Ucapkan Kalimat Pamungkas Ini Saat Suami Ijin ke Rumah Pelakor!

“Mbak Meida, kalau suami ijin ke rumah pelakor saya harus bereaksi seperti apa ya di depan suami? Jujur saya tidak ingin dia pergi ke rumah wanita itu karena rasanya sakit banget. Tapi kalau tidak saya ijinkan pasti suami marah-marah.”

Pernah mengalami hal seperti ini? Suami berani ijin kepada istri untuk mampir ke rumah pelakor. Biasanya suami yang nekat bersikap seperti ini, mereka sudah ketahuan selingkuh oleh istrinya.

Kemudian berjanji untuk melepaskan pelakor tapi kenyataannya sikap suami justru makin parah dan makin terang-terangan selingkuh.

Sebelum saya jelaskan bagaimana istri seharusnya menjawab ijin dari suami, silakan catat dulu nomor konsultasi saya di +628111 26 4401.

>> Saya Siap Ikhtiar Bimbingan Rumah Tangga dengan Mbak Meida <<

Melalui nomor konsultasi tersebut, ibu bisa menghubungi dengan cara chat WhatsApp maupun telepon kemudian menjelaskan detil masalah rumah tangganya seperti apa.

Bimbingan rumah tangga di tempat saya bersifat psiko spiritual. Saya menggabungkan ilmu psikologi dengan kekuatan spiritual.

Jadi, saya tidak sekedar mendengarkan curhat ibu seperti saat ibu curhat pada teman atau keluarganya.

Apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B dan C, keputusan yang harus ibu ambil dsb akan saya bantu arahkan berdasarkan realitas.

Kemudian saya lengkapi bimbingan dengan ikhtiar spiritual menggunakan energi doa dan buka aura.

Inshallah ikhtiar kita lebih optimal. Karena ada ikhtiar lahir berdasarkan realitas dan dilengkapi doa serta energi buka aura.

Nah, bagi ibu yang saat ini ingin segera menyelesaikan masalah rumah tangganya, jangan segan menghubungi saya ya.

Baiklah, kita kembali pada pembahasan di awal. Apa yang harus dikatakan istri ketika suami ijin ke rumah pelakor. Jika diijinkan, istri bakal sakit hati banget. Jika tidak diijinkan, suami pasti marah besar pada istri. Jadi serba salah ya.

Kita disini harus bisa mengemas kalimat yang bersifat ambigu. Seolah-olah mengijinkan tapi membuat suami berpikir, apakah tindakannya ini harus benar-benar dilakukan atau tidak. Kalimatnya kurang lebih seperti ini.

“Apakah dengan cara meminta ijin seperti ini, kamu menganggap telah menghargaiku? Jika benar kamu menghargaiku, kamu bahkan tidak akan berani melanggar komitmen kita. Silakan jika memang ingin pergi, itu adalah hakmu.”

Ucapkan dengan tenang, elegan dan tanpa emosi meledak-ledak. Ingat! Kepercayaan diri kita ketika berikhtiar adalah kekuatan utama. Dengan cara ini, kita akan lebih dihargai suami sehingga dia tak berani bersikap seenaknya sendiri.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp