Istri Pura-pura Orgasme | Tips Harmonis Ramadhan #THR

Tidak ada seorang istri yang menginginkan suaminya kecewa di atas ranjang. Semua wanita, saya percaya ingin memberikan yang terbaik bagi suaminya.

Bukan hanya karena takut jika suaminya cari kepuasan lain, tapi juga karena tulus menyayangi suaminya jadi ingin menjadi pelayan dan pelacur yang terbaik.

Istri tak ingin mengecewakan suaminya karena kebutuhan ranjang yang mengalami kebuntuan bisa menimbulkan rasa gelisah, jengkel bahkan emosi jadi sulit terkontrol.

Tidak jarang, ada suami yang mencela dan menyalahkan istri. Karena sang suami merasa sudah memberikan rangsangan optimal, sudah mampu tahan lama dsb. Tapi, istri masih belum terpuaskan.

Disini, istri juga merasa tertekan. Karena suami jadi kecewa saat berhubungan dengannya.

Nah, untuk mengantisipasi agar suami tidak kecewa serta makin memperburuk keadaan, istri biasanya berpura-pura menikmati hubungan seks yang tengah dilakukan sehingga sang suami tetap merasa perkasa dan bahagia.

Istri memalsukan orgasmenya atau biasa disebut dengan fake orgasm.

Melalui actingnya ini, istri ingin kehangatan setelah bercinta berlangsung lebih lama antara dia dan suaminya.

Ketika wanita tidak mampu mencapai klimaks, terkadang yang paling banyak disalahkan adalah wnaita. Karena tidak mampu aktif memberikan rangsangan. Hanya diam dan menanti.

Suami sudah berjuang, tapi masih saja istri tidak merasa puas. Padahal, terkadang memang suami yang tidak optimal dalam melakukan foreplay dan memberikan kenyamanan dalam keseharian.

Daripada membuat suami kecewa dan disalahkan oleh suami, akhirnya istri mencari akal, salah satunya memanipulasi orgasmenya di atas ranjang.

Mereka kadang pura-pura menjerit, mendesah, menampilkan ekspresi menikmati seakan-akan mereka benar-benar menikmati itu dan mampu sampai ke puncak.

Dari kepura-puraan itu, akhirnya mendorong penetrasi suami semakin menggairahkan. Tujuan para istri melakukan ini murni untuk membahagiakan suaminya walaupun dalam hubungan intim tersebut dia merasa hambar.

Para istri terkadang juga menyalahkan dirinya sendiri karena butuh waktu lama untuk mencapai klimaks, sulit terangsang atau bingung dengan kondisi tubuhnya yang tiba-tiba tidak mampu memberikan respon atas rangsangan yang diberikan suami.

Selain itu, kadang juga disebabkan karena foreplay yang kurang optimal sehingga volume cairan atau lubrikasi tidak terlalu banyak.

Dan, menurut saya fake orgasm yang dilakukan istri ini adalah pengorbanan luar biasa terhadap suami. Dengan menampilkan dirinya mencapai klimaks, secara tidak langsung dia membuat suami bangga, bahagia, merasa tidak bersalah.

Karena seorang pria benar-benar akan merasa plong ketika dia juga mampu mengantarkan syahwat istrinya mencapai puncak.

Intinya, dengan memalsukan orgasme, wanita merasa sudah membuat suaminya lebih baik. Coba bayangkan jika para istri berani jujur dan berkata frontal di depan suaminya.

Kamu terlalu egois! Aku sama sekali tidak menikmatinya. Aku tidak merasakan apa yang engkau rasakan. Kau selalu tergesa-gesa dan aku tidak merasakan kenikmatan sedikitpun.

Sebagai suami, Anda sakit hati bukan?

Jadi, untuk suami bijaksana di luar sana, wanita tidak menuntut lebih atas pengorbanan yang telah dia lakukan untuk Anda.

Cukup berikan perhatian, kepedulian, kasih sayang, belaian, pujian dan kesetiaan dalam keseharian. Itu bayaran yang diminta oleh istri Anda.

Wanita lebih memilih kebahagiaan yang langgeng dengan suami secara emosional daripada kenikmatan sesaat dari hubungan seksual. Ya, begitulah wanita.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp