan ibadah nih, harus lebih banyak curhat kepada Tuhan dsb.

Ada banyak kesadaran yang akan ibu temukan ketika ibu memgaktifkan mindset “semua rumah tangga pasti diuji.”

Nah dari ketiga mindset atau pola pikir ini, mungkin ibu merasa “kok seolah suami itu gak penting ya, artinya gak perlu diikhtiari, kita biarin aja!”

Bukan seperti itu buk! Ketika rumah tangga diuji dengan perselingkuhan, ibu tetap perlu berikhtiar jika memang ingin bertahan dan mengembalikan cinta suami.

Tapi ketika ibu menerapkan 3 mindset atau pola pikir ini, inshallah ibu akan lebih ikhlas dan pasrah. Yang namanya manusia buk, kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin tapi hasilnya tetap kita pasrahkan pada Yang Maha Kuasa.

Jika pada akhirnya, suami tetap enggan bersama kita lagi, maka kekecewaan, kemarahan atau patah hati yang kita rasakan tidak akan parah banget buk. Kita bisa cepat bangkit.

Ketika ibu menerapkan 3 mindset atau pola pikir itu tadi, maka saat proses ibu ikhtiar untuk mengembalikan cinta suami, ibu tidak dalam kondisi menggebu-gebu ingin segera suami putus dari pelakor.

Melainkan ibu berada dalam kondisi tenang. Nah, ketenangan batin inilah yang akan membuat tindakan serta ucapan ibu terarah dan inshallah bisa membuat suami pelan-pelan kembali bersimpati.

Kalau emosi ibu menggebu-gebu, lebih banyak ikhtiar pakai otot, yang terjadi justru suami akan makin menjauh. Selamat praktek dan semoga berhasil ya buk!

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp