Suami Selingkuh Lalu Nikah Siri! Apakah Ini Poligami Sesuai Teladan Nabi?

Saya pernah membuat sebuah video pendek yang berjudul “Untuk Pelakor yang Merebut Suami Orang, Anda Jangan Bangga Dulu karena Bukan Aerarti Anda Lebih Baik, Lebih Sempurna dari Istri Sah.”

Wah itu rame banget buk! Baik di TikTok, YouTube maupun Facebook. Banyak sekali yang menyerang dan menghujat saya.

Saya dianggap tidak paham agama karena dalam agama tidak ada istilah pelakor. Saya dianggap tidak tahu sejarah pernikahan Nabi Muhammad yang memiliki lebih dari 1 istri.

Kemudian ada yang bilang jadi pihak ketiga itu bukan keinginan si wanita melainkan takdir dari Allah. Ada lagi yang bilang jangan hanya memojokkan pihak ketiga, salahkan juga suaminya.

Tidak hanya sampai disitu, ada juga yang mengatakan “yah suami itu kalau selingkuh tentu karena ada kekurangan dalam diri istri, entah karena tak bisa melayani dan sebagainya sehingga wajar lah suaminya selingkuh!”

Yang paling parah lagi, saya dianggap lagi curhat buk! Dikiranya saya adalah korban perselingkuhan dan suaminya menikah lagi lalu meninggalkan saya. Itulah sebab saya membuat konten itu sebagai bentuk pelampiasan emosi saya.

Saya jujur saja, agak emosi membaca ribuan komentar bernada sama seperti itu. Dan, saya jadi penasaran kok hampir 80% komentarnya semacam itu. Apakah di Indonesia ini sekarang lebih banyak yang jadi pihak ketiga dibandingkan istri sah?

Yah, saya nggak tahu juga ya untuk data detailnya seperti apa karena gak pernah ada survei dari BPS terkait “berapa jumlah pihak ketiga atau pelakor di Indonesia.”

Okay, kali ini saya mau meluruskan apa yang saya jelaskan dalam video pendek tersebut kok seolah-olah saya hanya menyudutkan pelakor, seolah-olah saya menentang poligami, seolah-olah saya tidak paham bahwa Nabi Muhammad punya lebih dari 1 istri.

Jadi begini buk, suami selingkuh kemudian berzina hingga akhirnya pihak ketiga hamil kemudian mereka menikah siri. Bagi pihak ketiga dan suami orang yang bersikap demikian, mereka menganggap apa yang dilakukan itu hal yang benar. Termasuk menjalankan sunnah Nabi yakni menikah lagi alias berpoligami.

Hey tunggu dulu, apakah nabi mencontohkan perselingkuhan, perzinahan lalu melakukan pembenaran terhadap kesalahannya dan menyebut itu sebagai bagian dari sunnahku yakni berpoligami? Tentu tidak ya.

Ada orang yang berkomentar di video saya, “kamu tahu gak istri nabi ada berapa?” “Apakah istri nabi itu pelakor?”

Mereka membandingkan apa yang saya katakan dengan fakta pernikahan Nabi Muhammad yang mana istrinya lebih dari 1. Sekarang, saya mau jelaskan detail satu per satu.

Pertama, saya tidak menyebut tentang istri kedua, istri siri maupun istri-istri Nabi Muhammad. Jadi, agak kurang relevan jika para netizen itu membandingkan pelakor dengan istri-istri Nabi.

Kedua, Nabi Muhammad memiliki lebih dari 1 istri dengan tujuan mensukseskan dakwah atau membantu dan menyelamatkan para wanita yang kehilangan suami. Semua istri Nabi adalah janda yang mana sebagian besar usianya menjelang senja dan hanya ada 1 istri Nabi yang masih gadis yakni Aisyah.

Berbeda dengan fakta perselingkuhan yang ditutupi dengan embel-embel poligami sebagai sunnah Nabi. Banyak diantara para suami yang menjadikan wanita penjaja sebagai selingkuhan kemudian naik tahta jadi istri siri.

Bukan hak saya untuk melarang, tapi saya menjelaskan bahwa niat poligami sang Nabi bukan sekedar urusan syahwat.

Ketiga, Nabi Muhammad menikahi istri-istrinya secara baik-baik, tidak berbohong pada istrinya yang lain, tidak berzina sebelum menikah, tidak menyakiti hati istri-istrinya.

Lalu bagaimana dengan pernikahan diam-diam yang dilakukan oleh suami jaman sekarang? Apakah mereka memulainya dengan kejujuran, ijin pada istri sah lebih dulu?

“Lhah ngapain minta ijin Mbak, tidak ada kewajiban bagi suami untuk minta ijin pada istrinya jika ingin menikah lagi!”

Benar!

Tapi, apakah Anda bisa memastikan jika keberlangsungan pernikahan kalian nantinya bisa dilandasi dengan kejujuran? Contoh, suami mau menginap di rumah istri kedua tapi bohong sama istri pertama.

Ngakunya lembur, ngecek proyek dsb. Kemudian, karena sudah menikah lagi dan perlu menafkahi istri kedua, maka suami mengurangi jatah bulanan istri pertama. Dia bohong lagi sama istri pertama, ngakunya gaji dipotong sama perusahaan, istri pertama dituduh boros dsb.

Pernikahan adalah ibadah. Lalu ibadah model apa jika keberlangsungannya selalu diwarnai dengan dusat seperti ini? Bukankah jika sejak awal tidak jujur, tidak minta ijin, ke depannya Anda akan lebih banyak menanggung dosa karena terus menerus berbohong?

Keempat, istri-istri Nabi ini tidak dengan sengaja mendekati atau menggoda Nabi agar Nabi mau menikahinya. Istri-istri Nabi adalah wanita beriman yang tahu porsinya dalam melayani dan mendukung dakwah sang Nabi.

Mereka tidak membujuk, menghasut, mempengaruhi Nabi agar dijadikan yang pertama atau satu-satunya atau agar Nabi benci dengan istrinya yang lain.

Lalu bagaimana dengan model wanita jaman sekarang? Sebagai sesama wanita, saya jujur tidak mau merendahkan. Justru saya ingin menyadarkan Anda, bahwa tidak baik dan tidak bijaksana jika Anda merusak kebahagiaan serta kesehatan mental sesama wanita. Apalagi mereka disini sudah memiliki anak-anak yang masih membutuhkan sosok ayahnya.

Jika memang kenyataannya Anda sengaja mendekat, menggoda, menguasai suami orang agar tidak kembali pada istri sah dan anak-anaknya maka yang Anda lakukan jelas salah. Itu bukan takdir, melainkan memang pilihan waras Anda ingin menjadi pihak ketiga yang merusak kebahagiaan wanita lain.

Kelima, Nabi Muhammad ketika masih lajang dan masih sangat muda yakni 25 tahun, beliau menikahi janda usia 40 tahun. Dan, Nabi kita setia selama 25 tahun membangun rumah tangga dengan satu istri sampai ajal sang istri menjemput.

Baru setelah menduda selama 1 tahun, Nabi menikah lagi dengan sistem poligami. Dan, itupun bukan murni keinginan Nabi melainkan perintah Allah SWT.

Jadi, jika ada yang selingkuh di belakang istri, berbohong, berzina kemudian menikahi selingkuhannya dan menganggap itu bagian dari sunnah Nabi, coba refleksi diri Anda dulu.

Kesetiaan 25 tahun Nabi Muhammad pada 1 istri hingga kematian memisahkan, kenapa bukan itu yang ditiru?

Saya disini sama sekali tidak menentang poligami. Saya bersikap netral. Anda mau nikah lagi dan mengoleksi 4 istri, silakan. Anda mau jadi wanita ketiga, keempat dsb, silakan. Itu hak Anda.

Tapi ingat! Gunakan adab. Gunakan cara yang halal dan baik sehingga tidak menyakiti istri, anak-anak, keluarga besar serta tidak membawa mudharat bagi kehidupan rumah tangga Anda ke depannya.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp