“Mbak Meida, suami itu kalau buat kesalahan lalu saya tegur, bukannya mengakui kesalahannya tapi justru makin marah ke saya”
“Sering banget saya tahan amarah saya, biar suami gak makin emosi”
Nah, pemikiran seperti ini sebenarnya kurang tepat. Karena menahan amarah itu jatuhnya bikin ibu sakit hati. Marah, ditahan. Kecewa, dipendam.
Lama-lama ini bisa jadi sampah batin. Daripada dipendam atau ditahan, lebih baik dijinakkan.
Pada kesempatan live streaming ini, saya akan bahas 7 langkah menjinakkan amarah pada suami.
“Mbak Meida, apakah normal jika istri sering marah ke suami?”
Coba sekarang kita samakan persepsi dulu, apa sih makna dari marah itu sendiri.
Sebagian besar dari kita menganggap marah adalah hal negatif dan harus dihindari. Marah adalah lawan dari cinta sehingga harus ditahan baik suami maupun istri. Marah bisa merusak hubungan suami istri, bisa membuat rumah tangga tidak harmonis. Ini tidak tepat!
Marah adalah reaksi emosi manusia saat sebuah kondisi tidak berjalan sesuai apa yang diinginkan atau sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.
Contoh, ibu melihat suami chattingan dengan mantan pacarnya sewaktu SMA. Marah atau tidak? Marah dong ya!
Tidak mungkin saya kasih nasihat ke ibu, “sabar, mungkin itu hanya sapaan biasa. Tidak akan terjadi apa-apa, semua akan baik-baik saja. Ibu berpikir positif saja, jangan marah.”
Tidak mungkin saya berkata seperti itu! Ini menyalahi reaksi wajar ibu. Ibu pasti cemburu dan marah. Tapi, ada cara yang lebih baik lagi yakni menjinakkan atau mengendalikan marah. Karena marah ini tidak bisa dihindari atau dihilangkan sepenuhnya.
Jadi kalau ibu-ibu tanya ke saya, “bolehkah kita marah?”
Tentu saja, boleh! Dalam batas kewajaran dan dengan alasan marah yang tepat.
Sekarang kita lanjut ke pembahasan inti, yakni cara menjinakkan atau mengendalikan marah itu tadi.
Langkah Satu
Hindari marah-marah secara langsung
Saat ada hal yang membuat ibu marah, tunggu selama 20 menit sebelum bereaksi. Tarik napas dalam dan duduk di tempat yang nyaman. Jika mau berbaring, boleh silakan.
Setelah ibu mampu bernafas secara normal, nafas tidak ngos-ngosan lagi, bayangkan kembali situasi yang memicu amarah ibu. Kemudian tanyakan pada diri ibu, “apakah marah saya ini sah dan masuk akal?”
Langkah Dua
Pahami kenapa diri ibu ingin marah
Selang 20 menit, ibu sudah tenang tapi rasanya masih ingin marah. Maka buatlah daftar tertulis mengenai alasan, “mengapa saya merasa seperti itu”.
Tulis saja misalnya, “saya marah karena suami chat mantannya. Dia melarang saya chattingan dengan pria manapun selain urusan kerja, dia sering mengecek HP saya, tapi suami justru melakukan apa yang dia larang ke saya.”
Jika masih ada alasan lain, tulis sampai hati ibu benar-benar mentok tidak lagi menemukan jawaban. Untuk menjinakkan amarah pada suami, ibu harus tahu apa yang menjadi pemicu kemarahan ibu.
Setelah ibu tulis, lanjutkan dengan membaca daftar tersebut dengan keras. Disinilah kesempatan ibu untuk mengeluarkan amarah yang tertahan.
Inshallah cara ini mampu merilis sakit hati dan kecewa yang ibu rasakan.
Langkah Tiga
Bicarakan dengan suami
Jika alasan marah ibu ternyata tidak masuk akal, tapi ibu masih ingin marah, karena di hati rasanya masih ada yang sesak, bicarakan pada suami.
Membuka diri tentang emosi negatif, jujur pada perasaan ibu, inshallah ini juga bisa membuat hati ibu lebih lega.
Langkah Empat
Tunjukkan perbedaan pendapat dengan nada kalem
Jika ada hal yang membuat ibu marah, kecewa, tidak setuju, dekati suami dengan tenang. Sebisa mungkin hindari menggunakan kata-kata yang menyakitkan, makian, kekerasan verbal dsb.
Ketenangan adalah kunci untuk membuat suasana tetap woles sehingga ibu dan suami inshallah akan lebih cepat mencapai kesepakatan.
Langkah Lima
Cari tahu emosi tersembunyi dibalik amarah ibu
Emosi manusia itu mirip banget dengan kulit bawang bombay. Kupasan pertama adalah apa yang terlihat dari luar. Kupasan kedua adalah apa yang diungkapkan. Kupasan ketiga dan seterusnya adalah apa yang sebenarnya dirasakan.
Nah terkadang marah ini adalah emosi yang tampak dari luar. Tapi dibalik itu, ada emosi tersembunyi yang jadi sumber utama kemarahan tersebut. Itulah yang perlu digali.
Langkah Enam
Kemarahan ibu adalah kuasa ibu
Apapun alasan ibu marah, diri ibu sendirilah yang memiliki kendali atas emosi ibu.
Artinya, sekuat apapun suami mengatasi amarah ibu, sesabar apapun suami menerima marahnya ibu, sekeras apapun suami minta maaf, semua itu akan percuma, jika ibu sendiri tak ada niatan untuk melepas amarah tersebut.
Ini bukan berarti tindakan baik suami tidak membantu ya. Sikap baik suami tentu akan mempengaruhi emosi ibu, tapi yang hal ini perlu dikuatkan lagi dengan niat ibu yang sungguh-sungguh dalam menjinakkan amarahnya sendiri.
Langkah Tujuh
Ini khusus bagi ibu-ibu yang sudah menjalankan semua poin, dari poin satu sampai enam tapi hasilnya belum mampu membuat ibu tenang, masih ingin marah dsb, bisa konsultasikan ke saya.
Di tempat layanan saya, saya menyediakan terapi khusus untuk mengobati luka-luka batin akibat masalah rumah tangga yang menyebabkan ibu sering marah, mudah kecewa sensitif dsb.
Memang ada masalah-masalah rumah tangga yang membuat istri ini terus merasa tertekan dan stres meski suami sudah tobat serta minta maaf.
Oleh sebab itu, perlu treatment khusus seperti terapi dsb untuk membantu merilis stresnya. Jadi, silakan jangan sungkan hubungi saya jika tertarik berkonsultasi langsung untuk atasi amarahnya.
Bisa melalui inbox facebook, DM instagram, untuk yang di TikTok bisa klik link di bio dan bagi yang di YouTube bisa klik link di deskripsi di bawah video ini.