Rendah diri adalah sikap minder atau tidak percaya diri pada kemampuan maupun penampilan yang dimiliki. Orang yang rendah diri cenderung berpikir orang lain selalu lebih “wah”, lebih pintar, lebih baik daripada dirinya.
Apakah ini sifat yang baik?
Tentu saja tidak. Karena rendah diri selalu dikonotasikan sebagai sifat negatif. Yang tidak mampu membawa kita pada kemajuan atau keberhasilan.
Jika sifat ini terus dibiarkan bercokol dalam diri wanita yang telah berumah tangga, maka efeknya sangat kejam. Bahkan mampu membuat suaminya meninggalkannya demi wanita lain.
“Kok bisa seperti itu Mbak Meida?”
Ya, tentu saja bisa ibu. Silakan simak sampai akhir, karena di akhir penjelasan ini nanti saya akan berikan solusi pada ibu-ibu yang merasa rendah diri.
Sebelumnya silakan catat dulu nomor konsultasi saya di 08586 7777 797 atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.
>> Saya Siap Ikhtiar Ikuti Bimbingan Mbak Meida <<
Konsultasi di tempat saya bukan sekedar saya dengarkan seperti ibu yang biasanya curhat pada teman atau keluarganya. Saya menggunakan metode ilmiah yang saya gabungkan dengan ilmu spiritual.
Jadi inshallah setelah ibu mantap berkonsultasi, saya akan berikan bimbingan lahir batin sesuai kondisi rumah tangga ibu.
Apa yang perlu ibu lakukan, bagaimana menghadapi suami yang bersikap A, B, C dan D, keputusan apa yang harus ibu ambil dsb akan saya bantu arahkan.
Dan, tidak perlu khawatir karena data pribadi serta masalah klien menjadi rahasia saya. Jika ada kisah klien yang saya bagikan itu merupakan persetujuan klien bahwa kisahnya boleh dijadikan bahan pembelajaran bagi ibu-ibu semuanya.
Jangan ragu menghubungi saya, saya tunggu ya pesan dari ibu.
Selain merasa minder dan tidak percaya diri, orang yang rendah diri juga anti sosial. Malas bersosialisasi, tidak mau bergaul karena menganggap orang lain melihatnya rendah.
Istri yang menutup komunikasi dan sosialisasi secara ekstrim seperti ini berbahaya.
Karena hidupnya akan berkutat pada masalah rumah tangganya saja, tidak bisa belajar dari pengalaman orang lain, tidak mampu memiliki cara pandang yang luas sehingga dia akan kesulitan membuat keputusan. Bahkan cenderung bergantung pada suami.
Nah, jika ada masalah dengan suami, maka dia hanya akan diam, tak berani ambil keputusan dan terus bertahan meskipun tersakiti.
Rendah diri juga memunculkan sikap pesimis. Contoh kasus klien saya. Beliau ini tidak dinafkahi suaminya, sehingga solusi yang saya berikan adalah beliau harus berani keluar dari zona nyaman dan belajar berkarya.
“Saya gak bisa Mbak. Saya gak punya kemampuan apapun.”
Seperti itu tanggapan klien saya. Belum mencoba tapi sudah pesimis duluan. Padahal di luar sana ada banyak kesempatan jika kita mau membuka hati dan pikiran.
Kalau sudah pesimis seperti ini, suami beliau akan makin bersikap seenaknya sendiri.
Dampak yang lebih mengerikan dari seorang yang rendah diri, yakni mudah depresi. Pandangan negatif terhadap diri sendiri, sikap anti sosial dan pesimisnya ini akan merenggut kesehatan mentalnya.
Dia akan mudah merasa stres, tertekan dan akhirnya depresi.
Coba ibu bayangkan, suami mana yang mau punya istri yang selalu bergantung, mau diajak maju tapi selalu menghalang-halangi karena pesimis bahkan mudah stres karena masalah sepele?
Tentu ini membuat suami merasa tidak mendapat dukungan dari istri bahkan suami lama kelamaan akan merasa tidak nyaman sehingga mencari dukungan emsional dari wanita lain.
“Lalu solusinya bagaimana Mbak, untuk wanita yang rendah diri agar berani bersikap optimis?”
Coba ibu tulis 10 kebaikan dan kelebihan yang ibu miliki. Misalnya, “saya itu kalau nyetrika selalu licin dan rapi Mbak.” Itu boleh ditulis.
“Saya itu kalau bangun tidur pagi banget Mbak, saya rajin, disiplin dan semua pekerjaan selesai tepat waktu.”
Itu juga boleh ditulis. Ingat! Minimal harus dibuat daftar hingga 10 poin. Setelah itu, tiap bangun tidur dibaca 10 daftar kebaikan diri ibu itu.
Diingat-ingat terus kebaikan dan kelebihan dirinya, inshallah ini akan membantu meningkatkan sikap optimis dan kepercayaan ibu. Sehingga perasaan rendah diri bisa luntur secara pelan-pelan.