Suami Selalu Galau Soal Mantan dan Gak Mau Peluk Istri – Buka DM Mbak Meida

Begini Mbak Meida, saya sudah menikah dengan suami selama kurang lebih 3 tahun. Sebagai suami dia tidak ada mesra-mesranya sama sekali dengan saya.

Kita pun berhubungan intim hanya beberapa kali saja dan itu pun sepertinya dia lakukan karena formalitas. Bukan karena bergairah atau cinta dengan saya.

Sebenarnya kami menikah atas perjodohan orangtua kami. Saya bingung Mbak Meida, apakah suami cinta atau tidak dengan saya.

Soalnya dia sebelumnya punya punya pacar, mau menikah lalu kemudian putus. Suami saya setiap kali tidur di malam hari tidak pernah menghadap ke saya.

Dia selalu memantati saya dan peluk erat gulingnya bahkan tidak dilepas sampai pagi. Saya juga pingin Mbak Meida, diberikan kasih sayang dan dipeluk suami seperti dia meluk gulingnya.

Tapi, saya tidak pernah rasakan itu. Dan, satu hal lagi suami juga sering dengerin musik-musik galau tentang mantan.

JAWABAN MBAK MEIDA

Nah, jika teman-teman Dewi Cinta juga memiliki masalah dalam rumah tangganya. Dan, sedang mencari solusi tapi kesulitan mencari jawaban yang tepat, silakan bisa menghubungi saya.

Melalui telepon atau WhatsApp di nomor 08111264401. Atau klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.

> Saya Mau Konsultasi <

Atau kalau mau lebih santai bisa melalui inbox facebook atau DM Instagram saya di @MbakMeida.

Oke, sekarang saya akan berikan solusi untuk seorang istri yang sudah mengirim pertanyaan ke saya melalui DM Instagram.

Hmm.. menikah karena dijodohkan resikonya memang seperti ini. Cinta tidak bisa tumbuh seiring berjalannya waktu.

Orangtua di jaman dulu mungkin menganggap bahwa setelah menikah cinta itu bisa tumbuh.

Tapi, begini.. orang yang menikah karena cinta saja bisa bercerai. Apalagi orang yang menikah tanpa cinta.

“Mbak Meida, Anda jangan sok tahu! Saya menikah karena dijodohkan. Tapi, pernikahan saya bisa bertahan cukup lama. Dan, lihat saja orang-orang jaman dahulu. Mereka menikah tanpa ada rasa cinta tapi bisa punya banyak anak.”

Ya cinta dan nafsu kan berbeda. Tidak semua orang punya cinta, tapi semua orang punya nafsu.

Kalau punya anak, ya siapa saja bisa punya anak. Seperti kasus yang baru saja saya baca ini kan setelah menikah bisa berhubungan intim beberapa kali.

Tapi, buktinya suami tetap tidak bisa memberikan perhatian yang penuh kasih pada istrinya. Sampai-sampai istrinya haus akan kasih sayang seperti itu dan curhat ke saya.

Jadi, saran saya kalau orangtua menjodohkan itu jangan memaksa. Kasih referensi, dikenalkan itu boleh.

Selanjutnya, kasih ruang bagi anak-anaknya untuk berkenalan, dekat dan intim berdua lebih dulu.

Niat orangtua selalu baik, tapi kadang mereka memandang masalah hanya dari satu dimensi. Yakni, dimensi mereka sendiri.

Mereka lupa kalau anak-anak jaman sekarang berbeda dengan jaman dulu. Kalau jaman dulu, mereka sangat patuh.

Kalau orangtua sudah bilang A, ya diikuti A. Anak sekarang mana bisa? Mereka sangat menjunjung tinggi demokratisasi.

Kalau tidak setuju, mereka berani membangkang karena merasa memiliki hak dan daya.

Anak-anak juga sama, kalau dijodohkan jangan asal diiyakan orangtuanya. Anda ijinkan orangtua untuk memberi referensi, tapi keputusan tetap di tangan Anda.

Anda harus punya kriteria, kalau tidak sreg dan merasa tidak mampu menerima kekurangannya dalam jangka panjang, merasa tidak yakin hidup susah dengan orang tersebut, jangan diterima.

Pikir-pikir lagi. Kenapa pertimbangannya harus kekurangan dan kesulitan hidup?

Karena kalau dalam keadaan mudah dan bahagia semua orang pasti bisa. Tapi, dalam keadaan negatif, tidak semua orang mampu kecuali dia benar-benar mencintai dan menghargai pasangannya.

Tapi, kalau sudah terlanjur menikah seperti ini, ibu yang mengirim pesan ini bisa memanfaatkan sarana spiritual khusus untuk membantu meluluhkan hati suaminya.

Kalau Anda pakai tangan kosong untuk membuat dia cinta dan bergairah akan butuh waktu sangat lama.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp