Kesepian adalah kondisi mental yang tak banyak diakui klien saya. Mereka jujur dengan kesalahannya dalam berumah tangga. Tapi satu hal yang jarang klien akui adalah rasa sepi.
Karena bagi klien saya sepi itu terlihat mengenaskan. Sudah menikah, sudah ada suami, sudah ada anak-anak, sudah ada rumah, kendaraan atau istilahnya materi tercukupi, tapi kok tetap merasa kesepian.
Hmm.. kebanyakan ibu-ibu disini pasti cenderung berpikir, “itu karena kurang bersyukur Mbak Meida!”
Saya rasa pernyataan ‘kurang bersyukur’ ini tidak tepat ya. Saat kita mengalami masalah rumah tangga, seperti suami selingkuh, tidak menafkahi, bersikap keras, sering melakukan kekerasan verbal maupun fisik, saya yakin para istri sudah berikhtiar.
Sudah bersyukur, sudah berusaha sebaik mungkin untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Jadi, jika saran kita bagi mereka yang kesepian adalah “bersyukur”, maka itu tidak tepat.
Sampai sini setuju, ya?
Sebelum saya lanjutkan, silakan boleh banget dicatat nomor konsultasi saya di 08111 264401 atau bisa klik chat WhatsApp otomatis di bawah ini.
>> Saya Siap Berikhtiar Mengikuti Bimbingan Mbak Meida<<
Melalui nomor ini atau boleh melalui DM instagram, inbox facebook juga bisa. Ibu bisa berkonsultasi, menjelaskan masalahnya seperti apa, kemudian akan saya bantu berikan solusi sesuai kondisi rumah tangga.
Jangan dipikir konsultasi disini hanya curhat-curhat saja ya, tentu tidak! Saya akan berikan solusi dan treatment yang terarah atau terstruktur. Sehingga ikhtiar yang ibu lakukan bisa berdampak baik bagi diri ibu sendiri maupun keharmonisan rumah tangganya.
Oke, kita lanjutkan!
“Lalu, kalau bukan bersyukur solusi mengatasi kesepian setelah menikah apa Mbak Meida?”
Sebelum saya sampaikan pada ibu-ibu disini, saya mau jelaskan dulu tanda-tanda wanita alami kesepian meski sudah menikah.
Pertama, Merasa Terasing
Ibu merasa ada jarak yang lebar antara ibu dan suami secara emosional. Tidak ada kenyamanan saat berdua. Padahal kan biasanya kalau orang jatuh cinta itu selalu ingin mendekat, selalu ingin bersama.
Kali ini tidak. Ibu dan suami justru merasa tidak nyaman untuk berdekatan.
Kedua, Tak Saling Bicara
Ibu dan suami merasa tidak tertarik dengan topik pembicaraan satu sama lain. Jadi, apa yang kalian bicarakan selama ini terbatas pada kebutuhan saja.
Kalau butuh, baru bicara. Kalau gak butuh, ya bersikap dingin.
Ketiga, Tak Ada Keintiman
“Saya masih berhubungan intim sama suami kok Mbak Meida, tapi kenapa saya tetap merasa sepi ya?”
Keintiman itu tidak selalu berhubungan intim (suami istri) ya ibu. Keintiman disini bentuknya beragam.
Intim secara finansial misalnya, artinya kalian saling terbuka dan mendukung satu sama lain soal keuangan. Intim beribadah, artinya memiliki prinsip yang sama soal keyakinan. Memiliki cara pandang yang sama mengenai Tuhan dsb.
Intim secara fisik, misalnya ibu dan suami nyaman untuk bergandengan tangan sewaktu jalan bareng. Nyaman ntuk glendotan sewaktu nonton film misalnya dsb.
Nah semua bentuk keintiman itu tidak ada. Meskipun bisa saja kalian tetap berhubungan suami istri, karena itu kan kebutuhan atas dorongan nafsu dari dalam ya.
Keempat, Menghindari Pasangan
Ini hampir mirip dengan poin pertama.
Yakni tidak nyaman untuk berduaan atau lebih tepatnya menghindari. Sengaja menghindari istri tiap kali ada istri. Contohnya, tidak mau makan bersama. Tidak mau tidur sekamar, atau masih tidur seranjang tapi saling membelakangi dsb.
Nah, dari keempat tanda istri kesepian ini, apakah ibu merasa “oh ini saya Mbak Meida!” Ayo siapa disini yang merasa kesepian meski telah menikah?
Tidak perlu takut untuk mengakui ya. Justru dengan mengakui, ibu jadi paham apa yang dibutuhkan oleh mentalnya.
Dan, sekarang waktunya saya untuk membagikan solusi ANTI SEPI untuk ibu-ibu tercinta yang sedang mengikuti live streaming saya saat ini.
Pertama, Batasi Penggunaan Media Sosial
“Lhoh apa hubungan antara kesepian dan media sosial Mbak Meida?”
Karena seringkali kita melihat nikmat rumah tangga orang lain lalu membandingkannya dengan kesengsaraan rumah tangga yang kita alami.
Ini kan perbandingan yang tidak apple to apple ya, tidak sebanding dan memang tidak seharusnya dibandingkan.
Contoh, kita hobi banget lihat postingan selebgram atau para artis yang liburan di luar negeri, yang kelihatannya harmonis dan kompak banget.
Sedangkan ibu dan keluarganya, “jangankan liburan Mbak Meida, makan di luar rumah saja jarang. Sulit banget suami diajak kumpul-kumpul seperti itu.”
Mungkin saja, suami ibu disini malas untuk diajak keluar rumah dan ini merupakan satu kekurangan yang terus ibu keluhkan. Tapi di balik itu, suami sering membawakan makanan dari luar rumah untuk keluarga.
Karena baginya, lebih nyaman untuk makan di rumah bisa sambil ngobrol dan bercandaan bebas.
Yang namanya nikmat, itu harus dibandingkan dengan nikmat. Kalau keluhan dibandingkan dengan nikmat, ya tidak adil dong ibu.
Nanti akan muncul yang namanya kecemburuan sosial. Membuat ibu merasa hidupnya, rumah tangganya, kok paling sengsara. Paling menyedihkan, tidak seperti yang lain.
Nah, saran saya untuk mengatasi kesepian ya batasi penggunaan media sosial.
“Tapi tidak bisa Mbak Meida! Justru media sosial lah teman saya, yang mengisi waktu luang saya karena suami cuek!”
Nah, untuk yang ini masuk ke solusi yang kedua yakni
Kedua, Perbaiki Gaya Hidup
Terkadang yang membuat kita kesepian, bukanlah pernikahan itu sendiri. Bukan suami yang tidak memperhatikan kita, bukan anak-anak yang tidak menemani kita.
Melainkan, gaya hidup kita yang memang monoton. Ibu tidak mencoba mengembangkan hidupnya agar lebih baik lagi dan lagi. Karena ibu merasa sudah nyaman dengan keadaannya saat ini.
Nah, terus menerus berada di titik kenyamanan ini akan membuat hidup ibu terasa sepi dan hampa. Maka, cobalah untuk keluar dari zona nyaman.
Misalnya, ikut kelas yoga, zumba, bergabung dengan kegiatan sosial ibu-ibu PKK, ikut arisan, mengembangkan diri melalui usaha online, mengikuti kursus menjahit, public speaking dsb.
Memang ini tidak mudah!
Keluar dari zona nyaman memang tidak mudah. Karena otak kita itu cenderung memilih kegiatan-kegiatan yang mudah, ringan dan tidak melelahkan.
Jadi, kalau ada seorang istri yang berani keluar dari zona nyaman untuk meningkatkan kemampuannya, maka itu adalah istri yang luar biasa.
Jadi, saran saya hari ini ada 2 yakni mengurangi atau membatasi main media sosial khususnya melihat kehidupan hedon para influencer dan memperbaiki gaya hidup.
Semoga bermanfaat apa yang saya sampaikan khususnya membantu mengembalikan keharmonisan rumah tangga ibu.