Istriku Tidur dengan Teman SMA dan Tinggalkan Utang Ratusan Juta

Saya tidak pernah menyangka kehidupan saya yang begitu harmonis bisa berantakan seperti ini. Tahun 2016 saya berangkat haji bersama dengan istri saya. Saya pikir inilah momen terbaik dan paling religius yang kami miliki.

Sepulang ke Indonesia, saya mendapat kabar tagihan kartu kredit mencapai ratusan juta. Hingga akhirnya saya bertanya pada istri saya.

Dia mengaku bahwa dialah yang membelanjkan uang ratusan juta itu untuk membeli barang-barang branded seperti gaun, tas dan perabotan rumah tangga.

Yang membuat saya semakin tidak percaya, istri saya ternyata juga memiliki utang di beberapa tempat. Jika tagihan kartu kredit ditambah dengan utang ini, maka totalnya bisa mencapai 2 milyar.

Disinilah kesalahan saya. Saya terlalu mempercayai istri saya bahkan kepercayaan saya melebihi 100%. Kebetulan saya memiliki 2 usaha. Usaha pertama dalam bentuk tour and travel yang saya pegang secara langsung.

Alhamdulillah usaha lancar dan arus kas dalam perusahaan tersebut juga lancar. Usaha kedua adalah toko bangunan. Toko ini banyak membangun perkonomian kami. Dan, untuk usaha ini 100% keuangannya istri yang pegang.

Saya sama sekali tidak mengetahui kemana saja istri saya membelanjakan uang hingga akhirnya tagihan kartu kredit bisa membengkak. Dan, utang juga bejibun.

Karena hal ini, saya akhirnya menjual usaha tour and travel saya. Saya pun menjual 2 mobil yang biasa saya dan istri saya kendarai. Semua asset termasuk tanah dan ruko yang saya investasikan, saya jual.

Meski begitu, masih belum bisa menutup utang dan Bunga yang makin memperberat. Saya marah pada istri. Saya kecewa, saya mendiamkannya hampir 7 bulan. Tapi saya tetap memberinya nafkah dengan baik mengingat kami memiliki 2 anak yang masih tidak tahu apa-apa soal urusan orang dewasa.

Selama 7 bulan banting tulang membayar utang-utang istri melalui pengambilalihan usaha toko bangunan, masalah lain datang. Selama 7 bulan tidak saya sentuh, istri ternyata bermain api dengan pria lain.

Pria ini ternyata teman istri saya semasa SMA. Awal perkenalan mereka dimulai dari chatting basa basi Tanya kabar melalui grup WhatsApp alumni. Ini menyakitkan sekali. Dia seringkali keluar dengan ijin mengantarkan anak sekolah kemudian olahraga mencari udara segar, lalu bertemu dengan teman-teman untuk mencari ide usaha online guna membantu saya membayar utang yang tersisa.

Ternyata itu semua hanya alasan semu. Hanya agar dia bisa bertemu dengan teman SMA nya yang juga sama-sama telah berkeluarga dan memiliki anak. Kecurigaan saya ini makin kuat dimana dia makin tidak peduli mengurus anak dan saya.

Terlalu sibuk dengan handphonenya dengan alasan terus menganalisis ide usaha online. Beberapa kali saya mendapatinya telepon dan video call dengan raut muka seperti orang tersipu malu. Sempat pada suatu malam, saya melihatnya sedang berada di kamar mandi sedang video call dengan seseorang, akhirnya saya dobrak pintu kamar mandi dan mengambil handphonenya seketika.

Mereka sedang asyik bercumbu melalui video call dan disitu saya melihat istri telah mengirim foto-foto telanjangnya pada teman SMA nya itu. Ini benar-benar telah keterlaluan.

Saya menangis, saya marah dan benar-benar kecewa dengan seseorang yang saya kasihi karena telah memberi saya 2 anak yang begitu patuh pada saya.

Saat itu juga saya berikan talak 3 pada istri. Tanpa pikir panjang, saya ajak anak-anak untuk mengemasi barang-barangnya dan kami memulai hidup baru di luar pulau Jawa.

Saya bekerja apapun yang bisa saya kerjakan, sembari terus berusaha melunasi utang istri. Ini sudah hampir 3 tahun semenjak perceraian kami. Anak-anak terus merindukan ibunya. Saya pun sama. Tapi, terlalu sakit hati saya untuk memulainya kembali dengan istri.

Samar-samar saya mendengar kabar terbarunya. Sepertinya, dia pun sedang kesulitan ekonomi. Dia tidak bisa menjual toko bangunan dan rumah kami tanpa persetujuan saya. Dan, dia pun telah ditelantarkan oleh teman SMA nya itu.

Mbak Meida, saya tidak menginginkan apapun saat ini selain ketenangan hati. Saya ingin melupakan istri saya dan bahagia dengan anak-anak. Bahkan berpikir untuk memulai hubungan baru pun, saya sudah tidak nafsu lagi.

Apa yang bisa saya lakukan untuk melupakan mantan istri yang telah menyakiti saya mbak? Saya tidak kuat jika terus membawa beban sakit hati ini.

Jawaban Mbak Meida

Ini adalah salah satu curhatan klien pria saya melalui DM Instagram. Bagi Anda yang ingin berkonsultasi dan mendapatkan sarana spiritual seperti ini bisa melalui DM Instagram di @MbakMeida atau melalui WhatsApp di 08111264401.

Bapak, saya sangat prihatin dengan kisah Anda. Kita tidak akan pernah tahu kemana kehidupan akan membawa kita. Itulah kenapa, ketika kita berada di tengah awan jangan terlalu berbahagia. Bisa saja dalam hitungan detik, kita terpeleset dan jatuh.

Sama halnya ketika kita sedang berada di bawah, jangan terlalu bersedih. Seperti pesawat yang siap lepas landas, dia membumi untuk terbang tinggi. Jadi, tidak ada yang pasti di dunia ini. Bahagia sementara, sedih juga sementara.

Dan, untuk membuat hidup bapak tenang kuncinya adalah memaafkan mantan istri. Bapak sulit hidup tenang karena bapak masih dendam. Saya tahu, memaafkan orang yang telah mendzalimi kita memang sulit.

Tapi, akan lebih sulit lagi kehidupan kita, kalua kita tidak memaafkan dia. Memaafkan di sini sebenarnya untuk kebaikan diri kita sendiri. Bukan untuk orang tersebut. Kalua kita tidak memaafkan orang yang telah menyakiti kita, tiap kali mengingat perlakuan buruknya pada kita, nafas kita akan ngos-ngosan, sesak. Sulit tidur, sulit konsentrasi.

Waktu kita tersita untuk memikirkan kelakuan buruknya, benar tidak? Siapa yang rugi di sini? Kita sendiri. Jadi, maafkan mantan istri lebih dulu. Baru nanti bapak akan bisa lebih tenang. Dan, tidak perlu tergesa-gesa. Memaafkan memang butuh waktu.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp