3 Langkah Cantik Ini Bisa dengan Mudah Bakar Gairah Suami

“Serumah, seranjang tapi saya dan suami sudah tak berhubungan selama 7 bulan! Apakah ini wajar Mbak Meida?”

Nah, ini adalah pertanyaan salah seorang follower saya di instagram. Menurut saya ini penting untuk saya bahas secara lengkap dan terbuka disini sehingga ibu-ibu yang lain juga bisa mendapatkan wawasan yang tepat.

Jadi, tiap rumah tangga memiliki kebutuhan “berhubungan” masing-masing. Ada suami yang alami impoten tapi istri tetap menerima keadaan suami.

Mereka masih intim dan hangat dengan cara nonton bioskop bareng, jalan-jalan bersama anak, honeymoon entah yang keberapa kali tanpa harus penetrasi dan merasa ribet dengan patokan harus hubungan intim berapa kali.

Ada yang istrinya hamil dan ini membuat sang suami bergairah. Ada yang istrinya hamil dan membuat istri alami rasa sakit tiap kali penetrasi, lalu akhirnya suami tak tega melanjutkan.

Ada pasutri yang berhubungan hampir setiap hari, 3X seminggu. Tapi, ada juga yang nyaman melakukannya 2X dalam sebulan. Atau setahun bisa DIHITUNG PAKAI JARI.

Dan, rumah tangga mereka baik-baik saja. Tak ada masalah, apalagi orang ketiga.

Namun, jika salah satu atau pasangan merasa terganggu karena kurangnya aktivitas seksual, maka suami istri perlu BICARA secara terbuka.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya frekuensi berhubungan seperti masalah kesehatan, kondisi emosional, tekanan dan stres yang disebabkan pekerjaan hingga kehadiran orang ketiga.

Jika pasutri kesulitan menyelesaikan masalah ranjang mereka, maka bisa mempertimbangkan untuk mencari bantuan konselor terkait cara meningkatkan keintiman ini.

Nah, pertanyaan saya untuk ibu-ibu yang nonton video ini adalah

1. Apakah tidak berhubungan intim sama sekali, selama ini adalah keputusan Anda dan suami?
2. Apakah Anda dan suami bahagia menjalani hal tersebut?

Jika jawabannya IYA, lanjutkan hidup kalian tanpa harus membanding-bandingkan dengan kebiasaan hubungan intim pasangan lain. Karena sejatinya, tak ada STANDAR frekuensi berapa kali pasutri harus berhubungan.

Tapi, seperti yang sudah saya sebutkan tadi bahwa kita sebagai istri merasa ini tidak wajar. Tidak disentuh suami dalam jangka waktu tertentu adalah hal hina buat saya. Saya merasa curiga jika suami ada kelainan atau simpanan.

Nah, untuk atasi hal ini ibu bisa coba 3 langkah cantik ini membantu membakar gairah suami.

Hal pertama memperbaiki ikatan emosional ibu dan suami.

Saya meyakini bahwa mudahnya syahwat kita bangkit saat dekat dengan pasangan itu berkaitan erat dengan keseharian kita bersama pasangan.

Misalnya, ibu dan suami saling terbuka satu sama lain. Sering curhat, saling menghormati dan menjaga. Maka, ikatan emosional ini menyumbang energi yang besar dalam mendorong syahwat satu sama lain.

Nah, sekarang coba ibu dan suami berkaca! Bagaimana keseharian kalian berdua? Apakah nyaman berdekatan satu sama lain, saling terbuka dan makin hari makin jatuh cinta ke pasangan?

Atau lebih banyak rasa jengkelnya ke suami karena sikapnya yang menyakitkan hati ibu? Apakah suami sering berbohong pada ibu sehingga ini membuat ibu uring-uringan ke suami?

Apakah tiap kali curhat, ibu sering tak didengarkan suami? Apakah ibu sering meremehkan dan kehilangan respect?

Hal-hal seperti ini bisa menurunkan kadar cinta yang ikut mempengaruhi menurunnya kadar syahwat kalian berdua.

Maka, langkah cantik pertama yang wajib dilakukan adalah memperbaiki ikatan emosional satu sama lain. Tumbuhkan kembali perhatian, kepedulian, rasa sayang dan rasa hormat.

Hal kedua ciptakan variasi suasana.

“Suami sepertinya bosan sama saya Mbak! Dia pernah bilang makan pecel lele tiap hari tentu bikin jenuh.”

Ini adalah pemikiran yang tidak tepat ya buk, karena ketika seseorang telah berkomitmen dalam pernikahan maka dia harus sadar bahwa perjalanannya bukan lagi tentang rasa.

Kalau bicara tentang rasa, maka pasti (nggak pakai inshallah lagi) akan alami KEBOSANAN. Setelah menikah, kita harus berkomitmen pada kesetiaan dan melayani penuh pasangan kita secara tulus.

Dan, sebenarnya buk kita tidak bosan dengan orangnya. Kita bosan dengan suasananya. Karena pasca menikah, banyak pasangan yang sibuk meraih pencapaian tertentu.

Mereka sibuk mengurus anak, mencapai target kerja, memenuhi kebutuhan keluarga dsb. Kesibukan monoton ini membuat kita bosan dengan hidup kita.

Jadi, rutinitas yang membuat kita jenuh buk! Bukan sosok yang ada di samping kita yang membosankan. Maka, ibu bisa ikhtiar dengan cara membuat variasi suasana.

Apapun itu, lakukan aktivitas yang berbeda dari biasanya dengan suami. Tidak perlu ribet buk! Saya contohkan satu hal yang sederhana, yakni mengubah jadwal aktivitas tertentu.

Misalnya, ibu dan keluarga terbiasa sarapan tepat pukul 6 pagi, sekarang coba mundur sedikit sarapannya jadi pukul 7 pagi. Ini sudah mengubah kebiasaan, suasana jadi berbeda, energi sarapannya pun akan berbeda.

Hal ketiga kembali menata penampilan.

Kita tidak boleh munafik buk! Bahwa kemolekan tubuh sangat mempengaruhi syahwat suami. Mereka ini mahkluk visual, sehingga memang butuh dipuaskan secara mata.

Jika usia sudah mulai lanjut, kerutan mulai muncul dan kulit mulai mengendur, cobalah olahraga. Minimal untuk menjaga kesegaran tubuh ibu.

Inshallah kepercayaan diri ibu akan kembali dan ini sangat penting karena inilah energi yang bisa mendorong ibu lebih berani mendekati suami.

Loading

WhatsApp Konsultasi Via WhatsApp